1. Fools

120 14 11
                                    

"Atau kamu bakal pergi dari dunia ini, dan ninggalin aku dengan sejuta perasaan bersalah yang menghantui diriku"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Atau kamu bakal pergi dari dunia ini, dan ninggalin aku dengan sejuta perasaan bersalah yang menghantui diriku"

¤•¤•¤•¤

Dari kebanyakan orang pasti musim salju adalah waktu yang tepat untuk bermalas-malasan, atau bahkan lebih banyak memilih untuk menghabiskan waktu dibawah hangatnya selimut.

Tapi dari semua kegiatan itu, mungkin hanya Elena yang tidak melakukan kegiatan itu di musim salju seperti ini. Ia lebih memilih untuk mengajak kekasihnya pergi keluar rumah.

Kemana saja, asal berada di luar rumah.

Cukup bodoh memang, tapi karna kesukaannya itu dengan musim salju membuat dirinya untuk tetap kekeh berada di luar rumah bahkan dengan suhu udara yang sudah mencapai angka minus.

Jaemin menghela nafas ketika melihat Elena sudah berdiri di depan pintu rumahnya, seketika pikirannya kacau karna rencananya untuk berdiam diri di dalam rumah akan gagal oleh kekasihnya sendiri.

Ayolah, ini musim salju. Ngapain kita ngabisin waktu di luar? Pikir Jaemin. Tapi dia tidak bisa mengatakannya langsung kepada Elena. Jika ia mengatakannya, mungkin hanya akan membuat perasaan Elena terluka karna ucapannya.

"Jaemin, temenin aku jalan jalan yuk" ajak Elena dengan senyum manis yang terulas di bibirnya.

"Kemana? Dingin dingin gini?" Tanya Jaemin sambil memandang langit berwarna putih, bahkan butiran salju sudah mulai turun ke permukaan bumi.

Elena tertawa. "Iya, sebentarrr aja. Ya?" Ucap Elena memohon.

Jaemin kembali menghela nafas sebelum akhirnya mengangguk dengan pelan, menyetujui permintaan Elena. Walau sekarang perasaannya lagi kacau, tapi ia tetap ingin terlihat senang di mata Elena.

Setidaknya membuat gadis itu bahagia saat ini.

Satu jam sudah Elena dan Jaemin menghabiskan waktu di dalam cafe besar yang ada di kota mereka. Tidak ada percakapan yang berlangsung diantara mereka berdua, keduanya sama-sama saling diam dan tenggelam di dalam pikirannya masing-masing.

Sampai akhirnya Jaemin menghela nafas, dan membuat Elena berhenti menyicipi kue Red Velvet nya.

"Bodoh ya?" Jaemin menyatukan kedua alisnya. "Maksudnya?" Tanya Jaemin balik.

"Iya, aku bodoh ya?" Tanya Elena ulang dengan pandangan yang menunduk.

Jaemin mendecak. "Kamu ngomong a—"

"Bisa bisanya aku gak cemburu liat kamu berduaan sama Nara kemaren" lanjut Elena seketika.

"Jalan berduaan, makan malam bareng, saling peluk-pelukkan, cium-Ahh... seharusnya adegan itu aku gak boleh lihat" ujar Elena sambil tertawa, lebih tepatnya menertawakan kebodohannya.

Jaemin terdiam, tidak bisa mengatakan satu katapun kepada Elena. Karna apa yang dikatakan Elena barusan adalah suatu kebenaran.

Jaemin benar-benar melakukan itu atas dasar karna Jaemin masih menyukai Nara hingga sekarang. Sedangkan, Elena? Mungkin hanya sebuah keterpaksaan yang terjadi karna sebuah perjodohan diantara mereka kedua.

Elena tidak bodoh, Elena memang tau kalau Jaemin sangat menyukai Nara sejak lama. Tapi apakah Jaemin tidak bisa melihatnya sedikitpun disampingnya? Tidak, jawabannya adalah tidak.

Jaemin tetap kekeh pada pendiriannya untuk tetap
menyukai atau bahkan mencintai Nara hingga detik ini.

Lalu siapa yang mempertahankan hubungan mereka hingga detik ini? Tentu saja Elena, dengan kebodohannya yang selalu menganggap Jaemin sangat mencintainya.

Padahal dibalik semua itu, Elena akan tetap kalah di mata Jaemin. Dan yang akan selalu menang adalah, Nara. Elena memang bodoh, ia menyadari itu.

Lalu, apa hubungan mereka akan sampai disini?

"Tolong lihat aku sedikit, Jaemin. Setidaknya sampai akhir tahun ini, lalu setelahnya kamu boleh pergi bareng Nara"

"Terus kamu?"

"Aku bakal pergi dari kota ini, setidaknya buat kamu nyaman sama hubungan kalian tanpa aku. Atau..."

"Atau apa?"

"Atau aku bakal pergi dari negara ini selama-lamanya"

TBC

Last christmas | Jaemin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang