Nggak Di Hargai

155 24 4
                                    


.

Malam ini acara kelulusan berjalan dengan meriah. Banyak murid yang datang dengan memakai pakaian terbaik mereka. Ada yang datang bersama pasangan, maupun bersama anggota geng satu sekolah. Acara malam ini di adakan oleh sekolah di hotel yang sudah di siapkan oleh kepala yayasan. Dan tentu, acara ini boleh di hadiri oleh umum.

"Wedehh cakep amat pak?" Tanya Genta menaikan alisnya. "tentu dong." Jawab lelaki itu merapikan kemejanya.

"Lo ngga dateng sama Luna?" Tanya Rehan

"Males, toh dia juga bareng Jessi tadi."

"Parah lo!
Cewek sendiri di anggurin. Romantisin lah dikit-dikit. Di ambil Fahrizal tau rasa lu." Ucap Cakra

Sedangkan laki-laki bernama Bisma itu hanya menghendikan bahunya sambil mengambil cola. "Lu tuh sebenernya serius nggak sih sama dia?" Tanya Fahrizal yang sedari tadi diam dan sekarang angkat bicara.

Bisma melihat gelas berkaki yang ada di tangannya. "Kalau gue ngga serius, ngapain gue capek2 ngjalin hubungan sama dia 2 tahun ini?"

"Ya tapi sikap lu keterlaluan brother." Sarkas Abi. "Ga peduli gue."

"Gue udah sabar nahan emosi ya Jae, kalau lu bikin dia sakit hati lagi, jangan salahin gue karna gue bakal rebut dia dari loe!"

Bisma hanya memutar netranya malas.




.


"Gimana hubungan loe sama Bisma Lun?" Tanya Kanya memberi Luna jus jeruk. Luna mengangkat kedua bahunya. "Entahlah, makin kesini, gue makin ngerasa jauh sama dia Kan."

"Luna, kita tau lo gadis kuat. Tapi apa nggak pernah sekali aja Bisma merlakuin loe sebagai pacarnya??" Tanya Jessi. "Gue nggak tau Jes, selama kita pacaran juga sikap dia ya kayak orang pacaran pada umumnya. Tapi di lain waktu kadang dia acuhin gue. Gue tuh bingung." Luna mengacak surainya frustasi. "Kalau tau gini, gue lebih setuju loe sama Fahrizal dari awal." Celetuk Kanya memandang Bisma dan gengnya.

"Perasaan ngga bisa di paksa Kanya."

"Iya cuma lu yang punya perasaan. Dianya kagak!" Kanya menjawab dengan ketus, sedangkan Jessi mengangguk membenarkan.

"Putus aja deh Lun."

"Kagak ya! Gue sayang Bisma!"

"Kalo sayang harusnya lo berangkat kesini bareng dia, bukan sama gue!" Ucap Jessi yang ada benarnya.

"Udah deh ah, nggak usah bahas dia, pusing gue." Luna cemberut dan segera meminum jusnya.

Mau tak mau kedua teman Luna ini pun hanya berdeham tak mau beradu argumen lagi.

Sebenarnya ada apa dengan Bisma dan Luna? Kedua lawan jenis yang memutuskan untuk berpacaran saat kenaikan kelas 2 itu memang selalu menjadi sorotan seantero sekolah. Terlebih Luna adalah anak ketua yayasan. Yang perlu di garis bawahi disini adalah mengapa Luna mudah sekali menerima cinta dari Bisma kala itu saat banyak cowok menginginkan Luna menjadi pacarnya? Terlebih Fahrizal, teman seangkatannya bersama dengan Bisma yang lebih dulu mengagumi Luna dari awal mereka bersekolah di
Antromeda.

Bisma, tak banyak kata yang menggambarkan soal dirinya. Dingin, pendiam, irit bicara dan terlalu santai menjalani hidup itu sangat berani meminta Luna menerima perasaannya. Banyak yang terkejut saat Bisma yang bahkan tak pernah berinteraksi dengan Luna tiba-tiba mendatangi Luna saat istirahat, memberikan setangkai mawar merah sambil mengucapkan bahwa dia memiliki perasaan kepada Luna. Lalu Luna langsung menjawab 'ya' tanpa memikirkan dahulu.

Baik dari teman-teman Luna maupun Bisma sendiri sangat tak menduga Bisma melakukannya. Setelah mereka resmi berpacaran, Fahrizal meluapkan emosinya kepada Bisma yang sudah merebut gadis pujaannya itu. Bisma bahkan sudah tahu jika temannya itu teramat menyukai Luna dan menyayangi gadis itu namun Bisma tak peduli.

POSESSIVE BOY ; BISMA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang