Tiba di pulau jeju ,
Pagi ini udara sejuk pulau yang berbatasan dengan jepang itu menyambut Taehyung.Taehyung mengganti nomor ponselnya dan kembali mengaktifkan ponselnya.
Nomor satu - satunya yang disimpannya, seorang yang tumbuh bersamanya dipanti asuhan dulu , orang yang lebih beruntung darinya karena lebih dulu mendapat keluarga baru yang begitu menyayanginya.
Menunggu , Taehyung menunggu sembari mengisi perutnya dengan sepotong roti dan susu pisang favoritnya. Walaupun sedikit , dia harus berhemat.
Taehyung mendapat pesan singkat dan bergegas menuju tempat lain.
Sebuah Van hitam menyambutnya , saat Van itu terbuka , senyum bahagia Taehyung berkembang ,
Harapan itu muncul ,
Taehyung akan bersembunyi , dan akan terus bersembunyi hidup bersama dengan anaknya kelak , hanya mereka berdua.
Orang yang dihampiri Taehyung berlari memeluk saudaranya , dan menangis saat melihat kondisi saudaranya.
Dia begitu ingat saat Taehyung bercerita dia mendapatkan mimpinya bisa kuliah di Amerika, tapi jika saja dia tau Taehyung akan tersiksa , dia pasti akan mencegahnya untuk pergi negara itu.
"Kajja ," ajaknya
Taehyung digiring memasuki Van hitam itu dan mereka bergegas meninggalkan pelabuhan Jeju menuju daerah paling selatan pulau kecil ini.
.
."Taehyung , kau .. Kau benar - benar ingin bermain petak umpet denganku , kau ... Aku akan membuatmu lebih tersiksa dari ini ,!!" geram Michael ditengah pesakitannya.
Berkali - kali diruntukinya kondisinya yang lemah dan hanya bisa terbaring di ranjang ruang rawatnya.
Efek obat itu kini menjalar melemahkan sementara saraf geraknya.
Michael tau ini adalah efek obat bius jenis baru yang dijualnya , dan hanya Elliot yang tau soal penjualan obat itu.
"Elliot membusuklah di tanah , dasar bajingan !!" marah Michael
.
.Taehyung tiba di sebuah bangunan kecil di daerah pegunungan , tak jauh dari tempatnya tinggal nanti terdapat kebun jeruk dan anggur dan juga ladang sawi putih.
"Gyu , gomawo ...." lirih Taehyung menahan tangisnya
"Aku menuruti semua permintaanmu hyung , semua aku lakukan demimu , kau berhak menemukan kebahagiaanmu sendiri ," kata Mingyu ,
Taehyung kembali memeluk Mingyu
"Jangan kembali ketempat ini apapun yang terjadi , berjanjilah padaku Gyu," desak Taehyung
"Apa karena Liam dan suamimu ? Hyung sejak pertemuan kita di pesta milik kolega Liam dan Mike kau bersandiwara tidak mengenalku ! Lalu kau mintai aku untuk melakukan hal yang sama !" marah Mingyu
Taehyung menangkup wajah penuh amarah saudaranya ,
"Mike pasti sudah mencariku melalui kekasihmu , walaupun Mike bermusuhan dengan Liam , Mike akan menjalankan cara apapun untuk menemukanku sekalipun harus berdamai dengan musuhnya,"
Mingyu meredam amarahnya
"Kau sudah mendapatkan keluarga yang baik , dan kekasih yang begitu mencintaimu lalu keluarganya merestui kalian , hyung mohon hyung hanya minta ini padamu Gyu," mohon Taehyung
Mingyu menangis karena amarahnya ,
Sejak mereka masih anak - anak sampai bertumbuh dewasa , Taehyung tidak pernah mendapatkan bahagianya. Dia akan terus tersenyum sekalipun rasa sakit itu menggerogoti hatinya, dia selalu menahannya saat satu persatu penghuni panti asuhan pergi dengan keluarga barunya.
"Hyung berjanji akan baik - baik saja, sesekali hyung akan mengabarimu," kata Taehyung menenangkan
"Terima kasih , kau sudah membantuku , terima kasih ," lirih Taehyung
.
.Tbc