01 | My Sour

256 22 5
                                    

[WE'LL VERY APPRECIATE YOUR SUPPORT!]

HAPPY READING!

••• ••• •••

"Emang kalian berdua tuh pengen gue kunyah, anjir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Emang kalian berdua tuh pengen gue kunyah, anjir."

Pemuda dengan kulit putih dan wajah manis itu masih setia mengomel, menunjuk-nunjuk marah kedua lelaki dihadapanya.

"Ares!!!!!!"

Ia memekik pada salah satu dari kedua pemuda disana yang kini dengan tanpa dosa berdecih keras dan melengos.

"Astaga, iya bintang sayang. Bang Ares minta maaf."

Pemuda manis itu—Bintang Byunchan Marcello, mendelik galak. Hampir melayangkan tangan untuk memukul kepala Aresio Jinhyuk, jika pemuda tinggi berambut hitam itu tak segera menghindar.

"Eit, sabar dulu sabar."

"MAUNYA APA SIH, GUE TANYA?" pekik Byungchan kini sudah mengamuk, marah-marah. "GUE TUH KURANG SABAR APA MENGHADAPI LO BERDUA?"

Seungwoo, pemuda dengan rambut biru tua menghela nafas, mengangkat bahu tak memberikan jawaban ferbal. Membuat Byungchan semakin ingin mencekik keduanya.

Tanpa kata ia menarik tangan Byungchan untuk duduk disampingnya, mengabaikan umpatan kasar pemuda manis itu, menepuk kepalanya dua kali menenangkan.

"Iya, nggak gitu lagi. Janji." katanya kalem.

Jinhyuk yang melihat itu tertawa saja, ikut mengusap surai coklat madu milik Byungchan.

"Masih pagi, udah galak banget meng gue." ia mengulas senyum jahil, membuat Byungchan kembali ingin mencakar wajah tampan pemuda itu.

"Kalau bukan disekolah, udah gue pukul ya lo." jawab Byungchan mencibikan bibir sebelum kemudian kembali berdiri dan memandang mereka menghakimi.

"Aresio Jinhyuk Marcello, jangan balapan lagi." ia menyipitkan mata galak, mengancam. "Atau gue babak belurin si jessie lo."

Jinhyuk yang mendengar nama mobil kesayangannya terancam mendelik, menciut begitu saja seperti dimarahi mama.

"Dan lo! Dewata Seungwoo Marcello. Berhenti tawuran kalau nggak mau semua antek lo gue masukin buku hitam."

Byungchan mendengus angkuh, detik berikutnya jadi menepuk tulang pipi Seungwoo yang sialnya terdapat luka memar disana. Membuat pemuda itu meringis dan mengumpat pelan.

"Have fun, boys."

Pamitnya mengerling sebelum kemudian benar-benar melangkah pergi dari koridor kelas 12 yang kini sudah dipenuhi dengan sorakan ramai para kakak kelas itu.

Karena Byungchan yang terkenal galak dari kelas 10 seakan jadi bos besar, bagi si kembar bersaudara yang katanya memiliki posisi sebagai penguasa sekolah, membuat mereka kagum.

LIMERENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang