13. Jangan Kembali Jika Untuk Kembali Menyakiti

3 3 0
                                    

"Lex?, kenapa belum siap-siap?" ujar sang kakak sambil menghampiri Alexa yang sedang mencuci piring.

"Siap-siap kemana?"

"Kita di undang makan malam, sama Nek Ida?"

"Eum ... Bisa gak kalo aku gak ikut?"

"Gak bisa dong, harus ikut. Gak enak kalo kamu gak dateng."

"Cepet ganti baju, kakak tungguin."

Padahal Alexa tidak ingin ikut acara makan malam di rumah Nek Ida, lebih tepat nya dia tidak ingin bertemu Aldi.

Tapi dengan terpaksa ia harus menuruti perkataan kakak nya.

Setelah selesai siap-siap, Alexa pun menghampiri kakak nya.

"Yang semangat dong, gak boleh lesu gitu."

"Ini juga semangat kak."

Mereka pun pergi menuju rumah Nek Ida yang ada di seberang rumah nya.

Nek Ida menyambut mereka dengan senang hati.

Makanan di meja sudah siap untuk di hidang kan, hanya saja mereka sedang nunggu Aldi ke ruang meja makan. Karena hanya dia yang belum ada di sana.

"Duh kamu cantik banget," puji Nek Ida sambil mengelus rambut Alexa.

Tidak perlu menunggu lama, Aldi pun datang, dia duduk di kursi dekat Alexa, karena hanya itu kursi yang tersisa.

Aldi sangat senang bisa duduk dekat Alexa.

Berbeda dengan Alexa, dia merasa tidak nyaman duduk di dekat Aldi.

"Terimakasih ya, kalian sudah menyempatkan waktu untuk datang ke sini." ujar Nek Ida penuh kebahagiaan.

"Ayo silahkan dimakan." lanjut nya lagi.

Aldi pun mengambil lauk dan meletakan nya di piring milik Alexa.

Nampak nya Aldi sedang berusaha mendekati Alexa kembali. Semoga saja usaha nya berhasil.

Alexa tidak menghiraukan Aldi, ia pun mencoba mengambil minuman yang di letakan di tengah-tengah meja, tepat di hadapan Alexa.

Tapi Aldi dengan cepat mengambil minuman tersebut, dan menyodorkan ke Alexa.

"Apa-apaan sih si Aldi ini," ucap Alexa dalam hati dengan kesal.

Dengan sedikit canggung Alexa melahap makanannya.

Nek Ida dengan kakak nya sedang asik ngobrol sambil melahap makanan masing-masing.

Aldi sengaja memegang tangan Alexa yang di letakan di bawah meja.

Alexa merasa tidak nyaman, dia berusaha untuk melepaskan genggaman nya.

Jantung nya berdetak dengan kencang. Alexa takut perasaan nya kembali seperti dulu, yaitu berharap Aldi menjadi milik nya.

"Alexa pamit ke WC dulu." ujar Alexa sambil berdiri dan melangkahkan kaki nya.

Wajah Alexa sedikit memerah.

"WC nya dimana ya?" Alexa kebingungan sendiri mencari WC yang letak nya entah dimana. Karena ruangan nya cukup besar, jadi dia kewalahan mencari nya.

"Kamu ngapain di sini?" Tanya Alexa yang sedang berdiri di depan pintu yang tertutup rapat.

"Ini kamar aku." ujar nya sambil menunjuk ke pintu tersebut.

Alexa tidak tahu kalo itu kamar Aldi, untung saja dia tidak menerobos masuk kesana.

"gue gak tahu WC nya dimana."

"Di sana." Aldi menunjukan jalan menuju WC nya.

Tanpa berpikir panjang Alexa bergegas melangkah kan kaki nya.

Tangan nya di tarik oleh Aldi, membuat tubuh Alexa mengenai dada bidang milik Aldi.

Detak jantung nya berjalan dengan cepat, begitupun dengan Aldi, detak jantung nya sangat terasa oleh Alexa.

Alexa melepaskan nya dengan sedikit kasar.

"Lex? Apa kita tidak bisa seperti dulu lagi?"

"Maaf dulu gue egois. Tapi gue juga gak mau lo kayak gini, terus-terusan ngehindarin gue." lanjut nya lagi, Alexa hanya diam menyimak.

"Lo mau kan maafin gue?"

"Gue mau tanya satu hal," ucap Alexa.

"Apa lo menyukai enjel?"

Tidak ada jawaban dari Alvin. Alvin hanya diam terpaku oleh pertanyaan Susan.

"Kalo salah satu di antara gue dan enjel ada yang nyuruh lo milih, lo mau milih siapa?"

Aldi masih diam, tidak bisa menjawab pertanyaan Alexa.

"Gak bisa jawab kan?" ucap Alexa datar.

"Jika di hati lo masih ada dia, kenapa kita harus kembali seperti dulu?"

"Lo gak ngertiin perasaan enjel, gue rasa jika enjel tahu, dia bakalan sakit hati."

"Dan lo juga gak paham kan perasaan gue? kenapa sih lo malah mentingin perasaan lo sendiri? kenapa lo gak ngerti-ngerti juga." ucap Alexa dengan menahan amarah nya.

"Gue suka sama lo, gue sayang sama lo" hanya kalimat itu yang terlontar dari mulut Aldi.

"Gue gak butuh jawaban itu, karena gue juga tahu lo suka sama enjel, lo sayang sama enjel melebihi rasa sayang lo sama gue.

"Sudah ya, mulai sekarang lo gak usah ganggu gue lagi."

"Tapi lo masih punya hutang sama gue."

"Hutang apa?"

"Lo kan sudah janji mau nurutin semua kemauan gue."

"Gue gak lupa, tapi gue mohon jangan libatkan ini dalam perasaan kita."

Alexa pun melangkahkan kaki, menjauh dari Alvin.

Alvin pun di buat bingung oleh Alexa. Dia mencerna kata-kata Alexa.

Dia tidak tahu siapa yang harus dia pilih, Alexa memang benar, Aldi memang menyukai Enjel. Tapi entah kenapa Aldi merasa lebih sakit jika di jauhin Alexa.

"Sebenarnya gue juga gak mau jauh-jauhan sama lo, Di. Tapi gue juga gak tahu harus bagai mana, karena gue gak mau ngerusak kebahagiaan lo sama enjel." ucap Alexa sambil berbaring di kasur milik nya,

Dia baru saja pulang dan pamitan sama Nek Ida dan kakak nya.

Alexa menatap layar ponsel milik nya, dia membaca ulang percakapan antara dia dan Aldi, waktu mereka masih dekat.

"Gue munafik, gue gak bisa bohongin perasaan gue sendiri. Gue masih sayang sama lo, Di." ucap Alexa yang mata nya kini memanas.

Alexa pun menggeser layar ponsel nya, di dalam galery terdapat beberapa photo mereka berdua, yang belum sempat dia hapus.

"Ada dua alasan mengapa kita di pertemukan. Yaitu, untuk saling melengkapi atau saling melukai." Ucap nya lagi.

"Padahal baru kemaren gue merasakan kenyaman dan kebahagiaan yang lo berikan, tapi dengan mudahnya lo hancurkan warna-warna kehidupan gue yang telah gue tanamkan, tapi lo malah mengubahnya kembali dengan warna kelabu." teriak Alexa meluapkan amarahnya.

Cinta Tak Harus Memiliki (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang