chapter 1

340 32 1
                                    

Normal pov

Delia terbangun dari tanah yang kotor, dengan cepat ia menepis nepis pakaian nya yang sedikit kotor, Delia memegang kepala nya yang terasa sakit. ia sedikit pusing.

Ia beranjak berdiri, lalu memeluk diri nya sendiri, ia menggigil. Suasana disekitar nya sangat dingin, dimana ia sebenarnya?

Delia menatap sekitar. dia ada di Hutan! Disekitar nya banyak sekali pepohonan, dengan suasana yang gelap gurita, membuat bulu kuduk Delia merinding.

"Kenapa aku bisa disini?"

serangga-serangga kecil terdengar, nampak hidup dihutan ini saat malam hari. Pandangan nya teralihkan oleh suara air, iya Delia mendengar suara air yang cukup deras.

itu tandanya didekat sini ada sungai! Dengan segera ia melangkah kearah suara tersebut. Delia terus berjalan berusaha menerobos rumput rumput liar yang cukup tinggi, hingga ia menimbulkan suara bergusrakan.

Delia mengeluh, disini sangat gelap, tetapi untunglah ada bintang-bintang dan bulan yang meneranginya, hingga ia sedikit mampu melihat sekitar nya saat ini. Perlahan tapi pasti ia semakin dekat dengan suara air.

"dimana tempat ini? Aku sama sekali tidak mengenal nya." Delia menatap sekitar dengan bingung.

Akhirnya ia sudah dekat dengan suara air itu, dan ternyata, lihatlah. Ada sungai besar yang terdapat didepannya. Bukan hanya itu saja, terdapat banyak kunang kunang yang mengelilingi sungai tersebut hingga membuat nya nampak terang dan indah.

Delia tertegun, matanya menatap takjub pemandangan didepan. "woah, apa ini?"

Delia menatap kearah sungai tersebut, pantulan dirinya nampak jelas didepannya, sungai itu sangat jernih.

Rasanya Delia ingin mencuci muka disana. Dan meminumnya, kini dirinya amat lah haus.

"Liana, Liana!" Seseorang
berteriak dengan kencang, suara nya dekat dengan dirinya. "Dimana kamu!"

Delia menoleh, siapa itu?

Dengan segera Delia mendekati suara itu, Dan manik matanya tertuju  pada seseorang yang menyorotkan lampu didekat nya.

"Heii Liana disini! Pengawal cepat kemari."

                        _ ------------------_

Disebuah kamar memperlihatkan seorang dokter, dengan seorang laki laki? Ia berusia sekitar tujuh belasan mungkin. dengan Surainya yang berwarna emas kecoklatan, disana wajahnya nampak cemas dengan keadaan perempuan didepannya.

"Liana, kamu pasti terluka" pria dengan Surai rambut coklat nya menatap lesu kearah perempuan bersurai hitam yang ada didepannya.

"Ha?" Delia menatap aneh, siapa itu Liana? Dan kenapa pula dirinya menjadi orang lain, sejak tadi pertanyaan itu selalu muncul dikepalanya sendiri.

"Liana cepat lah sembuh, agar aku bisa bersama dengan mu lagi, kamu tahu kan aku sekarang tidak mempunyai banyak waktu bersama mu."

"Oh begitukah..Boleh kah aku bertanya sebentar?" Delia justru bertanya hal lain, sedikit tidak memperdulikan perkataan nya.

"Apa? Kamu mau menanyakan apa pun kepadaku tentu saja boleh" ia tersenyum lembut.

"Akh, siapa namamu?"

"..."

"Apa maksudmu liana?" Raut wajah nya bingung.

"Oh begini aku sedikit lupa, maaf" Delia tidak punya alternatif lain, jadi ia hanya mengarang nya, bisa gawat jika 'liana' yang ada didalam tubuh nya ternyata adalah orang lain. Sejak tadi ia kebingungan kenapa orang orang memanggilnya Liana, dan ternyata dirinya kini bukanlah Delia.

Delia sejak tadi  membuat dirinya seolah olah adalah Liana, jadi sebenarnya apakah ini mimpi?

"Oh begitu, tentu saja aku akan senang hati menjawab nya.. namaku adalah Daniel Shaquille." Lelaki besurai coklat itu menjawab dengan tersenyum, sungguh sejak pertama kali melihat nya Delia bisa tahu jika dirinya seorang yang lemah lembut pribadi yang ramah.

"Oh Daniel yah, maaf aku melupakan mu" Liana menatap daniel. sejujurnya ia tidak tahu siapa itu Daniel, atau mungkin ia lupa, entahlah tapi nama itu terasa familiar.

"Iya tidak apa apa Liana, yang penting aku senang kamu selamat dan masih hidup tentunya.."Daniel menjawab pelan, mendadak ia murung.

"Maaf tuan aku mengganggu, sebaiknya Liana cepat beristirahat untuk hari ini" sang dokter memotong, menjelaskan kepada Daniel.

Daniel mengangguk.

"Baiklah kamu bisa pergi" Daniel melambaikan tangan kepada sang dokter, dengan cepat sang dokter menunduk hormat, lalu beranjak pergi.

Liana yang sedang bersender langsung menidurkan dirinya dikasur luas itu, lalu membuat dirinya nyaman.

"Oh iya aku ingin menanyakan sesuatu.." Liana teringat sesuatu.

"Hm apa?" Daniel menoleh ketika dirinya sedang mengambil air minum, kini mereka sedikit menjauh.

"Kamu siapa nya, diriku?" Liana bertanya pelan menatapnya.

Daniel yang mendengar itu sedikit terkejut, ia tidak tahu apa yang sebenarnya telah terjadi kepada Liana, apakah itu efek dari obatnya? Daniel menghela nafas, mencoba memahami.

Daniel mendekati Liana lalu memberikan air minum, Liana dengan segera bersender ditepi ranjang, lalu meneguk segelas air yang diberikan nya.

Daniel terdiam menatap Liana, Liana memberikan gelas yang sudah kosong kepada Daniel. sementara Liana terlihat sedang menunggu jawaban darinya.

Daniel tersenyum, lalu menyuruh Liana untuk merebahkan dirinya dikasur, ia dengan cepat menyelimuti nya "baiklah aku akan jawab, aku kan kakakmu bagaimana bisa kamu lupa dengan ku" Daniel tersenyum lalu menyium kening adiknya.

Liana ber oh pelan, lalu mengangguk
"Hehe aku kan hanya sedikit lupa"

"Iya tidak apa" Daniel beranjak berdiri, lalu menuju kearah pintu, ia mematikan lampu kamarnya "Selamat malam Liana"

                          _----------------_

Jangan lupa untuk vote, dan terimakasih karena sudah meluangkan waktu untuk membaca cerita ini

Sampai jumpa di chapter selanjutnya!


The Lady Lonely [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang