Pagi hari di kota Kuningan, di salah satu sekolah kejuruan. Suara bising kelas mengalahkan bunyi bel pertanda jam pelajaran pertama dimulai.
Seorang guru pria dengan setelan rapi memasuki kelas, mengabsen seluruh siswa di kelas. Keadaan yang sunyi senyap berbanding terbalik dengan keadaan kelas ketika sang guru belum datang.
"Heh, Nin. Abis mapel pak Wija mapel siapa?." Bisik seorang gadis ke gadis lain yang duduk di sebelah nya.
Danisa namanya. Gadis dengan cepolan rambut asal yang membuat beberapa helai rambutnya jatuh.
"Mapel bu Resty, Nis."
"Ohh, yodah."
Pembelajaran dimulai, pembahasan mengenai kacang kedelai menjadi topik utama di kelas tersebut.
"Jadi, sifat bunga dari tanaman kedelai itu di sebut Kleistogami. Dimana bunga akan kawin atau melakukan penyerbukan saat masih kuncup..... Penyiangan dilakukan hingga sebelum tanaman kedelai membentuk bunga.... Penyiraman dilakukan saat sore dan pagi hari, tanaman kedelai tidak tahan terhadap kekeringan jadi jangan sampai menunggu tanaman layu baru dilakukan penyiraman...."
"Nis, jam berapa?" Ujar lelaki ber nametag Ilyas Adi Susangka yang kerap di sapa Ilyas.
Danisa melirik jam tangan hitam yang ia gunakan. "Jam sembilan lewat lima belas menit. Sabar, lima belas menit lagi kok."
Benar saja, dilima belas menit berikutnya bel pergantian jam pelajaran berbunyi nyaring.
Pak Wija membereskan semua alat yang beliau bawa termasuk absen kelas. "Sekian yang dapat saya sampaikan. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh."
"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh." Ucap seluruh siswa di kelas dengan serempak. Sepeninggalan guru pria tersebut, kelas mulai ramai meski hanya sebentar karena setelahnya bu Resty masuk untuk memberikan pembelajaran kepada siswa siswi kelas 12 ATPH 3.
Saat disuruh melakukan pembagian kelompok, satu kelas mulai sibuk memilih kelompoknya dan duduk melingkar.
"Nis, ikutan." Doni mendekat dengan menarik sebuah kursi.
"Oke, kelompok kita udah lengkap lima orang kan? Nah sekarang kita tentuin produk pertanian apa yang cocok." Danisa menatap satu per satu anggota kelompoknya. Mulai dari Nina yang duduk di sebelahnya, Septiana yang duduk di depan Nina, Devano yang duduk di depan dirinya, dan Doni yang duduk di sebelah Devano.
"Tahu?."
"Diambil si Ramdan."
"Padi?"
"Produk pertanian, itu mah hasil panen."
"Lagian udah diambil si Gilang juga kan penggilingan padi." Sahut Devano yang sedari tadi diam menyimak.
"Tempe?"
"Diembat si Ozan, yang lain."
"Ohh roti, Nis. Belakang rumah aku ada pabrik roti."
"Naaaah. Cakeep. Rotiii."
"Nina cerdas." Ujar Septiana mengacungkan jempolnya.
"Oke, sekarang 1 orang bikin 2 pertanyaan yang cocok diajuin saat wawancara nanti, nyerepet ke job sheet yang ada ya."
Tiap kelompok mulai sibuk dengan tugas nya masing-masing, hingga bel pertanda istirahat berbunyi nyaring membuat beberapa siswa yang jengah berada di dalam kelas keluar setelah perginya bu Resty.
°°°
"Sabtu, kerkom di rumah Nina. Jam delapanan aja,Nin." Sambil mencomot gorengan di atas nampan dan memakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devano Argantara (HIATUS)
Teen Fiction"Ekhm ... jadi pacar gua ya?" "Ehhhh ...." "Gimana?" "Bentar mikir dulu. jangan buru-buru." *** "Buaya betina sama buaya jantan kalo disatuin jadi apa?" "Jadi..... gimana bentukan anaknya ya?." "Ya buaya lagi lah ege!." *** "mantan lo noh. makin ca...