LOVE SILENT | KECEWA

156 30 2
                                    

Malam ini tak ada bedanya dengan malam biasanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam ini tak ada bedanya dengan malam biasanya. Selesai makan malam berdua dengan sang kakak, Shelina akan duduk di karpet kamarnya dan mulai belajar. Kedua orangtua Shelina sibuk bekerja untuk menyukupi segala keperluan Shelina dan sang kakak, tapi hal itu membuat Shelina tidak bisa merasakan hangatnya keluarga.

Shelina ingin hidup seperti teman sepantarannya yang lain. Jalan-jalan ke mall, shopping, ngafe, ke pantai, menginap bersama yang lainnya, tanpa harus memikirkan segala macam pelajaran yang membuat kepala Shelina pening. Tak ada yang memaksa Shelina untuk giat belajar, dia juga tidak dituntut untuk mendapatkan nilai tertinggi di kelasnya. Tapi mau apa lagi, tak ada yang bisa dia lakukan selain belajar. Dia tidak mungkin melakukan hal-hal yang ia inginkan sendirian karena tidak memiliki teman selain Dinda, tak mungkin juga ia meminta kakaknya untuk melakukan itu karena dia pasti sibuk dengan skripsinya. Shelina tak mungkin memaksakan keinginannya pada sang kakak.

Yang bisa ia lakukan hanyalah mengurung diri di dalam kamar dengan buku-buku pelajaran.

Shelina menaruh kepalanya diatas meja, rasanya pusing terus belajar seperti ini. Dia menghabiskan waktunya disekolah untuk belajar, sampai rumah pun dia juga harus belajar daripada bosan.

Ting! Ting! Ting! Ting!

Shelina mengalihkan atensinya pada ponsel yang ia letakkan diatas sofa. Ada pesan sebanyak empat kali berturut-turut. Shelina pikir itu Dinda. Selama ini hanya Dinda lah orang yang mengiriminya banyak pesan dalam sekali kirim.

Empat pesan dari nomor tak dikenal? Siapa?

~~~

+6285---------

|Hai cantik.
|Ini Juan.
|Gue dapet nomor lo dari bang John.
|Save ya 😇

~~~

Juan? Orang yang sama dengan pria yang tadi siang mengajaknya pergi ke kantin dan sedikit melupakannya karena mendapat bekal dari gadis lain?

Shelina tidak membalasnya, dia melemparkan ponselnya keatas sofa lalu kembali meletakkan kepalanya diatas meja. Shelina merutuki kebodohannya. Bagaimana bisa dia menyukai Juan sejak pertemuan pertama mereka di taman ketika Juan terjatuh dari pohon hanya karena lelaki itu dengan lantang memuji kalau dirinya cantik? Shelina tegaskan lagi, banyak yang bilang dia cantik. Tapi entah kenapa dia merasa sangat senang ketika Juan yang mengatakan hal itu. Seakan Shelina mengharapkan Juan padahal lelaki itu tidak memberikan harapan apapun.

Shelina sadar, Juan mungkin akan menjadi cinta pertamanya selain papa dan kak John. Selama ini tidak ada waktu untuk jatuh cinta, apalagi dekat dengan seorang laki-laki. Shelina merasa bodoh, entah kenapa waktu itu mulutnya bilang kalau dia akan mengajari Juan demi untuk sering bertemu dengan lelaki itu.

LOVE SILENT ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang