Chapter 5

135 19 1
                                    

Pukul 19.00, waktunya keturunan kaisar makan malam bersama.

Acara makan bersama terus berlanjut, semua nya telah berkumpul menunggu. Sementara Liana dan daniel memasuki ruang makan bersamaan, semua orang menatap kedatangan mereka.

Zeffry Mendecak pelan "kalian terlambat! Kalian tau kan, peraturan disini, tidak boleh ada yang terlambat."

"Liana, Liana. apa yang kamu lakukan hah? Lihat, Begini saja kamu tidak menepati peraturan disini. Ternyata Memang benar ya, kamu itu tidak pantas menjadi ratu, bahkan sekarang saja kamu sudah malas malasan seperti ini. apa jadinya kalau kamu jadi ratu esok nantinya" celetuk Raina.

"Aku kan hanya telat beberapa menit saja." Liana melirik jam dinding yang besar, setelah nya Liana terdiam, ia mengepalkan tangannya, menahan emosi.

Ia bersungguh sungguh, ia pasti akan menjadi penerus kekaisaran, walaupun banyak sekali penghalang disekitar nya, itu tidak menghentikan ambisinya

"Ini tidak ada hubungannya dengan menjadi seorang ratu Raina. Lagipula setiap orang kan bisa saja membuat kesalahan." Daniel mencoba mengangkat suara.

"Kak daniel kamu kenapa sih selalu membela Liana terus menerus"Raina berteriak.

"apa maksud mu? Yang diucapkan kak daniel itu bena. kamu yang terus terusan memojokan aku, membuat ku menjadi seorang yang buruk." Liana tak mau kalah.

"Hei, Raina itu mengucapkan kebenaran nya" Zeffry ikut menimbrung.

Raina mengangguk ngangguk.

"Sudah lah! Hentikan ini." Olvhin berceletuk, Membuat semua hening seketika.

"Bisa tidak kita makan dengan tenang" ucap quilon yang sejak tadi memperhatikan mereka.

"Lupakan hal yang terjadi barusan, dan duduk makan tenang apa itu susah untuk dilakukan?" Quilon salah satu anak kaisar yang paling waras, menatap mereka semua.

"Kalian berdua duduk" quilon menyuruh Liana dan daniel.

"Maaf telah membuat keributan" Liana menunduk.

"Tidak apa" gumamnya.

Liana duduk disamping Daniel, ia menatap meja panjang didepan nya banyak sekali makanan yang tersaji. Dan nampak lezat pula.

"Oh jadi seperti ini ya makanan seorang bangsawan" ucapnya dalam hati.

Daniel menatap Liana yang sedang terdiam "Liana kamu tidak makan" bisiknya.

Liana menoleh kikuk "akh iya tentu saja" ia mulai memakan makanannya.

Liana menatap kue strawberry didepan nya, nampak enak. Liana ingin mengambil nya tetapi tangannya tidak sampai. Sejak sedari tadi ia berusaha meraihnya tetapi tidak bisa.

Olvhin yang ada disampingnya menatap datar, dengan cepat ia mengambil kan nya untuk Liana "kamu mau ini kan?" Olvhin memberikan nya.

Liana tersenyum menatap kue itu, diangkat jempol tangan nya sebagai tanda terimakasih.

Olvhin menatap Liana "cih" lalu tersenyum.

Tanpa sadar pita yang ada di kepala Liana terjatuh saat makan, tetapi Liana sama sekali tidak menyadari itu.

                  
                        _-------------_

Quilon mengejar Liana yang sedang jalan menuju kamarnya, Daniel sudah kembali kekamar nya. Quilon memanggil namanya.

"Liana"

Liana menoleh "ada apa?"

Quilon menyerahkan pita yang terjatuh "ini milikmu kan?"

Liana sedikit terkejut, ia meraba raba rambut nya benar saja pitanya hilang, ia menerima pita tersebut "benar itu pitaku, terimakasih"

"Iya" quilon tersenyum.

"Kamu sedikit berubah ya, apa yang membuat mu berubah seperti ini? sepertinya kamu berubah terlalu cepat, aku seperti merasa kamu bukan Liana"

"Liana yang aku kenal cukup pendiam, ia tidak pernah membantah siapa pun. Bahkan tidak berani dengan Raina, tapi kini kamu bahkan nampak berani."

Deg.

Jantung nya berdegup kencang.

"Akh sebenernya bukan apa apa, aku hanya ingin berubah saja" Liana tertawa kecil.

Bodoh, apakah Jawabanku itu tepat?
Tetap tenang tetap tenang.

"Begitukah?" Ucap Quilon

"Em iya"

"tapi aku suka sifatmu yang seperti itu. Jadi pertahankan ya, jangan pernah menyerah. Tetap kuat menjalani semua nya, jangan dengarkan ucapan buruk mereka."

"Baiklah selamat malam, sampai jumpa esok hari." Quilon menepuk pundak Liana.

"Iya selamat malam" Liana bergumam.

                          _-------------_

Keesokan hari nya.

Olvhin yang sedang diperpustakaan memegang buku tua yang ada ditangannya "kemarin ia membacanya tidak ya?" Olvhin berharap bahwa Liana tidak membacanya saat waktu itu

"Aku lengah, kupikir tidak akan ada yang menemukan buku itu disini, ternyata ada seseorang yang menemukannya."

"Aku harus mencari tempat yang aman untuk buku ini" gumam nya dalam hati.

Tanpa sadar Liana memasuki perpustakaan, ia memperhatikan olvhin yang sedang memegang buku.

"Itu kan buku yang kemarin"

Liana mendekati nya, tetapi olvhin sama sekali tidak menyadari nya.

"Hai" Liana menyapanya.

Olvhin terkesiap "apa yang kamu lakukan!"

"Em aku? Aku ingin membaca"

Manik mata Liana teralihkan kepada buku itu, dengan cepat olvhin menyembunyikan dibelakang tubuhnya.

"Hei buku apa itu?" Liana bertanya.

"Kamu tidak perlu tau"

Olvhin dengan cepat melangkah pergi dari perpustakaan meninggal kan Liana seorang diri, Dengan membawa buku itu.

"Sebenarnya itu buku apa sih"

Matanya teralihkan oleh sesuatu, ia menatap rak buku, ada sebuah kalung disana "milik siapa ini?" Liana mengambil kalung itu, karena ia Malas memegangnya ia memakai kalung itu.

Olvhin yang hendak menuju kamarnya merogoh kantung pakaian nya "dimana? Dimana kalungnya! Pasti tertinggal."

                      ========

•Terimakasih untuk kalian yang sudah membaca( ◜‿◝ )♡

• jangan lupa untuk vote dan comment yah <3

• Dan jangan lupa share juga ya.











The Lady Lonely [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang