NAYANIKA #0 - prolog

1.6K 149 1
                                    

you can pretend 
it's nothing but the rain

how many times i've seen 
tears coming from your blue eyes

ㅡ rain and tears ,
demis ruossos

.
.
.

yak! na!”

“ demi Tuhan jangan bercanda kepadaku!”

“kau tau? takdir itu kejam dan menyakitkan. aku lebih memilih mundur daripada harus menyakitimu.”

“selamat tinggal, jeje.”

                                          ⋆ ⋆ ⋆


na jaemin sedang duduk di taman sambil mengobati luka nya yang belum kering. pria kelinci itu terlalu takut untuk pulang kerumah karena ia sudah yakin jaehyun akan marah besar dan membuat jaemin frustasi. membayangkannya saja sudah membuat jaemin mendadak merinding.

sebenarnya jaehyun tidak akan marah jika jaemin hanya terlibat dalam pertempuran itu, tetapi lukanya yang membuat ia takut. jaehyun sangat tidak suka melihat tubuh adik kecilnya ternoda oleh luka, pria itu akan mengamuk dan mencari orang yang sudah melukai jaemin.

jaemin kembali mengingat saat dirinya masih sekolah menengah pertama, saat jaemin terkena pukulan temannya yang bertengkar padahal niat hatinya cuma memisahkan. jaehyun mengamuk saat tau ada luka lebam di leher jaemin, meski pria kelinci itu sudah mencoba menutupinya dengan hoodie tetap saja ketahuan. alhasil jaehyun mendatangi rumah anak tersebut lalu membabi buta, kemudian jaehyun menyekolahkan jaemin di tempat baru.

jaehyun memang seperti itu dan jaemin sangat menyayangi saudara laki-lakinya itu. jaemin sangat bangga kepada jaehyun, walau pria itu harus memutuskan impian kuliahnya untuk menghidupi jaemin dan dirinya sendiri. berulang kali sudah jaemin minta agar dirinya di perbolehkan kerja paruh waktu dan jaehyun selalu menentang keras permintaan si adik dengan alasan 'masih kecil, mending main layangan saja kamu'.

jaemin menghela nafas, ia sangat takut untuk pulang kerumah karena takutnya jaehyun sudah menyantai diruang tamu sambil menunggu dirinya. sungguh jaemin hampir ingin menangis saat ini jika seseorang tidak menghampirinya. wangi parfum pour homme dari bvlgari lewat tanpa permisi ke hidung kecilnya, ah jaemin tau beberapa merk dan aroma khas parfum terkenal karena dulu dirinya pernah di ajak study industri ke pembuatan parfum terkenal.

“kamu ga kenapa-kenapa?”

suara bass itu terdengar di telinga jaemin tapi ia tidak menolehkan wajahnya ke orang tersebut, jaemin tipe orang yang tidak mau berbicara kepada orang asing.

“kamu terluka?” pria itu memegang luka jaemin dan langsung di tepis olehnya.

'kurang ajar asal sentuh saja!' batin jaemin mengumpati orang itu. ia sangat benci disentuh orang asing.

“sebentar.” ucapnya. jaemin hanya menatap postur tegap itu menjauh dari pandangannya, ia tidak peduli karena satu hal di pikirannya ini adalah bagaimana cara pulang.

tiba-tiba pria asing itu datang lagi mendekati jaemin, ia reflek menundukkan kepalanya. terdengar suara kekehan kecil dari orang didepannya, apa ini? orang aneh ini tertawa.

jaemin sibuk menggerutu dalam hati, ia merasakan permukaan tangannya di tempeli sesuatu. mungkin itu band aid, entahlah jaemin tidak tau yang pasti dirinya mengucapkan terima kasih dalam hati.

pria itu pergi sehabis mengobati luka jaemin. ia pun sama, jaemin segera melarikan diri daripada harus berurusan lagi dengan orang asing. ia berjalan secepat mungkin hingga tak terasa sudah sampai di depan rumah. oh tidak, jaehyun tengah menunggunya di halaman dengan tatapan penuh selidik. sungguh jaehyun sudah seperti melucuti perampok pakaian dan jaehyun langsung menangkat lengan jaemin yang terluka, seolah-olah lengan itu adalah barang curian jaemin hari ini.

jaemin menunduk tidak berani menatap jaehyun.

“ini apa, jung jaemin?” suara bariton jaehyun membuatnya merinding setengah mati. jaemin hanya mengesek-gesek sepatunya pada aspal tanpa niat menjawab pertanyaan kakaknya itu. jaehyun tambah mendelik tajam. “jawab, jung jaemin.”

jaemin menghela nafas, di tatapnya berani manik obsidian jaehyun yang tampak emosi disana. “aku terjatuh, terjerembat, terjungkal saat bermain ayunan!” ucap jaemin. bibirnya mengerucut, ini salah satu strategi agar jaehyun tidak bertambah marah.

“bohong sekali,” cibir jaehyun. jaemin menonjolkan bola matanya, kemudian merotasikannya. “aku berkata jujur, sir jeffrey!”

jaehyun mengangkat bahunya acuh. “iya, iya, terserah. mending kamu masuk sana,” jaemin mengangguk saat jaehyun menunjuk ke arah rumah mereka, namun langkahnya terhenti saat kalimat yang dilontarkan jaehyun. “kalau kakak tau ada yang bikin kamu luka, kakak jadiin kepalanya pajangan dinding.” ujar jaehyun sambil melangkah masuk ke dalam rumah, meninggalkan jaemin yang tengah menatapnya horor.

benar-benar jaehyun si psikopat gila!

.
.
.

bersambung

AKU GATAU INI AKAN MENUMBUHKAN MINAT KEMALASANKU ATAU TIDAK. DOAKAN SAJA!
ㅠㅠ

 DOAKAN SAJA! ㅠㅠ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
aksaram • nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang