2. I can't have you

54 13 11
                                    

"Andai kamu tau, Elena

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Andai kamu tau, Elena. Sekeras apapun aku berusaha buat ngingetin kamu, sekeras itu pun juga kamu berusaha buat ngelupain aku dari diri kamu. Dan sampai kapanpun itu, aku gak akan pernah bisa dimaafkan kamu selamanya"

¤•¤•¤•¤

Jika saja Jaemin tidak terikat dengan perjodohan, mungkin sekarang dia sudah memiliki hubungan dengan Nara dan tidak akan pernah menyakiti perasaan Elena seperti saat ini.

Jaemin tau, selama apapun dia bersama Elena, dia tetap akan memilih Nara untuk menjadi teman hidupnya. Bodoh sekali bukan? Bahkan dia sendiri juga belum tau apakah Nara sangat mencintai dirinya juga atau tidak.

Cinta memang kadang bisa membuat seseorang menjadi kehilang akal ya? Contohnya seperti saat ini.

Sudah dua jam Jaemin menghabiskan waktunya hanya untuk membuntuti Nara kemanapun perempuan itu akan pergi.

Dengan tangan yang berbekal tas belanjaan milik Nara, Jaemin tetap akan menemaninya berbelanja bahkan sampai seharian pun kalau Nara bisa dan mau.

Sebucin itu diri Jaemin.

Bahkan ia rela dan tega meninggalkan Elena sendirian di krematorium mendiang ibunya untuk memperingati hari kematian ibunya seorang diri.

Bukankah itu terlalu jahat? Tapi Jaemin adalah tetap lah Jaemin, dia tetap akan bertindak semaunya hanya untuk kepentingan dirinya sendiri.

"Habis ini kita mau kemana?" Tanya Jaemin seraya berdiri di samping Nara.

Nara tersenyum sebelum akhirnya meraih tas belanjaannya yang ada di tangan Jaemin. "Kita pergi makan dulu ya? Baru habis itu kita pulang" ujar Nara.

"Pulang? Kenapa cepet banget?"

Nara terkekeh. "Belanjaan sebanyak ini, kamu bilang cepet?"

"Y-ya kan biasanya sampe malem" lanjut Jaemin.

"Gak usah, lusa kan udah natal. Jadi kita harus siap-siap, bukan?" Jaemin mengangguk menyetujui perkataan Nara. "Yaudah kalo gitu"

"Nanti aku kirim ya hadiah kamu?"

"Iya"

Sedangkan di sisi lain, Elena masih merutuki dirinya sendiri di depan guci abu besar mending ibunya yang sudah pergi meninggalkan dirinya sejak tiga tahun silam lamanya.

Ia terus berdiri dan terdiam mengingat jelas bagaimana Jaemin lebih memilih untuk pergi menemani Nara dibandingkan pergi untuk menemani dirinya.

"Jaemin, hari ini hari peringatan Mama yang ketiga tahun. Kamu bisa gak temenin aku ke krematorium?" Pinta Elena pagi itu.

Jaemin terdiam, atau lebih tepatnya mencari alasan agar dirinya tidak bisa pergi menemani Elena. "Maaf, aku ada janji sama Jeno pagi ini. Kamu gapapa kan pergi sendirian?"

Bodoh, padahal jelas-jelas Jeno sudah pergi liburan natalan ke pulau Jeju dua hari yang lalu. Kenapa ia tidak bisa mencari alasan yang tepat? Batin Elena.

"Yaudah gapapa, aku bisa kok pergi sendirian" hanya itu yang bisa dikatakan oleh Elena. Padahal jauh di dalam lubuk hatinya ia sangat menginginkan Jaemin untuk pergi menemani dirinya.

Tidak, Jaemin tidak jahat. Hanya saja Jaemin harus menemani Nara agar perempuan itu tidak kesepian saat ini. Pikir Elena.

Lalu bagaimana dengan dirinya sendiri? Tenanglah, Elena sudah terbiasa seperti ini. Bahkan ia bisa lebih leluasa untuk mengeluarkan air matanya di depan guci abu besar mendiang ibunya.

Menceritakan tentang kehidupannya sampai akhirnya menceritakan tentang kebodohannya terhadap Jaemin.

Dan mungkin akan selalu tetap seperti ini sampai akhirnya waktu memisahkan mereka berdua dan Elena tidak akan pernah menceritakan tentang Jaemin lagi di depan abu mendiang ibunya.

Elena tidak mengeluh, hanya saja ia bertahan sedikit lebih lama lagi untuk mencapai puncak pengakhirannya.

Elena tidak main-main soal perkataannya kemarin, ia benar-benar ingin pergi meninggalkan kota ini dan melupakan Jaemin untuk selama-lamanya.

Berat rasanya, tapi Elena harus kuat mengakhiri semua penderitaannya selama ini. Hanya tinggal hitungan hari sebelum akhirnya hari natal tiba dan sisanya ia akan melepaskan Jaemin dan melepaskan semua kenangannya tentang dia.

"Andai kamu tau, Jaemin. Sekeras apapun aku berusaha buat ngedapetin kamu, sekeras itu pun juga kamu berusaha buat ngejauhin aku dari diri kamu. Dan sampai kapanpun itu, aku gak akan pernah bisa memiliki kamu selamanya"

TBC

Last christmas | Jaemin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang