Ramen Istimewa

1.8K 201 17
                                    


Oleh: Redkiwiy

Langit berwarna biru, daun berwarna hijau. Tak akan berubah meski setetes keringat keluar dari dahiku. Dalam langkahku yang tak terlalu lebar, aku berlari melewati lorong sekolah. Jam pelajaran baru saja usai, namun aku harus cepat sampai rumah.

"Oi! Beomgyu!" 

Suara nyaring seorang teman memanggilku. Aku berhenti, lalu menoleh ke arahnya. "Mau ikut karaoke?" tanyanya seraya menunjukkan beberapa kupon di tangannya, sedang tampak pula beberapa siswa lain di belakangnya.

"Maaf, hari ini ulang tahun Taehyun. Aku pass dulu, ya!" jawabku dengan tersenyum. Dapat kulihat raut wajahnya berubah datar.

"Oke, salam buat Taehyun," katanya. Aku mengangguk, lalu melambaikan tangan seraya berkata, "Aku duluan, ya!" 

Lalu ku berlari meninggalkannya, mengejar waktu-waktuku yang sedikit terpotong. Masih dengan seragam sekolahku yang terbalut jaket abu-abu, aku masuk ke dalam sebuah swalayan. Pak coy, bawang bombai, daging ayam, potongan daging sapi, serta jamur kancing kumasukkan ke dalam troli belanjaku, lalu kubayar dengan uang tabunganku.

Makan ramen terenak buatanku di hari ulang tahunnya, begitulah pinta Taehyun satu tahun yang lalu kepadaku. Ku ambil sebuah pisau, lalu mulai kupotong bawang bombai menjadi kecil-kecil. Daging ayamnya ku buat untuk campuran kuah, sedangkan daging sapi ku masak manis untuk topping nanti. Untungnya, pagi tadi telah kusiapkan mi dan telur kecapnya. Jadi, aku tak perlu buang-buang waktu lama untuk membuat mi. Jangan salah, mi yang aku gunakan adalah buatanku, tanpa pewarna buatan, tanpa pengawet. Semua harus spesial di hari istimewa.

Hampir satu jam aku berkutat di dapur, ramen buatanku akhirnya selesai. Sebuah ramen istimewa, berkuah kaldu ayam yang terasa segar, lengkap dengan daging sapi, telur kecap, jamur, dan pak coy sebagai pelengkapnya. Taehyun pasti suka.

Aku menyimpannya dalam rantang, sementara kuahnya aku masukkan ke dalam termos supaya panasnya terjaga. Masih sekitar pukul lima sore, aku menunggu taksi di pinggir jalan. Biasanya aku naik bus, tapi biarlah. Biar di hari istimewa ini aku menghamburkan uang tabungan hasil kerja paruh waktuku.

Aku mengetuk pintu rumah Taehyun, Ibunya membuka pintu. "Beomgyu, sudah datang," kata Ibu Taehyun. Ia tersenyum menatapku. "Apa itu?" tanyanya saat melihat tas makanan yang kubawa.

"Ramen, Bu. Taehyun bilang mau makan ramen buatanku di hari ulang tahunnya," kataku dengan tersenyum bangga. Ibu Taehyun mempersilakan aku untuk masuk, lalu kami menuju ruang makan. 

Aku membuka rantang-rantangku, sedangkan beliau menyiapkan tiga mangkuk. Dua buah mangkuk berukuran besar, dan satu mangkuk kecil. Kemudian aku racik ramennya dengan cantik, ramen untuk Taehyun harus lengkap dan sempurna.

"Ibu siapin minum dulu, ya. Es sirup pasti segar."

Aku mengangguk menanggapi Ibu Taehyun. Sambil menunggu es sirup yang dibuatnya siap, ku rapikan meja makan supaya semakin menawan. Hingga tak berselang lama, Ibu Taehyun datang membawa teko kaca berisi es sirup.

Ngomong-ngomong, aku dan Taehyun itu bersahabat. Aku ingat saat pertama bertemu dengannya, ah ingatan masa itu kembali.

Saat itu kami masih SMP. Taehyun tak punya teman, sedang bersepeda sendiri. Saat melewati turunan, ternyata rem sepedanya blong dan akhirnya menabrakku. Kakiku patah, dahiku cedera sampai aku harus di rawat inap di rumah sakit.

Mungkin ia merasa bersalah, sampai ia tak berani menemuiku. Ia selalu meletakkan bunga dan makanan di depan kamar, sedikit pengecut. Aku kesal, hingga pada akhirnya aku bersembunyi bersama ibuku untuk menunggunya.

Wishlist ; TaegyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang