Matahari terbenam adalah saat yang Yunho tunggu-tunggu sepanjang hari ini, saat dimana akhirnya ia pulang dari tempat kerjanya. Dengan hati yang hangat dan berbunga ia berjalan menyusuri koridor gedung apartemen nya seraya sesekali bersenandung. Langkah nya begitu ringan dan ia memegang erat ransel nya. Kemudian sesuatu membuat nya berhenti. Ia membeku dan memandang kaget pintu unit apartemen nya yang sedikit terbuka. Rahang Yunho terjatuh dan pandangan nya buram. Yunho segera lari dan masuk ke dalam unit nya.
Tenaga di kakinya pergi begitu saja, ia pun terjatuh di depan pintunya. Pemandangan di depan nya membuat Yunho marah dan sedih. Ia juga kecewa, pada dirinya sendiri. Tidak seharusnya ia meninggalkan San sendirian. Seharusnya ia ajak San, seharusnya ia izin untuk menjaganya hari ini, seharusnya seharusnya seharusnya. Yunho sangat menyesal. Ia berteriak karena rasa frustasi di dalam dadanya yang membuat nya sesak.
Yunho menghampiri San yang terikat di kursi dengan tali yang sangat besar dan melilit tubuhnya dengan erat. Ia mencoba membuka talinya dengan tenaga yang tersisa, Yunho terus terisak dan mulutnya terus merapalkan kata maaf. Setelah cukup lama, akhirnya tali itu terlepas dan tubuh San terhuyung kedepan, yang langsung di tangkap oleh Yunho. Yunho mendekap erat namun tetap lembut tubuh San. Terlihat lebam yang menghitam di sekujur tubuhnya. Iya, San dalam keadaan tidak berbusana.
Yunho merasa bahwa dunia di sekitarnya seakan runtuh. Ia menangis dengan keras, siapapun yang mendengarnya akan tersayat hatinya. "Maafkan aku, aku disini sekarang" ia terus mengelus kepala San, membisikkan kata maaf dengan terus terisak. Rasanya Yunho ingin mengutuk dirinya sendiri. Ini semua salahnya karena meninggalkan San seorang diri. Yunho membuka padding nya dan menutupi tubuh San, seperti disaat pertama kali mereka bertemu. Yunho terus memeluk San sampai San mengeluarkan sedikit suara yang membuat tangis Yunho semakin menjadi.
"Yun....ho..." Yunho segera mengatakan bahwa ia bersama nya sekarang. "Aku disini" San menitihkan air matanya. Ia tidak bisa bergerak banyak, namun ia senang Yunho berada disisi nya sekarang. Ia berusaha mengangkat tangan nya untuk menyentuh pipi Yunho. "Sshh jangan banyak bergerak, sekarang aku akan membawa mu kerumah sakit" Yunho merutuki dirinya sendiri, mengapa ia tidak melakukan ini sedari tadi. Ia sangat bodoh.
Ctaaassss
Sebuah peluru menembus jendela besar unit apartemen Yunho. Jendela itu retak, dan suara yang dihasilkan dari peluru dan jendela itu sangat keras sehingga membuat Yunho dan San membeku. Kemudian Yunho merasa dadanya basah, dan ia mendengar San teriak. Kepalanya pening dan pandangan nya buram. Ia melihat dadanya dan rasa sakit menjalar keseluruhan tubuhnya. Ia terjatuh.
Dadanya tertembak dan mengeluarkan banyak darah, San yang berada di sana tidak bisa berbuat apa apa karena tubuhnya juga sudah tidak bisa banyak bergerak. San hanya menangis dan mencoba menggapai tangan Yunho yang berlumuran darah. "San.." ujar Yunho dengan lemas. San kembali menangis. "Aku... sangat... senang..." Yunho terbatuk dan darah keluar dari mulutnya. "..bisa.. bertemu.. denganmu.."
Seseorang keluar dari kamar Yunho sembari tertawa. "Aaw pemandangan yang sangat menyayat hati" Yunho sudah tidak punya tenaga untuk sekedar melihat siapa orang itu. Namun sepertinya San mengenal orang itu, ia terlihat sedikit berjengit dengan kemunculan orang itu. "Kau pasti Yunho, dan kau sudah mengambil sesuatu dariku. San adalah milikku, properti ku. Dan tidak ada yang boleh memiliki barang barangku."
Pistol di tangan nya berputar. "Namun, karena jalang ini terus berkata bahwa ia bukan milikku lagi, dan sudah menjadi milikmu--" ujar orang itu sambil menendang San. "--aku rasa, lebih baik tidak ada yang memiliki nya sama sekali." Pistol itu kembali berputar, orang itu berjalan mengitari Yunho dan San yang berbaring tidak berdaya.
"Aku akan melakukan hal yang sama kepada jalang ini, agar kalian bisa pergi bersama. Aku baik bukan?" Orang itu berjongkok di samping San dan meletakkan pistolnya tepat di atas dada kiri San. Yunho ingin sekali menghentikan orang itu, Namun ia tidak bisa bergerak. Sesaat kemudian, ia mendengar suara keras yang sangat memekakkan. Orang itu terlihat tertawa, lalu mengarahkan pistolnya kepada Yunho. "Aku akan mempercepat kepergian mu, untuk menjemput nya" suara itu terdengar lagi dan pandangan Yunho berubah sepenuhnya gelap.
____
"Breaking News! Terjadi pembunuhan di salah satu unit apartemen di salah satu gedung di Seoul--"
Malam itu, tepat setelah berita itu disiarkan, sebuah bintang jatuh terlihat di langit Seoul. Ekor dari bintang itu memancarkan warna pink dan hijau tosca. Mereka baru saja bertemu, namun perpisahan tidak bisa menahan dirinya untuk menjemput mereka. Semesta kadang memang selucu itu, bagaimana bisa pertemuan dan perpisahan terjadi dalam waktu yang sangat singkat?
Soulmate? Kebetulan? Takdir?
Apapun itu, mereka pada akhirnya bertemu dan menyayangi satu sama lain. Semesta terlalu puas dengan itu, sehingga memutuskan untuk mempertemukan mereka dengan perpisahan. Apa mungkin karena mereka sudah mendapatkan apa yang mereka butuhkan? Sehingga semesta menjemput mereka. Karena, walaupun mereka sudah tidak bersama di dunia ini, jiwa mereka merupakan sebuah pasangan yang menjadi satu.
The End
KAMU SEDANG MEMBACA
❲I FOUND U❳ ─ ✎ YUNSAN
Fanfiction→ They said, ❝a soulmate is someone who came to teach you something. And when their jobs are done, they will leave.❞ But when soulmates teach each other about falling in love, will they leave or stay?← ┊ ┊ ┊ ┊ ┊ ┊ ┊ YUNSAN!AU ⚠️WARN⚠️ ➛ BX...