"Abang, Naqi bareng abang ya?"
"Gak."
"Is, kan kemaren Abang gk bareng sama Naqi."
"Hm."
"Bang."
"Gak."
"Bilangin bunda nih."
"Hm."
"Abanggggg."
"Hm."
"Abang Kenziooo!"
"Apasih Naqila?"
Senyum gadis yang bernama Naqila itu mengembang menatap Zio-Orang yang sudah ia anggap kakak nya itu dengan mata lucu nya. Wajah Zio sudah kesal menatap Naqila dengan sinis.
"Abang kan gak nganterin Naqi kemaren ke sekolah." Ucap nya dengan memanyunkan bibir nya.
Zio mendelik menatap datar Naqi, "Gue kemaren harus nganterin, Abel pacar gue Naqi." Ucap Zio menekan kata pacar di kalimat nya itu.
Naqi meneguk air ludah nya dengan kasar saat mendengar nada dingin dari Zio, sungguh ia rindu Zio. Padahal baru satu hari ia tidak berangkat sekolah bareng Zio tapi membuat nya rindu dengan memeluk pinggang Zio di atas motor.
Setiap pagi Naqi dan Zio selalu berangkat bersama ke sekolah. Rumah mereka bahkan depan-depan an. Tapi, baru kemarin, Zio tidak berangkat bersama nya karena harus menjemput, abel. Pacar nya yang berbeda sekolah dengan Zio dan juga Naqi tentu nya. Hal itu membuat Naqi kesal.
"Iya udah, sekarang Abang gak jemput Kak Abel kan?"
"Jemput."
Singkat, padat, jelas.
Membuat bahu Naqi merosot menatap Zio dengan melas.
"Yaudah deh, Naqi berangkat sama Vigra aja."
Seketika mata tajam Zio menatap Naqi nyalang.
"Gak! Apa-apaan lo?!" Kesal nya menatap Naqi sinis.
Naqi menahan senyum nya, Abang nya ini tak mungkin membiarkan diri nya untuk berdekatan atau berpacaran dengan cowok mana pun.
"Ya apa?" Tanya Naqi pura-pura tak tahu.
Zio mengacak rambut nya kesal, "Fine! Lo bareng sama gue."
Naqi memekik senang, lalu mengangguk dan beranjak meninggalkan Zio yang sudah mendengus kesal menatap kepergian bocah itu.
"Sial, Dasar bocil ganggu." Gerutu Zio.
Setelah rapih menata rambut nya, Zio mengambil tas nya lalu menyampirkan ke pundak.
Kaki nya turun menapaki tangga hingga dirinya sampai di lantai bawah. Hal yang pertama kali ia lihat adalah Naqi yang sedang memakan roti selai kacang nya di meja makan beserta, Ayah-Azka dan bunda nya- Renata.
"Waw, jadi nilai Fisika Naqi yang paling besar di kelas? " Tanya Azka dengan senyum hangat nya.
Naqi mengangguk antusiasi.
"Abah tau gak, Naqi belajar semaleman tau! Karena Papa Naqi nge janjiin buat beliin Naqi ponsel baru kalo nilai Naqi gede."
Azka terkekeh saat Naqi yang memanggil nya dengan sebutan Abah.
"Bagus kalau gitu." Ucap Azka sembari memakam Roti nya.
Pandangan Azka melihat Zio yang sedang menghampiri meja makan kemudian duduk di samping bunda nya sendiri dan mencium pipi bunda nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenzio
Teen Fiction"Jangan deket sama cowok mana pun kecuali gue." "Dih emang situ siapa saya." "Naqi!" Naqi hanya membuang muka, "Dari dulu abang selalu gak suka kalau Naqi selalu ngikutin abang, kenapa sekarang jadi kek gini?" "Gue gak suka aja." "Gak suka apa?" "Lo...