2. TMYS

1 1 0
                                    

Jangan lupa vomentnya😙😅
.
.

Malam harinya, seperti biasa Avixa selalu menemani Alex sampai tertidur. Ayah dan ibu angkatnya akan pulang ke Rumah malam ini.

Avixa dan Alex memang mempunyai ayah dan ibu angkat. Namun mereka sangat jarang pulang untuk melihat keadaan Avixa dan Alex. Alasannya cuma satu, yaitu sibuk.

Hampir saja Avixa terlelap. Hujan malam itu, memang membuat hawa dingin yang menusuk. Sehingga sangat pas untuk tidur. Tapi tidak dengan Avixa, ia berusaha untuk tetap terjaga. Avixa menunggu kepulangan kedua orang tua angkatnya.

Tak lama kemudian, suara bel rumah berbunyi. Dengan langkah terburu-buru, Avixa langsung bergegas membuka pintu. Dan ternyata orang tua angkatnya sudah sampai.

Avixa langsung memeluk ibu angkatnya itu dengan erat.

Dengan senang hati, ibu angkatnya itu membalas pelukannya, "Vixa, bagaimana keadaan adikmu? Apa sudah ada perubahan?" tanya Berta, ibu angkat Avixa dan Alex.

Avixa merenggangkan pelukannya, "Vixa nggak tahu, bu. Kelihatannya malah tambah parah, Vixa nggak tahu harus gimana lagi," ucapnya sambil mengusap air matanya yang entah kapan sudah mulai mengalir.

Mendengar penuturan putrinya itu, Hans, selaku ayah angkat Avixa dan Alex langsung ikut memeluk Avixa.

"Sabar, sayang. Ibu dan ayah berjanji akan membantu kamu untuk pengobatan Alex," ucap Hans melepaskan pelukannya.

"Iya. Terimakasih, ayah, ibu."

Dan setelah itu, Avixa langsung mempersilahkan ibu dan ayahnya untuk masuk kedalam Rumah.

***

Setelah selesai membereskan semua perlengkapan mereka selama tinggal di Rumah, Berta dan Hans langsung mengajak Avixa untuk mengobrol di ruang tamu.

"Gimana kalau gini, ayah punya teman yang bisa menyembuhkan penyakit apapun tanpa obat. Hanya disentuh saja langsung sembuh," ucap Hans memulai percakapan.

"Maaf, yah. Bukannya Vixa nggak mau, tapi Vixa nggak percaya hal-hal yang seperti itu. Kata mama dan papa dulu, kita nggak boleh percaya sama yang seperti itu, kita hanya boleh percaya kepada sang pencipta," jawab Avixa tersenyum kepada sang ayah.

Hans menggaruk tengkuknya, "Apa sih kamu, Mas. Masih aja percaya yang kek gitu-gitu," ucap Berta langsung ikut berbicara.

Avixa hanya tersenyum melihat kedua orang tua angkatnya itu. Avixa bersyukur memiliki kedua orang tua seperti mereka. Meskipun mereka sibuk dengan urusan pekerjaan, tapi mereka tetap menyayangi dirinya dan Alex.

_____

Keesokan paginya, Avixa bangun pagi-pagi untuk membantu ibunya menyiapkan sarapan. Kemudian bersiap untuk ke Sekolah.
Tapi sebelum berangkat, mereka sarapan bersama terlebih dahulu. Sudah lama sekali mereka tidak sarapan bersama, bisa dibilang bertahun-tahun.

"Alex, kamu baik-baik aja kan, Nak?" tanya Berta kepada Alex.

"Iya, Bu. Alex baik-baik aja. Buktinya, Alex sedang sarapan bersama kalian," jawab Alex dengan senyum dibibirnya yang sedikit pucat.

"Eh, ngomong-ngomong kapan ayah dan ibu kembali?" lanjut Alex setelah menyendokkan makanan kedalam mulutnya.

"Semalam, Nak. Waktu ayah dan ibu pulang, Alex sudah tidur," jawab Hans. "Ayah dan ibu takut Alex terganggu, makanya Alex tidak dibangunkan," lanjutnya.

"Ayah dan ibu tidak akan pergi lagi 'kan?" tanya Alex yang tiba-tiba murung.

Berta dan Hans saling bertatapan, "Tidak, sayang. Ayah dan Ibu akan menemani Alex sampai sembuh," ucap Berta.

Tell Me Your Secret!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang