“Aku benci hidupku…” itulah kata pertama yang keluar dari mulutku setiap mataku kembali terbuka dari tidurku. Tak lama ku dengar suara ketukan pintu “tok..tok… non Aina sudah siang, nanti non telat ke sekolah lagi!...”, terdengar suara pembantuku yang selalu setia membangunkan ku setiap paginya. “ya bi…”.Namaku Aina, seorang siswi di salah satu SMK di Bandung, aku termasuk golongan keluarga yang di atas rata-rata. Kadang aku kesal mendengar teman-temanku yang selalu berkata “wah… Aina hidupmu enak, apa yang kau mau pasti tersedia…” aku benci mereka. “mang, ayah dan ibu sudah berangkat??” aku bertanya kepada supirku yang sudah siap untuk mangantarku. “sudah non, dari tadi, ayah non berpesan agar setelah pulang sekolah langsung pulang,,” “iya mang,, nanti kita langsung pulang,” jawabku.
Saat aku mau menghampiri mobil, ada suara memanggil diriku, “ Aina,,,,,” saat ku menoleh ke belakang seorang gadis yang sebaya denganku menghampiriku, dia adalah sahabatku, aku panggil dia Tria. “tumben terlambat?” aku bertanya karena dia tak pernah datang telat seperti ini. “maaf, aku mencari buku bahasa ku, tapi tak ada!”. “buku apa?” tanyaku kembali, “bahasa..!” jawab Tria, “kau lupa atau gimana, kan buku itu di kumpulin, baru sekarang di kembaliin lagi,” aku mencoba menjelaskan, “ oh ya, aku lupa. Kenapa kau tak mamberi tahukan ku dari tadi, jadi kita nggak kesiangan kayak gini!” protes Tria padaku. “mana Ai tau, Tri gak ngasih tau,”. Tiba-tiba supirku ikut berbicara “monggo non Aina, non Tria kita brangkat. Dari tadi di tungguin.”. kami pun segera berangkat agar tidak kesiangan.
Sampailah kami ke sekolah, tanpa berbicara kami langsung menuju ke kelas di mana kami terbiasa melakukan kegiatan belajar. Suasana kelas selalu ribut kalau guru belum datang, “huh… untung tak kesiangan…!” celetuk Tria. Tak lama kemudian lonceng bertanda jam masuk berbunyi tak lama setelah berbunyi Bapak guru datang ke ruang kelas. Tapi tak seperti biasanya pak guru datang ke kelas, beliau tak hanya membawa buku pelajaran tapi juga membawa saorang siswa. “ selamat pagi anak-anak “ Pak guru menyapa kami yang sedari tadi terus riuh melihat siswa yang di bawanya. “ Ai pak guru bawa siswa dari mana? Wah ganteng ya, seperti Vokalisnya Peter Pan,,” komentar Tria tentang siswa baru tersebut. “ oya?? Menurutku juga, tapi dia mirip Vokalisnya Peter Pan kalau dia duduk di bangkumu, lalu kamu melihat dia di ujung Monas sambil bawa sedotan,,!” komentar ku, “ apa sih, dasar jutek banget,,,” tambah Tria yang tak menerima komentarku.
“ sudah, kalian jangan berisik terus, bapak membawa kabar baik pada kalian. Mulai saat ini kalian mendapat teman baru pindahan dari Jakarta, silakan kamu perkenalkan diri kepada teman-teman baru mu, “ pinta pak guru. “ baik pak…” jawabnya. “ selamat pagi, nama ku Hendi Ramadhan, aku pindahan dari Smk Wirakarya,,”. Memang benar apa yang di katakana Tria, dia ganteng, dan sepertinya dia pintar, tapi kenapa dia pindah sekolah? Kemudian Tria mengangkat tangannya “ ada apa Tria?” Tanya pak guru, “ Tria mau Tanya pak, kenapa dia pindah sekolah, padahal Smk Wirakarya sekolah Favorite di Jakarta?” Tanya Tria. “ silahkan Hendi kamu jawab pertanyaan teman kamu “ jawab pak guru, lalu Hendi menjawab “ karena ayahku pindah tugas,’’.
“ ya sudah kalau begitu, Hendi sekarang kamu mulai belajar, silahkan kamu duduk bersama… Aina”. Apa aku sebangku dengan dia, memang aku duduk sendirian karena aku males kalau ada teman sebangku, lalu aku protes pada pak guru “ pak, kenapa harus di bangku Ai? Tria duduknya juga sendiri!” protesku, “ tidak Ai, bangku Tria sudah ada yang menempati, tapi tidak hadir untuk hari ini, lagian kamu duduk sendiri, kamu juga bisa membantu Hendi untuk beradaptasi, kamu siswi berprestasi di sini.” Jelaskan pak guru padaku, huh padahal… Tapi tak apa, mungkin dia tak secerewet teman-teman ku yang lainnya. Siswa baru itupun duduk di bangku ku, dia memandangiku dengan aneh, “kenapa? Ada yang aneh?” tanyaku “tidak,” jawabnya, “ kenapa tadi kamu ketus sekali kepadaku, kenapa kamu tak mau ada teman sebangku?” Tanya siswa baru tersebut, aku Fikir dia tak cerewet ternyata sama saja. “ kenapa kamu banyak Tanya, kamu masuk ke sekolah ini untuk bertanya atau belajar?” tanyaku ketus. Lalu Tria menjawab “ sudahlah Hendi, Aina emang ketus tapi dia baik kok,” “ siapa yang minta pujianmu?” aku Tanya lagi, “ ih Ai,,,,,” jawab Tria
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan cerpen persahabatan
Short StorySilahkan ambil untuk tugas sekolahnya ya kk/adek