CHAPTER 4

460 66 11
                                    

.
.
.
.
~HAPPY READING~
.
.
.
.

"Nanti turunkan aku di tempat biasa" Fushiguro hanya menggangguk dan tidak lagi menanggapi.


Setelah beberapa menit perjalanan yang sepi,kami berhenti di depan café tempat dia menjemputku tadi.

Aku turun dari atas motor Fushiguro,lalu mengucapkan "terima kasih" seperti biasanya.Tidak lupa dengan senyuman yang selalu kuperlihatkan.

"besok aku tunggu di sini" aku menggangguk.

"hati-hati" setelah mengatakan itu Fushiguro segera melesat pergi dan aku mulai berjalan pulang,tidak lebih tepatnya berjalan ke Abyss yang biasa orang sebut dengan rumah.

"haa...aku tidak ingin kesana" aku memasukkan tanganku ke dalam saku hoodie yang kugunakan, pikiranku kosong,aku hanya melihat lurus ke depan,dan tiba-tiba ada orang menyenggol pundakku,aku tersadar lalu melihat kearahnya yang lari terbirit-birit.

"dia bahkan tidak meminta maaf"

"aku tidak terlalu peduli sih" aku kembali berjalan,tidak mempedulikan orang yang menabrakku tadi,aku kembali mengecek jam di handphoneku, sekarang pukul 17.48,sudah berapa menit aku berjalan?.

aku melihat langit yang berwarna jingga,matahari mulai turun dari singgasananya,tapi di indahnya langit senja,aku melihat asap tebal yang semakin membesar.

"kebakaran?" dengan cepat aku segera berlari ke arah asap berasal.

Kakiku sedikit gemetar ketika melihat api yang semakin membesar dari kejauhan,itu adalah sebuah bangunan kosong dekat rumahku,tinggal satu blok lagi,aku akan melihat rumahku di ujung jalan.

Terlihat orang-orang yang sibuk menelpon,yang tentunya menelpon pemadam kebakaran,juga ambulance,dan mungkin juga polisi .

kobaran api yang semakin membesar tergambar jelas di mataku,seketika aku berhenti berlari,bukan karena lelah atau apa,bahkan aku masih berlari hingga beberapa kilometer lagi,tapi karena kakiku yang semakin gemetaran,badanku berkeringat.

"apa ini karena panas api?" tidak ini berbeda,bulir-bulir keringat terus turun dari pelipisku,api itu terlihat seolah ingin melahapku.

Aku mundur perlahan,seketika aku memegang dadaku yang tiba-tiba terasa nyeri,jantungku berdetak kuat,nafasku menjadi tidak beraturan,aku terduduk,kakiku terlalu lemas untuk menahan tubuhku yang juga gemetar ketakutan.

"aku takut!"

"aku takut!!"

"aku takut!!!"

"aku takut sialan!!!"

"aku harus lari!"

"aku harus segera pergi dari sini!"

Walaupun aku terus berpikir seperti itu,tidak ada yang berjalan sesuai pikiranku,tubuhku seperti bukan milikku,terasa lemas seperti orang tidak berdaya.

Sirine mobil pemadam kebakaran terdengar dari kejauhan,tapi itu tidak mengurangi rasa cemas yang menggerogoti pikiranku.

Seseorang memegang pundakku.

"hey,kau tidak papa?" aku tidak bisa menjawab,suaraku tidak bisa keluar,rahangku terasa nyeri, di tambah nafasku yang semakin sesak dan tidak beraturan,rasanya seperti aku akan mati karena kebabisan nafas.

Sebenarnya ada apa dengan tubuhku,apa ini serangan jantung?,stroke?,segala penyakit berbahaya terlintas di pikiranku,kepalaku menjadi terasa berat dan pusing,nyeri di dadaku tidak kunjung menghilang.

LIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang