1. Un Homme

47 10 0
                                    

Nothing feels like home
____________________________________

☁️

Bagaimana rasanya menumpang hidup di rumah temanmu yang tinggal bersama kekasihnya?

Jadi nyamuk?

Tentu saja.

Itulah yang dirasakan seorang Chittaphon sekarang.

"Bam, jangan sekarang.."

"Kau ingin mengotori mata anak orang? Apalagi dia masih suci." Goda Lisa di akhir kalimat.

Lisa sesekali melirik Chittaphon yang sedang berbaring di sofa sembari menonton TV. Niatnya ingin memasak makan malam. Tapi rupanya sang kekasih, Bambam, meminta jatah bukan pada waktunya.

"Asal kalian tahu bahwa aku ini lebih tua dari kalian." Timpal Chittaphon

Chittaphon berakhir dengan menscroll beranda ponselnya berulang-ulang setelah ia tertampar fakta bahwa siaran TV di negeri orang ternyata berbeda bahasa.

Namun tak lama karena ponselnya kehabisan daya.

"Ck."

"Oh, iya. Aku lupa kalau ada kau, hehe." Bambam tertawa tanpa dosa.

"Kalau tidak sanggup tidak usah dilihat, bisa kan?"

"Anggap saja kita setan sekalian juga tidak apa-apa."

BUGH!

Lisa memukul dada Bambam dengan penuh t̶e̶n̶a̶g̶a̶ kasih sayang, "Kau setannya."

"Tak usah sungkan. Lanjutkan saja."

"Lagipula sekarang aku sudah punya pekerjaan." Celetuk Chittaphon tanpa mengalihkan pandangannya.

"Wow, kerja apa kau malam-malam begini?"

"Mau maling, ya?"

"Atau jangan-jangan kau ingin jadi pelacur!?"

TAKK!

"Aish, mulutnya."

Lisa menyentil mulut Bambam, membuatnya merintih kesakitan.

"Sembarangan.. Menurutmu?"

"Tuh kan, benar! Mau melacur ya, kau!?"

"Bukan urusanmu." Chittaphon memutar bola matanya acuh.

Chittaphon tidak mengindahkan segala ocehan Bambam. Ia segera bergegas keluar dari rumah. Takut kehilangan kesuciannya jika berlama-lama dengan mereka.

Bambam dan Lisa.

Pergi kemanapun selama mereka bisa bersama, maka mereka rela menjadi pembelot di keluarga mereka. Melarikan diri ke negara orang karena tak mendapat restu untuk bersama.

Aneh.

Seingat Chittaphon dua sejoli itu memiliki bad blood sewaktu masih duduk di bangku sekolah.

Resilience | WayVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang