Page 4

2 1 0
                                    

Ditemani rintik hujan. Air mata yang ditahan sandrina lolos menetes ke pipi nya. Sambil sesembari mengelap air mata itu. Ia juga menahan isak an tangisannya yang menyesakkan hati itu. Semakin ditahan ia semakin merasa sedih dan isakannya semakin kuat. Rintik-rintik hujan menemani waktu sedihnya menghapus jejak air matanya dari tanah bumi.

"Makasih hujan, kamu udah nemenin aku nangis" -ucapnya di sela-sela isakan tangisannya.

Setelah menaiki Bianglala Sandrina memutuskan untuk mengelilingi pasar malam sejenak. Sudah lama sejak kakeknya meninggal ia sama sekali ga pernah lagi ke pasar malam itu. Dengan mengenang setiap tempat berharga bersama kakeknya membuat sedih yang lalu hilang terisi kenangan Indah dengan kakek kesayangannya. Dan kemudian isakan tangisnya tergantikan oleh tawa kecil mengingat hal-hal baik yang telah ia lakukan dengan kakeknya yang telah meninggal.

🖤🖤🖤

Keesokan harinya Reza telah membaca pesan Sandrina semalam dan baru ingat bahwa ia punya janji dengan Sandrina. Dengan tergesa-gesa dan setengah terbangun. Reza segera mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi. Ia menyadarkan dirinya dengan mengguyur air yang dingin itu ke wajahnya.

"Aaish, dingin bat. Cuci muka wae lah. Gas gausah mandi" -Gumamnya dalam hati

Segera mengeluarkan baju di lemarinya yang sunyi itu. Tanpa basa basi. Ia memakai sweater hitam dan celana hitam.

Bergegas menuruni tangga dan meraih sepatu selop hitam satu-satunya miliknya dan langsung bergegas menyalakan motornya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bergegas menuruni tangga dan meraih sepatu selop hitam satu-satunya miliknya dan langsung bergegas menyalakan motornya.

"Bunda Eza ada kerja kelompok, Assalamualaikum " -Teriak Reza sambil mengegas motornya

"Wa'alaikumsalam, eee.. Anak Dablek, udah pulang malem, pagi² keluyuran Wae" -Oceh Bunda Reza terdengar hingga ke kuping kelurahan setempat

Dengan kecepatan cahaya mungkin, 5 menit mengegas motornya ia sampai kerumah Sandrina. Menurunkan standard motornya. Lalu berjalan menuju pintu utama rumah sandrina. Tangannya siap mengetuk pintu rumah Sandrina. Hampir saja Reza akan mengetuk pintu putih itu. Mama Sandrina nongol dari balik pintu yang berhasil membuat Reza kaget terpental kebelakang.

"Astagfirullah tante, pagi-pagi udah cosplay Kuntilanak wae. Bikin orang jantungan" -celetuk Reza sambil mengusap-usap dadanya kaget

"Ini siapa? Temennya Sandrina? " -tanya Mama Sandrina polos

"Astagfirullah, Maaf tante. Mulut saya suka kelepasan kalo ngomong" -sambil sungkem

"Udah jan bikin masker tante Retak, masuk. Ntar tante panggilin Sandrina" -merangkul bahu Reza dan mengajaknya masuk ke ruang tamu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 09, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Toxic Relationship 🖤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang