1

815 37 4
                                    

"Rain, Rain! Nata, Nata! Buruan! Ih!" teriak Masha sambil menggebrak-gebrak meja Raina.

"Apasih lo nyet." sahut Raina yang sedang memasukan bukunya kedalam tas. Karena bel istirahat sudah berbunyi.

"Gue nggak betah, woy sumpah! Cacing gue dah demo semua." Masha memegangi perutnya yang sudah ingin di isi makanan.

"Dasar, makan mulu pikiran lo." ucap Nata.

"Makan iya, gemuk enggak."

"Kali gue gemuk, semok, bahenol aduh hay lo insecure nggak?" tanya Masha mengangkat dagunya songong.

Nata menonyor kepala Masha "heh, dilihat darisisi mana aja ya, mau lo bahenol, mau semok, masih semokan Selena Gomez!"

"Hahaha...." Raina tertawa karena ucapan Nata "udahlah ayo kekantin aja, keburu penuh." Raina menarik tangan kedua sahabatnya menuju kantin.

Sesampainya dikantin, mereka bertiga duduk dipojokan.

"Siapa yang pesen makanan?"

"Lo aja, Sha. Kan lo yang ngebet pengen makan." ucap Nata

"Loh kok gue mulu, sekali-kali lo dong."

"Sekali-kali apanya."

"Udah deh kalian tuh dari tadi berantem mulu, sini biar gue aja yang pesen. Lo mau apa? Samain aja ya. Oke." ucap Raina lalu berdiri untuk membeli makanan untuk mereka bertiga.

"Nanya sendiri, dijawab sendiri."

"Udahlah jangan banyak bacot, tumbenan loh Raina baik hati." ucap Nata lirih namun bisa didengar oleh Raina.

"GUE DENGER MONYET!!"

Lalu tidak lama lagi Raina datang, lalu mereka menyantap makanan mereka. Saat Raina sedang asik menikmati makananya tiba-tiba Raina merasakan ada yang mencium pipinya.

Raina mendorong wajah Allan "Allan ih!!" ucap Raina dengan mulut yang penuh makanan.

"Cium pacar sendiri kok nggak boleh sih, Ra." ucap Allan karena kesal dengan Raina.

"Enak ya punya pacar ada yang bisa dicium. Lha gue tiap hari cuma nyium bantal sama guling doang." sahut Ardan yang menadapatkan tawaan dari teman-temanya.

"Nat." panggil Rafel membuat Nata yang awalnya hanya diam menoleh kearahnya.

"Hm."

"Lo mau nggak gue cium?"

Plak

Sebuah sendok tepat mengenai jidat Rafel.

"Sumpah Nat, lo tega banget sama gue." Rafel mengelus jidatnya yang terasa ada benjolan.

"Bodo amat, emang gue pikirin." Nata kembali melanjutkan makanya yang tertunda membuat Rafel mendengus kesal. Padahal niatnya hanya bercanda namun malah dianggap serius.

"Dih, ngambekan. Awas cepet tua."

"Mau gue lempar lagi?" Nata menatap tajam Rafel.

"E-eh enggak."

Sedangkan yang lain hanya tertawa melihat Rafel yang seperti suami yang takut istri.

"Lan, minum..." Raina merengek karena merasa kepedasan. Allan mengusap rambut Raina lalu mengambilkan minum untuk Raina.

"Bentar ya sayang."

"Kalian kalo nggak usah uwu didepan kita kenapa sih? Nggak tau ya kalau gue ini jomblo. Miskin belaian lagi, huh." ucap Ardan sambil menatap Raina

RAINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang