"Wah anak ayah lagi belajar ya?" sapa ayahku dari balik pintu kamar tidur. "Iya ayah." jawabku singkat tanpa mengalihkan pandanganku padanya. Ayah kemudian mendekat dan duduk disampingku sembari melirik apa yang sedang aku kerjakan. "Rajinnya anak ayah!" Serunya lagi setelah melihat apa yang aku sedang kerjakan saat ini. "Hmm ayah meledekku !" seruku sembari memperlihatkan my puppy face ke ayah.
"Hahaha ada apa denganmu, ayah bercanda dan ayah sedang menggoda mu" jawab ayah menyengir ke arahku. "Belajar yang rajin ya, ayah bangga dengan pencapaianmu hingga bisa seperti sekarang ini." Lanjut ayahku lembut sembari mengelus kecil kepalaku. Aku hanya menarik nafas pelan dan tersenyum mendengar kata-kata ayah tadi. Dipikiranku saat ini tak ada yang lain selain tujuan ku dalam hidup ini, ya tujuanku hanya ingin membuat kedua orang tuaku selalu bangga denganku, aku ingin diriku menjadi alasan utama untuk mereka bisa tersenyum senang. Aku akan selalu berusaha melakukan apapun itu dan berusaha jadi versi terbaikku untuk kebahagiaan kedua orang tuaku.
*****
Oh iya sebelum masuk kedalam cerita, aku ingin memperkenalkan diri terlebih dahulu, perkenalkan namaku Andin Delina, sering dipanggil Andin. Aku adalah siswi SMK kelas 3 yang saat ini bersekolah disalah satu sekolah negeri di kotaku. Dulunya aku anak pindahan dari kota rantauan, karena sesuatu hal yang menimpa keluargaku, mengharuskan aku dan keluarga untuk balik ke kota tempat asal.
Aku adalah anak kedua dari dua bersaudara, aku memiliki seorang kakak laki-laki yang bagiku ia sangat baik dan perhatian namun cukup mengesalkan juga tentunya. Aku juga masih memiliki ibu dan ayah yang lengkap dan sehat, sejujurnya aku sangat bersyukur akan hal itu. Anugerah terbaik dan terindah dari tuhan yang tak pernah dapat disandingkan dengan apapun.
Disekolah aku juga terkenal dengan kemampuanku baik di bidang Akademik maupun Non Akademik. Aku sangat menyukai hal-hal yang berbau seni seperti menari, menyanyi bahkan sastra. Aku juga sering mengikuti perlombaan-perlombaan yang berkaitan dengan hal-hal itu. Dan puji tuhan aku juga selalu diberikan kesempatan untuk dapat meraih juara disetiap perlombaannya. Selain itu penguasaanku di bidang akademik juga tak kalah bagusnya (hahaha bukan bermaksud sombong, tapi hanya ingin kalian tau :p), puji tuhan aku selalu diberikan kesempatan untuk bisa menjadi juara kelas dan juara umum disetiap semester di sekolahku. Banyak sekali orang-orang yang bangga padaku, termasuk kedua orang tuaku.
Hah,,, rasanya jika ku ceritakan semuanya tentang diriku pasti akan menghabiskan waktu yang sangat lama, selain itu jika aku terlalu banyak menceritakan kelebihanku aku takut nantinya kalian semakin insecure dengan diriku hahahaha "bercanda ya guys".
oke sudahi perkenalan ini, tanpa basa basi busuk mari kita kembali ke topik !
*****
"Andin !!!" seru Vania saat aku akan mulai berjalan menyusuri koridor sekolah pagi ini, mendengar suara itu membuatku spontan mengalihkan pandanganku pada suara teriakan tersebut. "Hey Vania !!!" seruku ikut berteriak ketika sudah melihat sosok siapa yang memanggil namaku. Vania segera mendekatiku dengan langkah yang cepat dan kemudian berjalan beriringan berdua menyusuri koridor sekolah.
"Pagi semua!" sapaku kepada siapapun saat aku mulai memasuki ruang kelas. Menebar senyum saat akan memulai aktivitas rasanya sangat menyenangkan dan mampu membuat kita lebih bersemangat dan bergairah memulai aktivitas. Saat hendak menuju tempat dudukku di kelas, tiba-tiba pandanganku tertuju pada satu objek di depanku, lagi-lagi aku dibuat salah fokus oleh salah satu teman lelakiku di pojok sana, ia bernama Devan, seorang laki-laki yang hemat kata dan irit senyuman namun sangat mampu membuat para kaum hawa berjungkir balik melihatnya.
Aku tertegun beberapa saat menikmati pemandangan indah di depanku sembari berusaha menelan ludah yang seketika terasa sekat di tenggorokan. "Astaga, kenapa ia begitu tampan." batinku berbicara. Saat sedang asik menikmati lamunanku itu, tiba-tiba manusia yang ku tatap sedari tadi menatapku balik dengan tajam, merasa bahwa ia sedang diperhatikan oleh sepasang mata milikku. Tatapannya menukik seakan memberi tanda bahwa ia sedang tak suka diperhatikan seperti itu.
Menyadari hal tersebut aku langsung mengalihkan pandangan, membuyarkan lamunanku dan merutuki keadaanku saat ini. "Asatagaa, bodoh sekali kau Andin!" Rutukku cemas pada diriku sendiri. Aku bergegas mengarahkan tubuhku kearah tempat duduk yang biasa ku duduki bersama Vania sahabatku. Mencoba melakukan sesuatu hal untuk mengelabui tingkahku yang konyol sembari berharap ia tidak menyadari kelakuan tadi.
"Kau kenapa ?" tanya Vania yang menyadari kegelisahanku. "Ahh!" ucapku tersentak kaget, mungkin ia nampak bingung dengan ulahku yang gelapan itu. "Engga kenapa kok, hehehe" Lanjutku sembari memasang wajah manis seakan-akan aku baik-baik saja. Vania menatapku heran, "Aneh lo!" Sahutnya lagi ketika ia merasa aneh namun tak memperpanjang hal itu. Aku hanya terdiam sembari memaksa diri untuk tersenyum, mengeluarkan dan merapikan buku yang sebentar lagi akan kugunakan untuk belajar dijam pertama.
Selamat datang kembali para pembaca setia wattpad, terimakasih ya sudah berkunjung ke cerita baruku ini.
Untuk part 1 aku sengaja buat pendek anggap saja sebagai pemanasan dari cerita ini, hihihi
Mau tau kelanjutannya? yuk Next jangan lupa juga untuk di VOTE dan COMENT ya temen-temen
TERIMAKASIH BANYAK :*
KAMU SEDANG MEMBACA
SELEMBAR MIMPI
Novela Juvenil"Sesak sekali dada ini, hiks" Batinku setelah mendengarnya, aku duduk gemetar sambil meremas kencang ulu hati yang terasa sangat sakit kali ini. Untuk pertama kalinya aku merasakan pukulan sangat keras menghantam kenyataan hidupku. Untuk bangun dan...