03

71 14 9
                                    

— perlahan tapi pasti, aku janji

.


"heh, lo ngga tau yah ini wilayah kita?!"

sungguh malam yang tenang di bawah gugusan bintang. Tenang, jika saja mereka tidak mencari masalah dengannya.

junho hanya menatap datar sekelompok orang -yang mungkin saja preman- yang menghadang jalan-jalan malamnya. jujur ia tak berniat mencari masalah sama sekali.

"wah, nantang banget dia."

siapa yang nantang? alisnya bertaut tak setuju. terlalu malas meladeni omong kosong orang yang sepertinya ketua dari sekelompok preman itu. tinggal maju lalu serang dan junho akan membalasnya berkali lipat.

"ck ck, adek manis melem-malem gini harusnya di rumah aja loh. atau mau diantar pulang?" satu maju dan mendekati junho dengan tangan terulur seakan hendak mengelusnya.

bugh

satu tumbang. lihat, apa susahnya? bahkan hanya dengan satu pukulan di pipi, langsung tersungkur di tanah. "cih, payah," batinnya.

mau bagaimana pun junho tetap junho. sosok dengan sumbu pendek yang siap meledak kapan saja. sekali menyalakannya jangan harap bisa lepas sampai titik akhirnya.

dan perkelahian di malam tenang itu tidak bisa dihindari lagi.

senjata tajam tak akan jadi masalah untuk junho. memangnya berapa kali ia berkelahi hingga tak bisa mengatasi hal kecil dalam pertarungan seperti itu?

satu banding sekelompok juga makanan sehari-harinya. yah, kebetulan junho sedang ingin melampiaskan kesalnya. mungkin samsak manusia bisa cepat meredakannya emosinya.

tak peduli dengan luka yang baru diobati. malah junho berharap eunsang akan kesal akan adanya luka baru dan tak mengurusinya lagi. juga mungkin saja ia akan berpikir sia-sia saja ia mengobati junho karena junho pasti membuka atau bahkan menambahnya lagi.

tapi, bagi junho itu karya seni.

tapi, bagi junho itu karya seni

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.☆ :˚ •


berangkat dengan santai tak peduli tatapan orang lain. lebih baik menutup mata dan berlaku seolah semua biasa saja.

seolah otomatis sepertinya atensi akan jatuh pada junho yang melewati koridor itu. kembali menyayangkan wajah yang bertambah luka itu.

jika kalian berpikir junho membiarkan lukanya begitu saja, itu salah. junho mengobatinya, tentu dengan asal lalu membalutnya dengan asal pula. siapa sih yang mau mengurusi dengan telaten anak nakal sepertinya.

𝐇𝐨𝐦𝐞 • Sangjun (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang