— Tulus - Sepatu —
Kemungkinan bertemu seseorang didalam mimpi menjadi kenyataan itu sangat kecil, bisa saja menjadi nyata entah memang kebetulan atau itu adalah takdir.
***
Handphone Nathalie pun bergetar menandakan ada satu pesan masuk. Dengan cepat ia membuka pesan tersebut, belum sempat ia membalasnya seseorang disebrang sana telah menelponnya lebih dulu.
"Haloo nath dimana?" Terdengar suara laki-laki yang berbicara.
"Halo kak.. aku dikampus, kenapa?"
"Masih ada jam kuliah?"
"Iya masih ada sampe jam 3. Kenapa kakak nanyain aku?"
"Aah.. kebetulan, gue jemput ya?"
"Eh gak usah kak nanti aku ngerepotin.""Enggak kok kebetulan gue lagi ngecek kantor cabang deket kampus lo jadi bisa sekalian jemput lo deh lagian udah lama juga kita gak keluar bareng."
"Oh gitu.. gak apa nih kalo kakak jemput aku?"
"Kan gue yang mau ngejemput lo jadi gak masalah kok."
"Hmm.. oke deh kak."
"Okay.. nanti jam 3 kabarin gue ya, bye.."
"Bye kak."Sambungan teleponpun terputus.
"Telfon dari siapa nath?" Tanya Teta penasaran.
"Eungg.. dari kak Lio."
"Seriusan kak Lio nath? Kak Julio kan?" Teta pun makin bersemangat mendengar nama itu.
"Iya taa... kak Lio." Nathalie memperjelas pertanyaan Teta."Pasti dia mau jemput lo! ya kan?" Goda Teta.
"Iya dia mau jemput gue, katanya sih dia lagi di kantor cabang deket kampus kita makanya sekalian jemput."
"Ya ampun nath... baik banget sih kak Lio, udah ganteng, tinggi, senyumnya manis, terus tajir melintir dan satu lagi dia care banget sama lo, pengen deh gue jadi lo bisa deket sama kak Lio." Teta sambil menopang dagu."Apa sih Teta denger nama kak Lio langsung semangat banget bahasnya." Nathalie terkekeh dengan tingkah Teta.
"Gue tuh udah ngefans banget ya sama dia dari jaman kita sekolah dulu. Lo tau sendiri kan gimana anggota geng abang lo itu."Nathalie hanya tersenyum dan mengangguk mendengar ucapan Teta.
"Kenapa sih nath lo gak pacaran aja sama kak Lio?"
"Hah pacaran? Ya enggak lah ta kak Lio itu udah gue anggap sebagai kakak gue sendiri sama seperti bang Reza."
"Tapi nath kak Lio tuh perhatian banget sama lo gak mungkin deh dia gak punya rasa sama lo atau..."
"Atau apa?"
"Atau emang lo sengaja mengabaikan perasaan sayang kak Lio itu?""Apa sih ta, gue masih mau cari tau cowo didalam mimpi gue dulu, gue penasaran sebenernya dia itu siapa sih sampe terus-terusan muncul di mimpi gue apa dia punya hubungan sama gue?"
"Hah? Hubungan? Eng-nggak tau deh gue kalo itu. Lagian kan itu cuma mimpi nath kemungkinan bisa jadi nyata itu kecil."
"Tapi gak ada yang gak mungkin kan ta?"
"I-iya sih tapi kecil banget kemungkinannya Nathalie. Mending lo sama yang nyata yang udah keliatan didepan mata.""Kalo gitu lo aja yang sama kak Lio gimana?"
"Kok gue? Kan gue tetep setia nunggu abang lo hehe.." Teta sambil menunjukkan barisan rapih giginya.
"Suka banget ya lo sama abang gue sampe rela nunggu gini?"
"Kan lo tau sendiri udah berapa lama gue suka sama kakak lo." Teta mulai menurunkan senyumannya."Iya ta iya gue tau itu kok setelah semua cerita yang udah lo jelasin ke gue." Nathalie mulai mengembangkan senyumannya.
"Udah dong ta jangan sedih gitu, tunggu ya sampe abang gue bener-bener yakin lagi buat buka hati." Sambung Nathalie untuk menghibur sahabatnya itu."Iya nath gue sabar menunggu kok." Teta mulai kembali tersenyum karena dukungan dari sahabatnya itu.
"Yaudah yuk kelas udah jam 1 juga." Nathalie sambil memperhatikan jam ditangannya.
"Yuk.."***
Jam waktu kuliah pun telah selesai. Tepat pukul 3 siang dosen itu membubarkan mahasiswa yang mengikuti mata kuliahnya termasuk Teta dan Nathalie.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arbima || Mimpi yang mengikat
Teen Fiction"Dia selalu datang ke dalam mimpiku. Setiap kata yang ia ucapkan selalu teringat diotakku. Apa ada mimpi seperti ini? Mimpi yang seakan memang pernah terjadi di kehidupanku sebelumnya. Tapi entah mengapa wajahnya tak pernah terlihat didalam mimpiku...