prologue

101 7 0
                                    

"Mau, kan Lo jadi pacar gue?"

Ia menunduk, memang tidak ada yang menyaksikan. Tapi siapa yang gak malu, di tembak sama gebetan?

Gelisah, bingung mau jawab apa? Ini pertama kali nya begini. Rasa insecure nya lebih tinggi dibanding cinta nya. Tubuhnya tidak kurus, gendut? Ah, iya itu. Tinggi nya hanya 150 cm tapi BB nya 60 kg. Agak besar.

Sedangkan yang doi badannya wajahnya terlalu indah untuk dirinya. Proporsi badan yang pas, wajah blasteran membuat nya di gilai banyak perempuan di sekolah nya. Ah, lebih tepatnya rebutan.

Syok? Tentu saja. Doi yang lu haluin dari kelas 10, dan gak pernah terdengar sedikit pun bahwa si doi pacaran. And suddenly dia nembak pas kelas 12.

Kenapa dia nembak? Oh astagahhh... Cyra.

Tiba-tiba Geya merasa bahwa ia bakalan jadi cewek pertama yang pacaran sama doi. Tapi memang iya, menurut Geya.

Ia mendongak menatap mata lelaki itu, mata hijau itu indah. Yeah. Ia terhanyut, tanpa sadar ia mengangguk. Ia tak tau apa yang akan menanti nya nanti, ia hanya ingin sedikit bahagia.

"Iya aku mau ."

Ia tersenyum ia hanya ingin sedikit bahagia. Ingat hanya sedikit kebahagiaan tak kan membuat nya tamak bukan?

Sekali lagi ia menatap mata hijau Arsa, tampan. Benar-benar tampan. Boleh kah ia? Mencintai Arsa? Bisakah? Apakah ini bisa membuat nya sedikit bahagia? Bahkan jika ini taruhan atau kebohongan atau apalah itu seperti film after ia tak perduli. Ia ingin bahagia, a little bit.

Boleh kah?

Ingin menolak tapi kesempatan tak akan datang dua kali. Menyia-nyiakan kesempatan adalah hal terbodoh menurut nya. Kapan lagi si gendut nan jelek punya pacar ganteng. Sedikit tidak nya ia akan mengubah sejarah tentang nya. Walaupun ini kebohongan atau sejenisnya ia benar-benar tak ingin peduli. Ia hanya ingin merasakan apa yang selama ini ia inginkan.

Ia tak akan melepas nya, kesempatan harus di genggam meski terluka. Ga akan ada lagi kesempatan kedua. Ia percaya itu. Meski sakit ia akan mencoba tidak peduli. Kapan lagi mendapatkan laki-laki idaman.

Bolehkah?

"Lo suka sama gue? Kalo iya kapan?"
Tanyanya begitu ia tahu jawaban Geya. Penasaran? Tentu saja. Tapi tak heran wajah nya memang kelewat tampan.

"K-kelas sepuluh Arsa, ak-aku suka sama kamu udah lama." Cyra langsung menunduk, tak berani menatap mata Tris. Tris? Yeah lumayan terkejut.

"Ayok pacaran makanya, jangan sok jomblo. Nanti kita malam jum'atan. Biar horor." Geya langsung mendongak, ia meneguk Saliva susah. Terdiam beberapa saat, wajah nya masih sedikit tegang.

"Kk-kan  udah aku iyain, Arsa. Tapi bukannya orang pacaran kalo mau ngapel malem Minggu ngga sih?" Arsa menggeleng kan kepalanya.

"Khusus buat kita malam juma'tan biar kek uji nyali. Ntar gue pasang kamera, biar kalo ga kuat langsung lambaiin tangan aja." Geya menganga. Astagaa..

Geya tersenyum, ia senang sedikit tidak nya ia merasa bahagia.

"Lo pulang nya sendiri, ya. Gue mau ke basecamp, ada urusan." Geya mengangguk, Arsa tersenyum kecil kemudian tangannya mengacak rambut pacar nya gemas.

"Iya Arsa, kamu hati-hati ya. Jangan lupa makan."  tersenyum kecil

"Iya sayang."

Sederhana.

Tapi berbekas.

Indah

Indah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
FAT GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang