2

528 36 5
                                    

Pagi ini keluarga Raffa sedang menikmati sarapan bersama. Nasya menuangkan nasi kepiring Raffa, sedangkan Raina dan Aksa saling berebut siapa yang mengambil lauk duluan. Nasya yang melihatnya hanya bisa menggeleng pasrah, mau dipisahkan juga sangat susah. Akhirnya Nasya memegang kedua tangan anaknya.

"Stop! Kalian tuh udah besar loh, masa ngambil lauk aja harus berebut." ucap Nasya sedikit kesal.

"Harusnya kak Rain tuh yang ngalah, udah gede juga nggak mau ngalah sama adek sendiri." cibir Aksa membuat Raina mendengus kesal lalu memalingkan wajahnya supaya tidak melihat wajah menyebalkan Aksa.

Raina mengembungkan pipinya, bukanya terlihat garang tapi malah membuat wajahnya terlihat imut. Raffa mencubit pipi Raina, padahal belum lama Raina ingusan, tapi sekarang sudah menjadi gadis dewasa meskipun sifatnya masih manja.

"Raina...." panggil Raffa halus membuat Raina menoleh

"Iya, pa."

"Kamu berangkat sama Al-" belum sempat menyelesaikan ucapanya, suara klakson mobil terdengar. Mereka sudah hafal jika itu adalah Allan, yang kebiasaan bertamu tidak mengenal waktu. Padahal masih pagi sudah menjemput Raina, namun Raffa tidak merasa keberatan karena Raffa yakin jika Allan adalah lelaki yang baik. Dia juga mempercayakan Allan supaya menjaga Raina, meskipun Raffa sedikit ragu jika Allan mampu melakukanya.

"Diapelin pacar pagi-pagi rasanya...ahh mantap!" ucap Aksa membuat ketiga orang menatapnya. Aksa yang paham hanya menyengir tanpa dosa.

"Suruh Allan kesini, ikut sarapan, Ra." suruh Nasya

Raina berdiri hendak menghampiri Allan. Namun sebelumnya Raina sempat berbisik didepan telinga Aksa "Daripada jomblo, nggak ada yang ngapelin."

Setelah itu Raina tersenyum penuh kemenangan, lalu melangkahkan kakinya sambil bersenandung. Hingga Raina menabrak seseorang, Allan langsung memeluk Raina dan mencium keningnya.

"Wangi banget sih." Raina semakin mendusel kedada Allan. Entah kenapa wangi Allan sangat disukai Raina. Allan mengacak lembut rambut Raina.

"Wangi dong, biar kamu nempel terus." ucap Allan

Raina mendongak menatap wajah Allan "Disuruh mama sarapan, kamu udah sarapan belum?"

"Udah."

"Yah...padahal aku juga belum sarapan loh." ucap Nasya lesu

"Kenapa?" tanya Allan sambil berjalan menuju dapur.

"Gara-gara si kunyuk."

Allan mengangguk paham, jika yang dimaksud kunyuk adalah Aksa, adik Raina sendiri.

"Pagi om, tante." sapa Allan

"Aksa..." tambah Allan

"Pagi...." jawab Raffa dan Nasya

Sedangkan Aksa hanya berdeham membuat Allan kesal "Dosa lo, Sa kalau kaya gitu sama calon kakak ipar lo sendiri."

"Masih calon." ucap Aksa

"Tumben Allan, kamu jemput lebih awal." tanya Nasya.

Allan berdeham "Soalnya Allan udah nggak bisa nahan rindu sama Raina." ucap Allan membuat Raffa tersedak makanannya, dengan cepat Allan menyodorkan segelas air putih.

"Minum, om." Raffa meraih gelasnya dan meminumnya hingga tersisa setengah.

"Allan kamu jangan ngada-ngada kalau nggak bisa nahan rindu sama Raina, perasaan baru juga kemarin ketemu." Raffa menaikkan sebelah alisnya.

Allan tersenyum "Om nggak tau sih, anak om yang cantik ini, selalu bikin Allan rindu."

Raina menahan senyumnya saat Allan mengatakanya.

RAINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang