7. Tidak Ada Yang Salah Dengan Cinta

14 9 2
                                    

Kau harus tahu tidak ada yang salah dengan cinta. Sakit hati atau tidak tergantung kita yang menyikapinya.

Dua orang sedang bertengkar seperti biasanya di pojok sekolah, Rendi yang sedang ngomel pada Dini, sedangkan Dini tidak menerima kritikan dari Rendy.

Keduanya beradu mulut melontarkan kata-kata pedas.

"Gue kurang apa coba?. Dasar sinting. Tugas semuanya sudah gue kerjain" timpal Dini pada Rendy.

"Elu yang sinting. Disini jabatan gue Osis, lu jangan macam-macam sama gue."

lawan Rendy yang tidak mau kalah.

"Lo pikir gue takut?, nih kerjain sendiri, gue sudah muak sama sikap lo yang seenak nya kayak gini."

Dini yang kelihatannya benar-benar marah, ia pun langsung pergi enyah dari hadapan Rendy.

"Mentang-mentang ketua osis seenaknya memperalat orang, kenapa sih orang kayak gitu harus di jadikan ketos."

"Menyebalkan," teriak Dini sambil menghentak-hentakan kaki, namun langkahnya terhenti ketika melihat seseorang duduk di kursi termenung sendirian. Dini pun langsung menghampirinya.

"Ra? Lu kenapa?" tanya dini pada Alexandra yang tidak menyadari atas kehadirannya.

"Ra?" panggil dini untuk kesekian kalinya sambil melambai-lambaikan telapak tangan di hadapan Alexa.

"Eh Din, sejak kapan kamu disini."

Tanya Alexandra karena kaget tiba-tiba ada sosok Dini dihadapannya.

"Lo ngigo ya? Dari tadi gue disini pea, lu kenapa sih? Ada masalah? Cerita dong:/ masa ke Friend sendiri gk mau cerita sih," omel Dini pada Alexa.

"Iya iya gue cerita Andiningsih, gak sabaran amat sih."

"Andini, bukan andiningsih!"

"Ck ... ck ... ck" Alexa menahan tawa, sambil menutupi kesedihannya itu.

"Ada masalah apa?"

Akhirnya Alexa pun mencurahkan isi hatinya pada sahabat kecilnya itu.

"Bener-bener tu anak, gak ada ahlak mainin hati friend gue. Biar gue kasih pelajaran." Geram Dini setelah mendengar semua cerita Alexa.

"Mau apa? Sudah deh gak usah nambah-nambahin masalah,"
mohon Alexa pada Dini.

"Tapi kan lu gak bisa diam saja Ra, lu gak pantas di giniin."

"Bukan salah dia Din. Ini semua salah gue, andai dulu dengerin perkataan lo, mungkin gak akan seperti ini."

"Lu bandel sih," celoteh Dini.

"Gue gak pantes buat dia Din, Enjel lebih baik dari gue. Dia pantas ko untuk jadi pendamping Aldi."

Berkali-kali Alexa membuang napas.

"Jangan nyalahin diri sendiri, percaya deh sama gue masih banyak laki-laki di luaran sana yang sayang sama lu."

"Iya. Tapi yang kayak Aldi gak ada,  Aldi mempunyai aura yang berbeda ia mampu menaklukan hati gue Din, dia mampu membuat gue nyaman seperti ini. Gue sayang dia Din."

Dengan tulus Alexa mengatakan itu semua pada sahabatnya.

Dini pun memeluk Alexa yang tengah meneteskan air matanya. Hal ini yang di takutkan Dini, karena Dini tahu betul, kalo Alexa sudah benar-benar jatuh cinta, ya pasti kaya gini kayak orang bego. Dini takut sahabat nya tersakiti lagi untuk kesekian kali nya, dan ternyata ketakutannya benar-benar terjadi.

Cinta Tak Harus Memiliki (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang