trigger warning! :
| self-harm | abuse behavior | toxic, harsh word | manipulative character | broken home | violence | rate : T.☆ :˚ •
cha junho, siapa yang tidak mengenal dirinya. pemuda dengan paras seolah sempurna. mata yang memiliki binar cerah, hidung bangir, dan bibir tipis yang selalu membuat orang lain kagum ketika ia tersenyum. seperti pahatan patung, sangat tidak nyata.iya, sempurna kalau ia tidak berulah.
semua berkata begitu. junho pemuda nakal yang beruntung memiliki wajah terlampau tampan. menyayangkan bagaimana pemuda tampan itu sering -selalu, keluar masuk ruang konseling karena masalahnya.
tapi junho sama sekali tidak peduli hal itu.
luka lebam dan goresan seolah sudah melukis wajahnya setiap hari. tak peduli lagi dengan tampilan wajah yang kini bukan lagi tampan, tapi terlihat menyeramkan. bukan tak mensyukuri, hanya saja ia tak peduli.
menyulut emosi orang lain, membiarkan mereka menorehkan luka pada wajahnya. bahkan juga tubuhnya.
"sini gue buat jelek muka ganteng lo!"
dan ketika mereka menonjoknya sekali, maka junho akan membalasnya berkali kali. biar mereka sama sama merasakan sakitnya. tak peduli itu adil atau tidak, ia hanya membalas.
junho suka bermain main. menyukai ketika orang menatapnya takut. tak masalah dengan cibiran di dalamnya. yang penting, tidak ada yang menganggapnya lemah, mudah ditindas, atau berani mengganggunya. berpikir bahwa junho itu kuat, tak ada yang bisa mengalahkannya.
tapi pada nyatanya, sekuat apapun dirinya, sehebat apapun dia. junho hanyalah manusia biasa, penuh dengan kekurangan, tak memiliki kekuatan super apapun untuk menghilangkan rasa kekosongan dalam hatinya.
sendiri memang jalannya. tapi, tentu saja sendirian itu tak selalu menyenangkan.
junho tak pernah menyalahkan keadaan. ia sadar diri bahwa dirinya sendiri yang membuat semuanya seperti ini.
ia hanyalah seseorang yang hilang. ditelan semua pandangan orang terhadapnya. seakan menyembunyikan dirinya, namun ia juga ingin ditemukan.
junho juga ingin kembali. menjadi yang bisa saja. tapi semuanya seolah berbalik pada dirinya, melahapnya, mengikatnya tanpa mau melepasnya.
.☆ :˚ •
malam itu langit menangis semakin keras. meredam tangis junho yang terduduk di bawah guyurannya. menyatu dengan hujan, menangis tanpa suara berusaha mencurahkan semuanya.
sesekali meringis merasa perih dengan lukanya yang terkena air. tenaganya sudah habis, walau untuk sekedar peduli dengan lebam di wajah maupun luka dibalik kaos tipisnya yang basah terkena terpaan hujan.
masih diam hingga melihat sepasang sepatu di hadapannya. perlahan mendongak menatap orang itu masih dengan sisa air mata yang bercampur tetesan hujan. namun tak bisa bersembunyi dari iris gelap yang kini menatapnya lekat.
"junho..."
cih, junho paling benci tatapan itu. tatapan menyayangkan seakan menghakimi, walau nyatanya orang itu tak melakukannya seperti itu.
perlahan merunduk hingga berlutut dihadapannya, "kamu, gapapa?"
eunsang bertanya walau yakin jawabanya tidak baik-baik saja. memastikan jika lelaki yang kini bersandar di tembok masih sadar. batinnya meringis melihat kondisinya yang sangat mengerikan. mendapati netra itu menangis, eunsang langsung mendekapnya. membiarkan payung yang dibawanya terhempas begitu saja.
hingga ia mengeluarkan tangis yang membuat hatinya teriris.
gue ngga baik. andai junho punya sisa tenaga kalimat itu akan meluncur dari bibirnya. tapi sayang, semuanya seolah tertahan dalam tenggorokannya, susah untuk diungkapkan.
"maaf. maafin aku." itu kata yang terus eunsang ulangi dalam bisikannya. mendekap erat membiarkan dirinya ikut basah di bawah guyuran hujan.
perlahan melepas, kemudian menatap lurus manik berlian junho.
"tahan ya? kita ke rumahku"
junho yang kini berada dalam gendongan bahu eunsang hanya terdiam. tak punya tenaga untuk menolak apalagi melawan. menumpukan wajahnya pada bahu eunsang hingga kesadarannya perlahan menipis.
"sudah lama, ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐇𝐨𝐦𝐞 • Sangjun (HIATUS)
Fanfiction[ lee eunsang | cha junho ] ❝ karena aku adalah rumahmu ❞ :: lowercase, semi baku :: shounen ai, bxb copyright 2021 ©jyaniez