SHELINA DEWI ALMIRA

803 58 2
                                    

Gadis yang kerap disapa dengan nama Shelina itu bukanlah gadis yang sangat populer disekolahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis yang kerap disapa dengan nama Shelina itu bukanlah gadis yang sangat populer disekolahnya. Dia hanya anak pindahan yang tidak kenal banyak orang. Bukan dikucilkan atau dibully, hanya saja hidupnya ia gunakan untuk belajar sampai tidak ingat kalau dia hanya memiliki seorang teman. Shelina bisa hapal nama teman sekelasnya saja sudah beruntung.

Inilah Shelina, gadis berperawakan tinggi dengan rambut panjang dan berponi. Bertubuh langsing, cantik, bibir yang selalu tersenyum manis dan mata bulat yang indah. Siapapun yang melihatnya pasti akan iri dengan kecantikannya. Tidak banyak orang yang mengenalnya, murid disekolah kebanyakan hanya tahu wajahnya tanpa tahu namanya.

Shelina memanglah orang yang memiliki kepribadian ramah dan sopan tapi dia bukan tipe orang yang memiliki jiwa sosial yang tinggi. Bisa dikatakan, dia terlalu takut untuk berkumpul atau bertemu dengan banyak orang. Social anxienty? Shelina tak separah itu sampai dibilang orang yang anti sosial.

Sejak kecil dia dikelilingi oleh teman-teman yang menghianatinya. Mulai dari teman SD nya yang memanfaatkannya hanya untuk contekan, teman SMP nya yang memanfaatkannya demi ketenaran, temannya disekolah sebelumnya yang ternyata menusuk dari belakang dan berakhir Shelina memilih pindah ke sekolah baru dan memutuskan untuk tidak memiliki terlalu banyak teman. Semakin banyak teman, semakin banyak pula yang berhianat padanya. Makanya sekarang Shelina memilih untuk lebih sering mengurung dirinya di perpustakaan sekolah daripada sibuk mencari teman yang akan menghianatinya lagi.

Bagi Shelina, memiliki seorang teman yang selalu mendukungnya lebih baik daripada memiliki seribu teman yang busuk semuanya.

Shelina mengalihkan pandangannya yang sejak tadi menatap buku ke temannya yang tengah tertidur disampingnya. Selalu seperti ini, dia tertidur ketika menemani Shelina di perpustakaan.

Gadis itu Dinda, teman satu-satunya yang selalu ada untuk Shelina semenjak gadis itu pindah ke sekolah ini. Dia memang jarang menemani Shelina ke perpustakaan dengan alasan pusing melihat buku-buku yang berjejer rapi sesuai jenisnya. Mungkin setiap seminggu sekali Dinda akan menemani Shelina ke perpustakaan, itupun tanpa Shelina pinta. Tapi setiap gadis itu ke perpustakaan, yang dia lakukan hanya mengisi daftar hadir lalu tidur disamping Shelina. Dia akan bangun ketika dibangunkan Shelina.

Shelina melirik jam kecil yang melingkar cantik di pergelangan tangan kirinya. Lima menit lagi jam istirahat akan dimulai. Dia beralih membangunkan Dinda dan mengajaknya masuk ke kelas. Pernah terlintas dibenak Shelina untuk menjahili Dinda, tidak membangunkannya ketika tidur di perpustakaan. Tapi Shelina tidak pernah melakukannya, dia tidak mau temannya yang satu itu dihukum karena telat masuk pelajaran-atau mungkin dikira bolos.

"Din, ayo bangun!" Shelina membangunkan dengan suara halusnya. Bukan sengaja, suara Shelina memang halus seperti itu. Suaranya bahkan terkesan lirih sampai Dinda terkadang harus mendekatkan telinganya ke mulut Shelina saat gadis itu berbicara.

Dinda melenguh, "Ehmmm... Ntar dulu." Bukannya bangun, malah mengganti posisi kepalanya menghadap kekiri.

"Bentar lagi masuk, Din."

LOVE SILENT ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang