3

51 9 2
                                    

Langit tampak sangat bahagia dengan warna biru yang terbentang luas di angkasa raya di tambah dengan gumpalan awan yang bergumul cantik di atas sana. Hari ke dua di jogjakarta oh sungguh mempesona kalau kata sasa.

“Nayyara ayo cepet” teriak sasa, yang sudah tak sabar mengekspos kota jogjakarta.

“Duluan sa, mau pamit ke abi” ucap nayya selagi mengetuk pintu kamar sang pemuda.

Di ketukan ke tiga pintu baru di buka, oleh pemuda janardana yang sudah rapi kelihatan siap pergi “Abi masih mandi nay” kata hasan seolah tau maksut ke datangan pemudi yudistia itu.

“Bisa minta tolong sampein ke abi gue jalan dulu san?”

“Loh, enggak bareng?” tanya hasan bingung.

“Emang semalem sasa enggak bilang, kalau hari ini mau grils time ya san?”

“Enggak nay, pantes abi dari tadi santai-santai aja” kata hasan, nayya memandang hasan kasihan sudah rapi tapi tak jadi jalan.

“Sasa dimana?” tanya nya, ketara sekali sedang kesal.

“Lobby”

“Maaf nay, lo bilang ke abi sendiri aja ya gue mau nyamperin tu bocah kutu kupret dulu” setelah nya, hasan berlari pergi menyusul sasa.

“Sasa!” seseorang datang dan langsung melakukan kuncian, membuat pemudi yang di panggil sasa itu kesulitan bernafas.

“Sialan, gue enggak bisa nafas” sasa memukul tangan hasan, tapi hasan tak kunjung melepaskan juga sudah kepalang geram seperti nya.

“Lo kok enggak bilang mau pergi cuma sama nayya” kata sang pemuda setelah melepaskan kuncian tak tega juga melihat wajah merah sasa.

“Kaya nya udah bilang” ketus sasa.

“Kapan?!”

“Semalem kaya nya” kata sasa ragu-ragu, antara ingat dan tidak.

“Enggak ada” Hasan mendelik kesal lalu mengusak kasar surai pemudi itu.

“Ya, berarti lupa” kata sasa, tak lupa membalas perlakuan sang pemuda yang sedari tadi telah semena-mena pada nya.











- - -











Pemudi itu sudah berulang kali menatap pintu kamar mandi tetapi sang penghuni tak kunjung juga menampakan diri. Di lihat nya jam di ponsel nya, sendikit merasa tak enak hati membuat pemudi khaleshia menunggu sedari tadi, di tambah dengan ke hadiran pemuda janardana tadi pasti mereka berdua akan berulah lagi.


Cklak

Suara pintu menyadarkan nayya kembali dari lamunan nya. “Loh, nay udah lama?” tanya abi.

“Lumayan”

“Maaf ya, udah nunggu lama. Mau berangkat sekarang?”

“Iya”

“Yaudah hati - hati” kata abi, hasta nya bergerak mengusak pelan puncak kepala sang pemudi. Nayya mengangguk kemudian pergi menuju lobby tempat sasa menunggu.










- - -










“Sa!” merasa terpanggil, sasa segera menegok ke arah suara di lihat nya nayya yang sedang berjalan ke arah mereka. Ia, buru-buru melepaskan diri dari jeratan hasan tak lupa sebelum pergi di tendang nya dulu tulang kering sang pemuda.

“Bentar saaa” ucap hasan menarik kerah baju sang pemudi yang sudah siap berlari, sembari mengelus kaki nya yang nyut-nyutan. Di sodorkan nya lima lembar uang berwarna merah pada sasa, dan di terima senang hati oleh sang pemudi.

JogjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang