𝘾𝙝𝙖𝙥𝙩𝙚𝙧 𝙩𝙬𝙤 || 𝙈𝙚𝙧𝙚𝙠𝙖 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙨𝙚𝙜𝙖𝙡𝙖 𝙩𝙞𝙣𝙜𝙠𝙖𝙝𝙣

2.2K 288 29
                                    

Thank you buat supportnya!
Maap blm bisa ngebales komen kalian satu-persatu T_T

Kedua sudut bibir Gavin terangkat saat matanya gak sengaja melihat siluet tubuh seseorang yang dia yakini sebagai Athena. Permpuan bar-bar yang hobinya suka cubit dia tiap kali ketemu.

"Cas, Lo pergi aja," ucap Gavin segera berlari meninggalkan Lucas yang sekarang natep punggung Gavin kesal.

"Dia yang bawa, dia juga yang ninggalin kampret emang," gerutu Lucas.

Menghelanapas Lucas pun memutuskan untuk melangkahkan kakinya menuju kelas.

"Ck! Ini semua karena si cabe rawit! Liat! Seragam gue jadi berantakan!" dumel Athena sambil ngeraphin seragamnya.

"Ini Chesa sama Anya kemana lagi?! Lama banget." Athena terus aja menggerutu sampai-sampai dia gak sadar, kalau Gavin udah jalan di sampingnya.

Gavin melirik Athena dengan ujung matanya sebelum memutuskan untuk berdehem.

"Ekhm."

"Eh Babi!" latah Athena.

Gavin mendengkus. "Kasar."

Athena melotot, satu cubitan langsung di dapatkan Gavin.

"Gak usah nyubit juga!" kata Gavin sambil ngeusap-usap lengannya yang di cubit Athena.

"Refleks," ucap Athena singkat.

"Udah lu pergi aja sono! Gue lagi gak mau ribut sama lu!" usir Athena mendorong-dorong tubuh tegap Gavin.

"Yang cari ribut siapa?"

Athena menghela napas. "Pergi."

"G."

"Gavin jangan bikin gue tambah badmood ya!"

"Hn."

Tuhan tolong ambil Gavin.

"Yah udah! Gue aja yang pergi!" kata Athena bergegas pergi, namun Gavin dengan buru-buru menahan tangan cewek itu.

"Kenapa sih?!"

"G." Jawaban singkat Gavin ngebuat Athena tambah kesal.

Dengan sekuat tenaga cewek itu ngehempasin tangannya yang di pegang Gavin agar terlepas dan berhasil.

Gavin aja sampe dibuat kaget, gak kaget-kaget amat sih, udah tau dia kalo ujung-ujungnya bakal gini.

"Stop yah Vin, Gua lagi bener-bener gak mau di ganggu!" Habis bilang gitu Athena langsung pergi ninggalin Gavin dengan tatapan yang bertanya-tanya.

"Tuh cewek. Kenapa dah?"

"Hoi! Tembok ngapain lu!" Gavin menyerit tak suka saat mendengar suara teriakkan yang familiar ditelinganya.

"Kenapa cuma diem! Udah bisu lu?!"

"Sa, udah. Jangan teriak-teriak." Suara lain terdengar kali ini lebih lembut dan pelan dari suara yang pertama.

Gavin menggelang pelan lalu mulai melangkah pergi dari situ. Memilih untuk menghindar dari cewek yang ada di belakangnya.

"Heh! Mau kemana?!" Gavin terus berjalan, mengabaikan teriakkan cewek di belakangnya cowok itu seolah-olah menulikan pendengarannya.

"Chesa, udah biarin aja," kata cewek bernametag Zefanyanya, cewek berambut sebahu itu menahan tangan Chesa agar berhenti.

"Nya. Apaan sih?! Gue mau ngomong sama tuh tembok!" Chesa menatap kesal Anya.

𝘽𝙖𝙨𝙠𝙚𝙩 𝙂𝙚𝙣𝙜Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang