2. Keberhasilan

22 3 0
                                    

🎉 Happy Reading🎉

Selepas mengerjakan tugas Sekolah. Gina merebahkan badannya seraya menatap dinding kamarnya. Gina mengerjap dan langsung merogoh tasnya mencari sebuah kertas.

"Kenapa aku bisa lupa sih, untung masih inget Malam ini, kalo gak besok siapa yang ngambilin rapot," ucap Gina menyalahkan diri sendiri. berjalan ke Ruang tamu.

"Mah, besok ke Sekolah ngambil rapot, ini undangannya," ucap Gina.

"Lho, Mamah bingung harus ke Sekolah siapa dulu, kenapa serentak banget bagi rapot satu, bagi rapot semua," ucap Tuti seraya mengipaskan wajahnya dengan kipas renda-renda.

"Sekolahnya 'kan negeri semua pasti serentaklah, Mah."

"Iya sudah, Mamah ambil rapot di Sekolah adikmu dulu yang dekat terus habis itu Mamah ke Sekolahmu, biar Bapak yang ke Sekolah Kakakmu," ucap Tuti sambil tiduran di Kursi panjang.

"Mah, Kak Ishaq jadi pulang gak?" tanya Gina ragu-ragu.

"Gak jadi, tadi Siang Mamah udah telfonan sama Ishaq dan masalah album itu ... katanya gak apa-apa," ucap Tuti lalu melangkah masuk ke Kamar tidur.

"Mamah sukanya main pergi-pergi aja," ucap lirih Gina. Masuk ke Kamar tidur untuk istirahat. sebelum tidur Gina membuka Whatsapp.

"Sepi banget, gini nih nasib jomblo Whatsappnya sepi gak ada yang chat kalaupun ada dari grup," ucap Gina langsung beralih aplikasi menuju instagramnya.

Teringat akan cowok yang masih tergiang dikepalanya. Gina langsung mencari nama itu. entah kenapa dadanya bergemuruh sakit melihat orang yang disukainya memposting foto seorang perempuan dengan kata 'beloved' disertai caption love.

"Ngapain juga aku harus sakit hati ngelihat kayak gini, walaupun aku suka sama kami tapi aku sadar diri bukan cewek tipe kamu, move on tak segampang itu, bisa yuk bisa!" ucap lirih Gina.

***

Gina terusik tidurnya, karena Tuti membangunkannya berkali-kali.

"Bangun! sholat subuh! anak perempuan gak boleh males, Gina! bangun sholat subuh habis itu nyapu halaman depan," ucap Tuti berbicara tepat di telinga Gina. Gina menutup telinga dan bangun.

"Gak usah di telinga juga bicaranya Mah, geli telinganya," ucap Gina melangkah ke Kamar mandi.

Setelah sholat subuh, Gina langsung menyapu halaman depan. banyak Ibu-ibu yang berlalu lalang ke tempat penjualan sarapan pagi di pertigaan.

"Akhirnya selesai juga, gue mau Video Call sama Vanya, pasti udah bangun jam segini." Gina langsung masuk ke Kamarnya. mengambil ponsel miliknya.

"Hai gays! hari ini siapa yang ngambil rapot?" tanya Gina.

"Bunda, Gina udah mandi? ini masih pagi, dingin ...."

"Gak dingin ko, bangun Gih! cari udara segar nanti gak ngantuk lagi," ucap Gina menatap Vanya diseberang sana masih bergelung selimut.

"Iya aku mau mandi, aku tutup dulu bye," ucap Vanya langsung mematikan Video Callnya.

"Dasar Vanya, aku lagi ngomong malah dimatiin." Gina langsung melirik sampingnya. Adiknya masih tidur dengan mulut agak ternganga.

"Sila! bangun! udah pagi," ucap Gina sambil menggelitiki adiknya.

"Apaansih Kak, Kakak ganggu aja deh sana pergi!," ucap Sila masih dengan mata tertutup.

"Terserahlah, mending ke Dapur mau makan," ucap Gina langsung melangkah menuju Dapur.

***

Abrisam berjalan ke Teras Rumah menemui Vanya. di sana Vanya tersenyum manis seraya membawa kantong plastik, entah berisi apa?

The Real Destiny🍁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang