3. Morning Mood

23 11 1
                                    

Anything to make you smile
____________________________________

🌤

Girl you're mine all mine baby

Love u love u ni mei hao de qian suo wei you

zheng ge shi jie love u love u

I'm fallin' in love I'm in love

I'm in love let me love u

"Kau belum cukup cepat untuk bangun lebih awal dariku."

Kun terkesima. Ia merasa bertambah muda tiap kali memenangkan perangnya sendiri melawan teknologi.

Kun meregangkan tubuhnya segera setelah mematikan alarm pada ponselnya. Ia pernah lihat di internet bahwa itu baik untuk persendian.

Atau lebih tepatnya Xiaojun-lah yang memaksanya mengingat Kun sering encok setiap kali pulang.

Ia lalu melangkah untuk menyibak tirai dan membukakan jendela, membiarkan angin musim gugur memenuhi ruangan itu.

Kun rasa harinya akan baik, seperti biasa.

Dan akan selalu seperti itu.

Jadi, ia turun untuk memulai lebih awal.

Kamar mandi adalah yang pertama ditujunya pagi itu. Kebersihan selalu jadi hal utama, tentu saja.

"Masak apa hari ini~"

Kun bersenandung ringan, langkahnya riang seperti seorang ballerina. Sayang ia tak boleh terlalu bersemangat jika tak ingin merusak pagi orang.

Hari masih terlalu gelap, tapi tak ada kata terlalu dini baginya untuk memulai hari.

Begitulah Kun.

Hingga matahari pun dibuat malu olehnya.

Setelah menekan saklar lampu, Kun segera menarik celemeknya dan mengikatnya kuat-kuat. Ia tidak mau waktunya sampai terbuang sia-sia hanya untuk mencuci noda tambahan.

Kun menyalakan ponsel, mencari inspirasi menu untuk musim gugur. Kun banyak menemukan menu yang bertebaran dari berbagai penjuru dunia. Namun diantara semua olahan yang menghangatkan, Kun memilih cita rasa dari kampung halaman sebagai pembuka di pagi itu.

Luosifen dan sup labu.

Tanpa menunggu lagi, Kun segera menyiapkan bahan dan peralatan yang dibutuhkan.

Tangannya yang telah terlatih begitu lihai mengiris semua bumbu masakan. Kecekatan-nya juga tidak perlu diragukan, memasak dua sajian berbeda sekaligus bukan masalah baginya.

Karena memasak adalah bidangnya.

Kun tahu itu dengan jelas.

Pagi itu, Kun menghabiskan semangkuk kecil sup labu seorang diri. Sembari menatap keluar jendela dimana daun-daun berguguran.

Ia tak habis pikir apakah dirinya-lah yang bangun terlalu pagi atau para penghuni rumah-lah yang memang lamban.

Sudahlah, Kun tidak mau ambil pusing.

Untuk saat ini Kun hanya akan menganggap dirinya-lah yang terlampau semangat.

* * *

Kun menaruh catatan kecil di dekat masakan yang telah disiapkannya untuk para penghuni rumah sebagai bentuk perhatian.

Makanlah dengan baik♡

Di ambang pintu, Kun mengambil kardigan rajutnya; sejumput kehangatan dari rumah yang bisa ia bawa.

Masih jam biru dan Kun melangkahkan kakinya menuju dunia luar. Sepeda antik yang terparkir di halaman rumah segera ditungganginya.

Resilience | WayVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang