Jeff P.O.V
"Jack Addison. Silahkan duduk," sambut wanita iu. Apa dia tidak kenal aku? aku ini Jeff, dan aku bukanlah Jack. Jadi aku tidak duduk sebelum ia benar-benar memanggil namaku.
"Hey, kenapa kau tidak duduk, Jack?" tanya wanita itu kepadaku. Aku hanya membuang muka saja. Sebab namaku bukanlah Jack.
Tapi sepertinya wanita ini benar-benar tidak tahu namaku. Ya sudahlah, aku beritahu saja. Akhirnya akupun mulai membuka mulut,"Namaku bukanlah Jack. Aku ini Jeff."
"Jeff? Tapi tadi ibumu bilang kalau namamu adalah Jack," ucap wanita itu, bingung.
"Pasti kau salah dengar. Sekali lagi aku beritahu, namaku adalah Jeff," jelasku sekali lagi.
"Jeff Addison?" tanyanya. Sepertinya ia masih sangat kebingungan.
"Oh, bukan, bukan. Jeff Dammer," jawabku.
"Jeff Dammer? Sebenarnya kau ini siapa? Bukankah namamu Jack Addison?" Aku sudah mulai bosan dengannya. Sebaiknya aku pergi saja, daripada aku harus terus berlama-lama berdebat dengannya. Sungguh membuatku bosan.
"Hey, Jeff. Kau mau kemana? Kembalilah duduk. Iya, iya. Aku tahu namamu Jeff. Tadi aku salah menyebut nama pasien sepertinya," ucapnya yang menyuruhku untuk duduk kembali. Akhirnya akupun duduk setelah ia memanggilku dengan nama Jeff.
"Aku ingin bertanya kepadamu, apa benar kau pernah melukai orang?" tanya wanita itu. Ini dia yang ku tunggu-tunggu. Akhirnya ia bertanya seperti itu juga.
"Ya. Adik sepupuku dan temanku," jawabku dingin.
"Memang kau memiliki alasan apa, sampai kau tega menyakitinya?" tanyanya.
"Aku tidak memiliki alasan apapun. Aku menyakitinya supaya aku mendapatkan kesenangan belaka. Hahahahaha! Apakah kau mau menjadi korbanku yang selanjutnya?" tanyaku disertai dengan seringaian yang tajam. Hahahaha. Tampaknya sekarang ia ketakutan.
"Bicara apa kau ini?! Kau jangan seenaknya berbicara denganku! Aku bisa mengatasimu. Kau ini membuat orang lain kesusahan saja. Seenaknya saja kau menggunakan tubuh orang lain!" ucapnya, membentakku.
"Tubuh orang lain? Bicara apa kau ini? Ini adalah tubuhku! Sejak kecil aku sudah berada didalam tubuh ini. Seenaknya saja kau mengatakan kalau ini bukanlah tubuhku," kataku tak mau kalah.
"Memang sejak umur berapa kau sudah berada di tubuhmu itu?" tanya wanita itu. Sepertinya amarahnya telah mereda. Tetapi masih menggunakan nada yang ketus.
"Entahlah. Aku lupa. Tapi seingatku aku mulai hidup pada saat usia 4 tahun," jawabku tenang.
"Apa yang terjadi pada orangtuamu, sehingga kau bisa hidup seperti ini?" sepertinya ia takkan berhenti menanyai tentang kehidupanku. Aku mulai bosan.
"Pada saat itu kedua orangtuaku bertengkar hebat, lalu aku didiamkan begitu saja tanpa dipedulikan sama sekali," jelasku. Ku harap ia tidak bertanya-tanya lagi tentang kehidupanku.
"Oh, seperti itu rupanya. Aku mengerti. Baiklah, aku akan bereskan semua ini. Tapi hanya untuk sementara," jelas wanita itu yang sukses membuatku kebingungan.
"Apa maksudmu?" tanyaku kebingungan layaknya bocah idiot.
aku melihat ia mengeluarkan sesuatu dari kolong mejanya. Sebuah buku yang besar dan sangat tebal, layaknya sebuah kamus lengkap. Dan tanpa ku sadari ia berujar seperti ini,"Enyahlah kau dari tubuhnya!"
DUGG!!! DUGG!!! DUGG!!!
Ah, kepalaku sangat sakit. Membuat aku menjadi pusing. Pandanganku menjadi kabur. Sebenarnya, kenapa ia memukulku dengan buku itu? Sialan! Akan ku balas perbuatannya itu! Awas saja kau! Akan aku bunuh! Ah! Tapi tidak mungkin kalau aku membalasnya sekarang. Kepalaku sangat pusing setelah dipukul tiga kali menggunakan buku yang setebal itu. Perlahan aku sudah tidak mendengar apapun, dan semuanya menjadi... Gelap.
_TBC_
a/n : maaf ya klo banyak typo dan ceritanya makin absurd. Makasih yg udh vote cerita ini. Tetep stay di "Who Am I?" yaa.. :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Am I?
Mystery / ThrillerSeorang pelajar setingkat SMP yang terkena penyakit gangguan jiwa, tanpa diketahui oleh dirinya sendiri. Baca juga : 1. I'm Perfect 2. Ke Luar Angkasa 3. Tragedy in December 4. I Will Help You 5. We Will Not Go Down