CHAPTER #8 - (kegagalan) pengalaman kencan pertama

370 51 3
                                    

jaehyun mengetuk meja di hadapannya sudah beberapa kali semenjak jaemin mengatakan secara gamblang jika dia ingin berkencan dengan lee jeno nanti malam.

berawal dari jaehyun baru saja pulang dari shift paginya menjaga cafe, dia cukup terkejut melihat jaemin yang berada di pintu sambil menekuk dan memeluk kedua lututnya menunggu jaehyun pulang. pasalnya jaemin tak pernah seperti ini sejak lama jika tak ada maunya dan benar saja apa yang dia pikirkan.

bukannya jaehyun ingin melarang, hanya saja jaemin masih terlalu kecil di matanya untuk melakukan hubungan seperti ini. jaemin itu terlalu rapuh, bagaimana jika dia di campahkan pria bermata sipit yang mengejeknya secara tak langsung saat di tempat bakso kemarin?!

sedikit diperjelas jika jaehyun saja yang menganggap seperti itu.

tentunya jaehyun tak terima kalau jaemin harus berdekatan dengan pria yang sedikit membuatnya jengkel itu, jaehyun langsung menggeleng tak setuju atas permintaan jaemin.

"kak?"

"tidak."

"kak jae?" jaemin masih mencoba merayu jaehyun, namunㅡ

"tidak, nana masih kecil."

rasanya sia-sia saja.

jaehyun sangat keras kepala, ya jaemin juga tak jauh bedanya dari pria itu. jaemin sebenarnya sangat kesal karena dia bukan anak kecil lagi yang saat makan bisa berhamburan kemana saja, tetapi jaehyun memperlakukannya seperti itu.

jaemin mengerucutkan bibirnya, kepalanya tertunduk lesu. meyakinkan sang kakak jauh lebih sulit daripada membantai satu sekolah, sungguh menyusahkan sekali sifat jaehyun yang satu ini.

jaehyun masih teguh dalam pendiriannya, dia menggeleng dan menentang dengan tegas jika jaemin tak boleh berkencan dengan lee jeno. sejujurnya jaehyun sedikit melebur ketika jaemin menunjukkan kelucuannya, tetapi jaehyun tetaplah seorang jaehyun.

"nana masih terlalu kecil untuk ini dan kakak tak mau jika nana kenapa-kenapa karena orang sipit itu."

jaemin mengangguk pasrah. "oke, oke, nana akan belajar di rumah haechan saja, boleh?" tanya jaemin sembari melirik jaehyun dari ekor matanya.

jaehyun mengenal haechan secara tak sengaja sebagai teman jaemin, dia sebenarnya tak ingin berdekatan dengan haechan lebih jauh lagi. bagaimana juga jaemin sedikit menghargai haechan yang mau berteman dengannya, mau tak mau dia mengenalkan jaehyun karena pria tan itu terus memaksanya.

hal hasil jaehyun berbangga diri karena jaemin memiliki teman yang baik selain yuta yang lebih bisa disebut sebagai kakak bagi jaemin, satu teman yang jaemin miliki merupakan kemajuan yang pesat dalam kehidupan suram adiknya yang diisi dengan perkelahian secara terus menerus itu.

dan sekarang jauh lebih berkembang di luar pemikiran jaehyun saat jaemin ingin berkencan dengan seseorang, jaehyun senang asal itu bukan lee jeno. pria itu sungguh memiliki dendam seumur hidup kepada teman jaemin satu itu.

jaehyun menghela nafas. "baiklah."

jaemin mengulum bibirnya, dalam hatinya dia bersorak gembira saat jaehyun mengiyakan permintaannya. seketika senyum itu tergantikan oleh tatapan datar jaemin saat jaehyun mengatakankan,

"pulanglah sebelum jam 7 malam."

jaehyun benar-benar menyayanginya dengan sepenuh hati.

***

jeno terkekeh melihat wajah ceria jaemin, ternyata pria galak itu cukup manis jika memiliki sifat ekspresif seperti ini saat bahagia. berkali-kali jeno melongo ketika jaemin berperilaku bukan seperti na jaemin pada umumnya.

aksaram • nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang