t i g a

42 11 0
                                    




"Siapa yang kaya anak TK, John?"





Aku, Kak Johnny, dan Yuqi kini menoleh ke arah yang sama. Seorang laki-laki dengan perawakan tinggi namun tak setinggi kak Johnny sedang melihat kami bertiga secara bergantian dengan tatapan yang datar. Laki-laki itu menenteng sebuah tas diatas hoodie berwarna dark brown. Rambutnya sedikit acak-acakan, dengan wajah putih pucat dan sebuah bekas luka di bawah mata kanannya. Aura dingin seketika aku rasakan begitu mata kami saling bertemu.

"Lo abis ngomongin gue?" Kini laki-laki itu menatap kak Johnnya penuh tanya.

Aku melirik Yuqi sekilas yang hanya dibalas tatapan tidak tahunya, dan akhirnya kami memutuskan untuk pura-pura tidak tahu dan fokus pada sisa es batu digelas kami masing-masing.

"Panjang umur lo Yong! Baru aja mau gue samperin ke WC. Oiya kenalin, ini teman baru gue. Maba FIK. Yang ini namanya Arin, dan ini Yuqi si biji cabe."

Aku dan Yuqi mencoba tersenyum senatural mungkin, menutupi bahwa kami takut manusia didepan kami murka karena diomongin. "Ga usah pake biji cabe nya juga dong kak.." cicit Yuqi pada Kak Johnny yang langsung ditanggapi dengan wajah meledeknya.

"Eh kok gitu sih senyumnya. Ga usah takut sama Taeyong, dia baik kok cuma rada jutek aja. Yong, jangan gitu dong ngeliatnya, kasian temen baru gue pada takut."

Laki-laki yang ternyata Kak Taeyong ini langsung menatap horror ke arah sahabatnya. Tapi bukanya takut, Kak Johnny malah sibuk menandaskan kunyahan es batunya.

"Gue tanya, Lo ngomongin gue sama dua cewek ini, John?" ulang laki-laki itu, hanya bedanya kali ini penuh penekanan disetiap katanya.

Yuqi meliriku takut. Aku hanya memberikan kode untuk tetap diam dan bersikap seperti biasa.

"Kalem-kalem. Maksud gue tuh bukan lo. Tadi ini nih, si Arin cerita kalau abangnya dirumah itu masih suka minta temenin ke wc kalau kebangun pas malem-malem, kaya anak TK. Iya kan Rin?"

Kak Johnny menyenggol kaki ku kasar, seolah memberi kode aku harus mendukung aksi bohongnya. Sejak kapan aku punya abang, Kak John?!?!

"I-iya kak. Barusan kita lagi ngomongin abang saya yang dirumah." jawabku sedikit terbata.

Mati kamu Arin..

Aku menelan ludah kasar, sepertinya tatapan kak Taeyong kini berpusat padaku. Alih-alih berani menatap balik, aku malah semakin menundukan wajah. Menutupi sebisa mungkin menggunakan rambut panjang sepinggang ku.

"Ayo cabut."

Yess! Bentar lagi mereka pergi.

"Bentar sih. Ini es batunya masih ada. Lo juga belum makan kan? Mau makan apaan? Gue pesenin nih, sekalian mau nambah es teh. Eh kalian berdua, mau nitip juga ga biar sekalian?"

Duh kak John.. udah cepetan pergi aja sana. Takut aku tuh sama temennya :(

"Ga. Gue ga ada waktu. Kelas 10 menit lagi kalau lo lupa." Kak Taeyong menolak dengan to the pointnya.

Aku meilirik ke arah Kak Johnny yang sibuk mengecek waktu di handphonenya.

"Anjir! Ayo cepetan kalau gitu, gue lupa mau presentasi abis ini." Laki-laki berkaos hijau neon itu tampak panik seperti akan dihabisi algojo kalau dia sampai telat masuk kelas.

"Gue sama Taeyong duluan ya Rin, Yuq. Have fun kuliah disini ya. Betah-betah juga. Sampai ketemu lagi." Lanjut kak Johnny lagi sambil menepuk pundakku pelan dan langsung menggeret tubuh kurus Kak Taeyong.

Aku dan Yuqi sama-sama menghela nafas lega, dan kami baru berani menatap kedua senior yang sudah berlalu dari meja kami.

"See you too kak." Jawab ku dan Yuqi bersamaan.

Belum hilang kedua punggung pria itu diantara kerumunan mahasiswa dan mahasiswi yang berlalu lalang, tiba-tiba Kak Taeyong kembali menoleh ke arah aku dan Yuqi. Tatapan yang otomatis langsung beradu dengan tatapan mataku, membuat tubuhku seketika membeku.

"Duh!" pandanganku seketika langsung ku alihkan ke arah mana saja asal jangan ke arah sana. Dimana pria itu masih berjalan bersama sahabatnya.

"Lo kenapa?"

"Hah?"

Yuqi melihat ke arahku aneh. "Lo tiba-tiba bilang duh, kenapa?"

"Oh. Gapapa. Tiba-tiba keinget tadi pager rumah udah aku gembok atau belum ya." Jawab ku random.

"Gila lo! Kalau semisal belum di gembok terus ada maling gimana Arin?!" Yuqi malah jadi panik.

"Eh, eh. Santai, santai Yuq. Udah inget kok sekarang, tadi yang gembok adek aku. Hehe."

"Astaga Arin... Gue panik beneran."

Bohong lagi kamu Arin.

"Heheh, sorry jadi ikut panik."

"Oke,oke. Besok harus hati-hati, Rin. Bahaya sekarang banyak pencuri."

Aku mengangguk. "Iya mama Yuqi."

"Yeuu! Eh btw ya Rin, Kak Taeyong nyeremin ya auranya. Mukanya juga judes banget, padahal ganteng."

Aku kembali mengangguk. "Langsung berasa beda ya auranya, kaya dingin aja. Mungkin emang orangnya ga suka basa basi jadi keliatan jutek sama kaku."

"Bisa-bisaan Kak Johnny yang modelannya banyak tingkah temanan sama manusia setengah es batu gitu"

"hahaha, ih nanti orangnya denger habis kamu." Aku tertawa mendegar ocehan Yuqi yang selalu blak-blakan.

"hehe, ga bakalan berani sih gue kalau ada orangnya. Liat aja tadi tatapannya, kaya serigala mau nerkam mangsanya. Tajam terus menusuk banget."

"Setuju!"

"Apalagi pas tadi ngeliatin lo ngomong. Udah beku kali gue sekarang. Ada ya orang sedingin itu."

Aku melongo, jadi Yuqi juga ngerasa kalau tadi laki-laki itu menatapku. "Aku?"

"Iya, lo tadi diliatin terus. Ga ngerasa emangnya?"

"E-engga.."

"Jelas banget tadi Rin dan lumayan lama, walaupun ngobrol sama Kak Johnny aja matanya dia itu masih sempet ngelirik lo." Kata Yuqi menggebu-gebu.

"Kok kamu tau banget? Kan tadi kita sama-sama nunduk."

"Gue ngelirik mereka, dan pas banget liat Kak Taeyong lagi ngeliatin lo. Dia tau kali ya kalau lo sama Kak John bohong."

YaTuhan, tolong jangan pertemukan lagi aku sama dua hamba-Mu yang tadi..


***





Jangan gitu dong kak liatinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Jangan gitu dong kak liatinya. Saya takut. - Arin

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 30, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

C R O L A T T ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang