Seperti biasa hal yang akan kalian temukan ketika jam istirahat tiba adalah suasana riuh serta padatnya kantin yang di penuhi oleh para murid yang ingin mengisi perut keroncongan mereka setelah berjam-jam menghabiskan waktunya di dalam kelas melakukan pembelajaran. Itu semua berlaku juga di SMA Taruna Bangsa.
Bel istirahat baru berdering 3 menit yang lalu, dan kantin sudah di serbu oleh para murid yang kelaparan. Suara gelak tawa dan celotehan riang dari mereka membuat tempat yang di jadikan surganya anak sekolahan itu tampak lebih hidup.
Tapi sayangnya, itu tidak di rasakan oleh ketiga laki-laki berparas tampan yang duduk di bangku paling pojok. Terasingkan.
Mereka bertiga hanya diam tanpa mengeluarkan sepatah kata pun, karena fokus mereka hanya pada mie bakso yang tengah mereka santap.
Hingga riuh yang terjadi di kantin seketika hilang entah kemana, terbawa angin yang berhembus ke arah timur. Kala empat laki-laki berparas tampan memasuki kantin dengan tatapan kelewat tajam mereka, tapi ada satu diantara mereka yang menebar senyum ceria.
Mereka adalah pentolan sekolah. Most wanted nya SMA Taruna Bangsa.
Ganteng? Wajah mereka bahkan terlihat seperti dewa Yunani yang terlahir kembali.
Kaya? Keempat orang tua mereka merupakan donatur terbesar di SMA Taruna Bangsa.
Pintar? Mereka bahkan berkali-kali memenangkan perlombaan baik di bidang akademik maupun non-akademik.
Jadi tak heran banyak orang yang mengelu-ngelukan mereka berempat. Bahkan banyak diantara mereka yang terang-terangan menyatakan cinta kepada keempat laki-laki tampan itu. Meskipun berujung pada sakit hati, karena cinta mereka tak terbalaskan alias di tolak.
Sebut saja mereka sebagai Prince of school Taruna Bangsa. Karena kesempurnaan yang mereka miliki baik dari fisik maupun materi menjadikan sebutan itu sangat cocok bagi mereka. Terutama untuk seorang laki-laki yang paling mencolok, jalan paling depan dengan tatapan setajam pedang. Namanya Alvaro. Dialah idola para siswi baik junior maupun senior. Banyak yang mengatakan bahwa Alvaro itu laki-laki yang memiliki paket lengkap. Ganteng, kaya, pintar, dan sifatnya yang dingin mampu membuat para gadis rela berebutan hanya demi mendapatkan notice dari Alvaro. Tapi sayangnya Alvaro itu terlampau cuek dengan sekitar, ia enggan peduli dengan apa yang terjadi, baik di belakang maupun di depannya. Ya.. Secuek itu Alvaro.
Langkah Alvaro terhenti membuat ketiga temannya yang berjalan di belakang ikut berhenti juga dengan masing-masing memasang raut heran pada Alvaro yang tiba-tiba saja menghentikan langkah mereka.
"Kenapa Al?" tanya Raden sembari menepuk pundak sahabatnya.
Tapi sayang pertanyaan dari laki-laki pemilik lesung pipit itu di hiraukan oleh Alvaro. Karena fokus Alvaro tengah tertuju pada bangku paling pojok dimana terdapat ketiga laki-laki yang sedang menyantap makanan mereka tanpa terganggu dengan keadaan kantin yang menghening. Sontak saja arah pandang Alvaro menarik atensi semua yang ada di kantin, mereka serempak menumpukan atensi mereka pada objek penglihatan Alvaro.
"Lo kenapa liatin ketiga sampah itu sih, Al? Kurang kerjaan banget lo," Chandra dengan mulut pedas nya memang berbahaya.
Mendengar cibiran Chandra membuat Alvaro membuang nafas lelah dengan kedua tangan yang mengepal di kedua sisi jahitan celana sekolahnya. Tanpa mengatakan apapun, Alvaro kembali melanjutkan langkahnya menuju bangku yang selalu mereka berempat tempati dimana di bangku itu juga ada kakak kelas mereka yang tentunya menyandang predikat sebagai most wanted SMA Taruna Bangsa.
Seketika itu pula, setelah melihat idola sekolah duduk di bangku nya, kantin yang semula nampak hening kembali riuh seperti sedia kala.
"Aneh.. Perasaan tadi sepi sekarang udah rame lagi," komentar salah satu dari ketiga laki-laki yang duduk di bangku paling pojok. Omong-omong dia sudah menyelesaikan makannya maka dari itu mulutnya yang sudah gatal karena lama diam akhirnya bersuara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Invisible [END] √
General FictionTentang Raga yang kehilangan Jiwa dan Tentang pertemuan yang tidak di sengaja. Semua ini hanya tentang Ghifari, remaja beranjak dewasa yang di pertemukan dengan Rion dalam wujud yang berbeda. Dan tentang bagaimana teka-teki mempermainkan mereka? S...