Kenalan

22 3 0
                                    

Hari ini rencananya Jesslyn dan keluarganya akan pergi berlibur ke pantai. Jesslyn sangat excited untuk jalan-jalan ke pantai. Karena pantai adalah tempat liburan favoritenya.

"Ayo Jess cepet turun, semua udah siap berangkat nih." Triak Leo, abang Jesslyn.

"Iya, bentar lagi. Tunggu bentar!" Bales Jesslyn.

"Lama banget anjir, ngapain aja lo." Tanya Leo.

"Ya sabar sih, kan gw juga butuh dandan biar cantik." Bales Jesslyn marah.

"Yee, dasar cewe! Ribet mulu." Ledek Leo

"Udah ayo berangkat, jangan ribut terus nanti keburu macet." Ucap mama Jesslyn melerai pertengkaran adek kakak tersebut.

Selama perjalanan, Jesslyn hanya mendengarkan lagu lewat earphone nya. Sambil melihat pemandangan dijalan.

2 jam ...

Tak terasa mereka sudah tiba di pantai yang ingin mereka tujui. Jesslyn bersiap-siap membawa tas nya untuk turun dari mobil. Lalu membangunkan Leo yang sedang tidur.

"Bangun anjir, tidur mulu lu." Triak Jesslyn sambil memukul badan Leo.

"Ayo udah sampe ini, lu mau ditinggal di mobil?" Lanjut Jesslyn

"Hah udah nyampe?" Jawab Leo sambil menguap.

"Udah anjir, ayo cepet bangun. Ditinggal mama sama papa lo." Ucap Jesslyn sedikit marah.

"Yaudah lo duluan sana, ntar gue nyusul." Bales Leo.

Akhirnya Jesslyn meninggalkan kakaknya di mobil dan berjalan ke tepi pantai.
Jesslyn menelusuri pantai sambil melihat-lihat pemandangan. Dan mencari papa mama nya berada.

Tiba-tiba Jesslyn terfokuskan oleh 1 cowo yang berada dipantai. Dia sedang melukis. Dengan rasa penasaran Jesslyn mendekati cowok tersebut.
Lalu melihat lukisan pria tersebut, Jesslyn terpukau terhadap lukisan cowo tersebut.

"Ngapain?" Tanya cowok tersebut dingin.

"Ahh engga papa." Jawab Jesslyn malu.

"Lukisan lo bagus, gue suka." Lanjut Jesslyn.

Cowok tersebut noleh menatap Jesslyn, lalu bertanya

"Lukisan gue? Bagus?" Tanya cowok tersebut heran.

"Iya bagus banget, gue baru pertama kali liat. Ada cowo bisa ngelukis sebagus itu." Balas Jesslyn sambil tersenyum.

"Ngelucu lo? Apa mau ngehina gue?" Balas cowok tersebut dengan cuek.

"Engga sumpah, gue beneran muji." Balas Jesslyn cepat.

"Yaudah, makasih." Ucap cowok tersebut.

"Nama lo siapa?" Lanjut cowok tersebut.

"Jesslyn, nama gw jesslyn." Balas Jesslyn dengan semangat.

"Ohh makasih ya Jess." Jawab cowok tersebut dengan senyuman.

"Iya sama sama, btw nama lo siapa?" Tanya Jesslyn.

"Nathaniel." Jawab Nathan dengan singkat.

"Ohh nama yang bagus, gue panggil Niel aja yaa." Ucap Jesslyn sambil tertawa

"Lo udah berapa lama ngelukis kaya gini?" Tanya Jesslyn

"Gue udah ngelukis dari kecil." Jawab Niel

"Gila lo hebat banget." Jawab Jesslyn

"Gue dari dulu pengen belajar ngelukis, tapi kayaknya gue ga berbakat. Jadi ya trima kenyataan aja deh." Ucap Jesslyn.

"Lukisan gue juga ga bagus amat kok, banyak juga yang lebih bagus dari gue." Lanjut Niel

"Tapi dimata gue lukisan lu paling bagus, berkesan gitu." Lanjut Jesslyn

"Iyain aja deh." Jawab Niel

"Dih, dipuji bilang makasih gitu." Ucap Jesslyn sedikit kesal.

"Hm iya makasih." Jawab Niel

Dari jauh Leo yang sedang melihat Jesslyn segera memanggil dia agar cepat kembali.

"Jess, lo ngapain disitu. Cepet kesini dicariin sama mama lo anjir." Triak Leo dari kejauhan.

"Ehh iya bang, tunggu bentar." Balas Jesslyn sambil teriak.

"Ehh gw pergi dulu ya, nice to meet you Niel." Ucap Jesslyn sambil tersenyum.

"Tunggu." Ucap Niel

"Apa?" Bales Jesslyn.

"Nice to meet you to." Ucap Niel

Jesslyn hanya tersenyum lalu segera lari menghampiri abangnya.

"Lu ngapain anjir disana." Ucap Leo

"Disuruh nyamperin mama malah keluyuran ga jelas. Untung kaga ilang lu." Lanjut Leo.

"Ah bacot, udah buru samperin mama." Bales Jesslyn.



Hai guys jadi ini cerita kedua aku, maaf ya kalo aku jarang update. Lagi males sama banyak tugas yang numpuk.
Semoga kalian suka ya sama cerita ku
Anyway jangan lupa vote sama komen ya makasi

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 18, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sang Pelukis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang