now it's hot

476 93 2
                                    

Malam ini mereka memutuskan untuk makan barbeque, Yunho sempat membeli beberapa potong daging yang sepertinya akan langsung habis malam ini. Yunho mempersiapkan dagingnya sambil sesekali melihat San yang sedang membersihkan sayuran. Senyuman tak luntur dari bibirnya, lesung pipinya yang dalam itu terus terlihat dan itu membuat hati Yunho menghangat. "San? Kau.. terlihat lebih cerah"

San menengok ke arah Yunho masih dengan senyuman nya yang indah. Kemudian matanya menyipit dan serangkaian gigi nya terlihat. Ini tidak baik bagi jantung Yunho. "Aku senang Yunho, rasanya seperti menemukan belahan jiwaku yang lama hilang" kemudian San kembali membersihkan sayuran di air mengalir. Yunho ingin mengelus rambut San, namun tangan nya kotor. Jadi ia mendekat dan mencium puncak kepala San. "Aku menyayangimu" kemudian keduanya berbagi senyuman dan kekehan. Malam yang hangat.

San dan Yunho duduk bersebelahan di depan sebuah panggangan, di dalam unit apartemen Yunho. Sebenarnya Yunho ingin melakukan nya di rooftop, namun malam ini turun salju dan angin nya lebih dingin. Yunho menggenggam tangan San sambil memanggang dagingnya dengan telaten. Sedangkan San di sampingnya tengah mengunyah daging dengan mulut yang penuh. "Yunho, bolehkan aku bertanya sesuatu?" Ujar San setelah menghabiskan daging di mulutnya.

Yunho mengangguk sambil masih memanggang daging. San kemudian mengambil daging untuk di berikan kepada Yunho. "Aku juga ingin tau banyak tentangmu, bisakah kau menceritakan dirimu?" Yunho sadar bahwa ia belum menceritakan apapun, San tidak tahu sama sekali tentang dirinya. "Ah benar juga" celetuk Yunho. San kemudian mengeratkan genggaman nya dan terlihat antusias.

"Umm, aku adalah sulung dari dua bersaudara. Aku memutuskan untuk tinggal sendiri setelah lulus kuliah, keluarga ku mengijinkan ku dan mendukung semua mimpiku. Sekarang aku bekerja di café milik temanku, sebagai barista" Yunho menggaruk leher belakang nya dan tersenyum bodoh, San tidak mengerti mengapa Yunho seperti ini tapi San mencubit pipi Yunho karena ia terlalu menggemaskan. "Aku selalu ingin menjadi barista, temanku mendukung dan membantuku untuk mewujudkan mimpiku. Aku sangat berterimakasih" lanjut Yunho.

San bisa melihat cahaya di mata Yunho ketika ia menceritakan keseharian nya bekerja dan berencana mengajaknya kapan-kapan. San tersenyum, ia senang melihat sisi Yunho yang ini. Yunho terlihat lebih soft dan cerah. Mungkin karena ia sedang menceritakan hal yang sangat ia sukai. Dan Yunho punya mimpi, sedangkan San tidak. Namun San tidak mau menunjukkan kesedihan nya sekarang.

"Begitulah, tidak ada yang spesial." Final Yunho. Kemudian mereka melanjutkan makan malam disela dengan sedikit obrolan ringan.

____

Mentari pagi berusaha keras mencapai bumi dan menghangatkan nya di tengah salju yang menyelimuti. San terlihat masih berada di tengah tempat tidur Yunho dengan selimut tebal yang menutupi nya. Sedangkan Yunho berada di kamar mandi. Ia harus berangkat pagi karena café tempat ia bekerja menyajikan kopi pagi bagi para pelanggan yang membutuhkan kehangatan di tengah musim dingin. Setelah selesai bersiap siap, Yunho membuat toast sederhana dan susu coklat hangat, kemudian ia membangunkan San untuk sarapan bersama.

San dan Yunho duduk bersebelahan dan menyantap sarapan mereka. "Kapan kau akan pulang?" Ujar San. Yunho terkekeh dan mengelus rambut San dengan lembut. "Aku bahkan belum berangkat". San menekuk bibir nya, ia 'kan hanya ingin tahu. Melihat itu, Yunho kembali terkekeh. "Mengapa kau sangat lucu? Baiklah baikah, aku pulang jam 6 sore." Kemudian San menatap Yunho sedikit tidak percaya. "Tapi itu lama sekali"

Yunho meletakkan toast nya di piring dan memeluk San. "Aku akan segera kembali bahkan sebelum kau menyadarinya" ujar Yunho yang membuat San tersenyum. Setelah Yunho melepas pelukannya, mereka melanjutkan sarapan dengan tenang. Beberapa saat kemudian San mengucapkan selamat tinggal kepada Yunho karena ia harus berangkat kerja. San menutup pintu dan menghela napas "sekarang apa?"

Ia memutuskan untuk membereskan kamar dan seluruh unit, walaupun tidak terlalu berantakan tapi memang beberapa sudut terlihat berdebu. San pun dengan senang hati akan bersih bersih hari ini. Dulu di penginapan club malam yang San tinggali, ia juga sangat suka bersih bersih.

Hari berlalu begitu saja, tidak terasa waktu mengalir dengan angin yang berhembus dingin. San sudah selesai membereskan unit apartemen Yunho. Sekarang ia sedang makan siang, buatan nya sendiri. Ia terlalu takut untuk pesan dari luar. Ah benar, ia tidak punya kontak Yunho, mereka belum sempat melakukan itu beberapa hari yang lalu. Sekarang San sangat bosan, ia sudah mandi dan makan. Pada saat belanja kemarin, Yunho membeli beberapa baju untuk San. Dan San sedang memakai nya.

Ketika sedang bermalas-malasan di sofa sambil melihat langit langit ruang tengah, San mendengar seseorang mengetuk pintu. Ia langsung terkejut dan duduk dengan cepat. Handphone nya bergetar, seseorang menelpon nya. San terlihat sangat cemas dan... takut. Ia mengangkat telpon nya sedikit gemetar. "H-halo?"

"Sanie!! Bagaimana kabarmu, baby?"

"... Kau.. tidak perlu tahu"

"Eyy apa maksud mu Sanie?"

San kembali mendengar seseorang mengetuk pintu dengan keras, orang itu seperti sangat marah dan mengetuk nya penuh emosi. San semakin takut, ia meringkuk dan matanya berkaca-kaca.

"Aku datang untuk menjemput mu, baby. Buka pintunya"

San terbelalak, tubuhnya menegang. Ia tidak mau kembali ke tempat itu, ia sudah menemukan rumah nya. San menangis dan seluruh tubuhnya gemetar. "Aku tidak mau! Tinggalkan aku!" San menutup telpon nya dan membuang ponsel nya jauh. Ia menutup telinga nya karena ketukan di pintu itu semakin keras. San menangis dengan keras, ia takut, ia membutuhkan Yunho. Hatinya sakit sekali, ia takut Yunho meninggalkan nya dan membiarkan orang orang itu membawa nya kembali ke tempat yang paling ia di benci.

Tubuhnya kembali menegang ketika ia mendengar seseorang menekan password, ia tidak yakin itu Yunho namun ia sangat berharap Yunho datang lebih cepat. Matanya tidak beralih dari pintu, keringat sudah membanjiri dahinya, tangan nya sudah pucat dan dingin. Pintu itu terbuka namun terlihat sangat pelan dimata San, ia tidak bisa bergerak, udara dingin masuk bersamaan dengan pintu itu terbuka lebar menunjukkan sosok yang paling San benci. Orang itu, orang yang menelpon San dan ingin ia kembali. Orang itu, pemilik bar, pemilik San.

"Hey, baby. Senang bertemu denganmu lagi.

___

"Kau tau? Aku bertemu seseorang" kalimat pertama yang memulai cerita Yunho kepada temannya yang juga pemilik café tempat ia bekerja. Yunho menceritakan semuanya sampai ia jatuh hati pada orang yang ia temui tersebut, San. "Aku sangat menyayangi nya, sekarang aku gelisah karena meninggalkan nya terlalu lama" ujar Yunho seraya menekuk bibirnya. Teman nya hanya bisa tersenyum dan menepuk bahunya.

"Dia pasti baik-baik saja, percaya padanya"

❲I FOUND U❳ ─ ✎ YUNSANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang