TNBID || 28

2.3K 300 252
                                    

Biasakan klik bintang (🌟) sebelum membaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Biasakan klik bintang (🌟) sebelum membaca.

🌠✨

"Pokoknya besok lu harus sekolah. Gue ga mau tau!"

Sosok di seberang sana meringis pelan sembari menjauhkan ponsel dari telinganya. Sang lawan bicara berteriak nyaring dengan suara yang cempreng-- nyaris membuat gendang telinganya rusak.

Sementara itu, Keano mendengus karena salah satu anggota tim basketnya terus-menerus menolak untuk datang. Bagaimana jika coach basket memarahinya nanti?

"Gue ga bisa, Key. Lu izinin gue aja deh,"

Lagi.

Penolakan ketiga kalinya ia dapatkan kembali.

"Heh! Lu gila?! Ogah gue kena marah sama coach! Cukup sekali aja ya, lu ga dateng pas latihan penting dan bikin gue kena hukum karena milih anggota ga disiplin kayak lu!"

Mulut Keano memang setajam itu bila kesal. Ia tak memusingkan perihal perasaan sang lawan bicara.

"Ck, lu tau kan, gue males sekolah-- karena gue males ketemu Aqeela."

Ya, sosok itu adalah Rassya.

Keano mendengus. Lalu memutar bola matanya malas-- meskipun Rassya tak akan bisa melihat raut wajah kekesalannya saat ini.

"Gue ga terima alasan apapun. Lagian, kalo ada masalah tuh harusnya lu bicarain baik-baik-- bukan malah ngilang kayak gini! Lu tau hah? Mereka jadi makin deket!"

Ssh

Keano meringis ketika pinggangnya dicubit oleh pacarnya-- Ratu. Ia baru menyadari, kalimat terakhirnya bagaikan sebuah api yang diberi bensin. Makin menjadi!

Rassya yang sedang panas, bisa saja menjadi semakin panas. Mungkin meledak, dan bisa saja makin menyudutkan Aqeela.

Ah, sudahlah.

"Apa? Lu tadi bilang apa?"

Melihat mata ratu yang melotot padanya, membuat Keano cepat-cepat menggeleng. Padahal ia tau Rassya tak melihatnya sama sekali.

"Nggak! Intinya, lu harus dateng besok dan harus beresin masalah lu sama Aqeela! Gue ga mau adek gue terus-terusan nangis karena lu jauhin!"

Kecepatan bicaranya cukup cepat, membuat Rassya sedikit kesulitan memahaminya. Tapi daripada harus menyiksa telinganya yang terus-menerus merasa berdengung-- lebih baik ia iyakan saja.

The Nerd Boy Is Devil [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang