5. Searah

55 33 57
                                    

Siapa yang akan menyangka searah dengan teman sekelas, terlebih dengan orang yang ditaksir saat awal kenal?

Fero merasa beruntung saat mengetahui alamat rumah Nirmala Arsyinta ternyata terlewatkan dari jarak rumah Fero ke sekolah. Bukankah itu peluang yang bagus?

Pria itu tersenyum tipis saat tadi pagi melihat Nirmala diantar berangkat sekolah oleh kedua orangtuanya, sungguh gadis yang menggemaskan.

Sedari awal Fero sangat tertarik dengan Nirmala Arsyinta, sepertinya gadis itu benar-benar menarik perhatian.

Sore ini dapat Fero lihat bahwasannya Nirmala sedikit kebingungan untuk perihal pulang sekolah bersama siapa. Karena teman satu bangkunya yaitu Sintania tidak masuk sekolah. Biasanya Nirmala pulang sekolah dengan Sintania, atau bersama dengan Mentari karena mereka bertiga searah, sedangkan Kadek kost.

"Pinnnnnn." suara dari Nirmala membuat sang pemilik nama memutar kepala, ia adalah Sevin Pratama yang memiliki julukan 'marmut royal' di SMA Kartikatama saat MOS berlangsung beberapa bulan yang lalu.

"Yoi kenapa?"

"Lo searah sana gue gak Lewat baypas?" tanya Nirmala.

"Lewat, mau nebeng ya?"

Nirmala tersenyum lalu mengangguk setuju membenarkan, Sevin mengangguk lalu membuka ponselnya saat berbunyi 'Ting!'

"Mal? Emm....gue gabisa, disuruh ngikutin rapat osis sama Deni, Maaf ya?"

Senyum dibibir Nirmala hilang, pupus. "New member ya? Yaudah deh kalo gitu."

Kadek mencolek lengannya membuat Nirmala refleks menoleh. "Mau ke kosan gue aja? Ntar gue minta tolong kak Andi anter lo pulang, bentar lagi dia pulang kok."

Nirmala menggeleng pasrah, menolak halus karena merasa mengganggu dan merepotkan. "Enggak deh, gue nebeng..." Mata Nirmal menyusuri kelas, lalu saat menemukan target gadis itu segera melanjutkan. "...Fero aja. Iya kan Fer?"

Fero yang awalnya memasukkan buku kedalam tas, menoleh terkejut lalu mengangguk. "....iya."

Wah benar - benar kebetulan yang luar biasa bukan? Seakan takdir mengaturnya dengan sangat mulus.

Kadek menipiskan bibir. "Beneran? Gue duluan ya kalo gitu?"

Nirmala lagi-lagi mengangguk, lalu melambaikan tangan kepada Kadek yang keluar kelas.

Kelas sudah kosong hanya tersisa Nirmala, Fero, Gio, Wawan, dan juga Lutfiatus.

Nirmala keluar kelas menunggu Fero yang sempat berbicara dengan Gio dan juga Wawan. Kakinya melangkah kedepan kelas, udara diluar lebih sejuk daripada udara didalam kelas yang notabene-nya pakai AC.

Fero melihat Nirmala memainkan jemari kaki didalam sepatu, kembali menatap ruang kelas lain yang mulai sepi karena para siswa pulang.
"....jadi?" tanya Fero saat berada didepannya pas.

Nirmala sedikit terkejut namun tetap menjawab pertanyaan yang terkesan memberikan pertanyaan. "Searah?"

Fero mengangguk, lalu menutup pintu ruang kelas dan menguncinya. Karena pria itu selalu datang lebih awal, kunci kelas ia juga yang memegangnya.

Setelah selesai mengunci kelas, Fero kembali mendekat kearah Nirmala dan perlahan mulai berjalan.

Nirmala mengikuti Fero dari belakang, terdapat Lutfiatus dan juga Gio yang memimpin, entahlah sejak kapan mereka dekat. Dan juga Wawan yang sesekali menggunakan tangan jahilnya memetik bunga atau daun yang dapat digapai di sepanjang perjalanan.

Sampailah diparkiran motor yang sudah tidak sepadat tadi pagi. Fero mengambil motor dan mengendarainya kearah Nirmala. "Gue gak bawa helm 2, gakpapa?"

Nirmala menggeleng sebagai jawaban. "Deket kok."

Fero mengangguk lalu tanpa disuruh Nirmala naik dibelakang, berpegangan pada jaket yang Fero gunakan sebagai tumpuan naiknya. "Udah?" tanya Fero.

"Udah."

"Turun."

Nirmala membelalakkan mata dan refleks mencubit pelan pinggangnya. "Is apaan sih!"

Fero tertawa lalu melirik lewat kaca spion miliknya. Tanpa kata menjalankan motornya lalu keluar dari area parkir dan keluar gerbang sekolah.

Selama diperjalanan mereka berdua diam, karena mungkin belum terlalu mengenal satu sama lain. Masih sangat canggung sekali jika harus pulang sekolah berbarengan seperti ini.

Dada Fero berdegup kencang, ah sialan. Semoga saja Nirmala tak mendengarnya. Pria itu mencoba terlihat biasa saja dengan menampilkan wajahnya yang datar, terkesan angkuh namun seperti itulah raut wajah Fero yang biasa pria itu tunjukkan.

Harus Fero akui jika Nirmala adalah gadis pertama yang duduk dibangku motor miliknya. Dan kalau dipikir-pikir Nirmala pula gadis pertama yang mengajaknya berbicara saat pertama kali masuk sekolah.

Ah benar-benar gadis yang sangat menggemaskan, dan sekarang gadis inilah yang duduk diboncengan motor miliknya.

Bukankah ini benar-benar menyenangkan? Tentu saja.

Jarak antara rumah Nirmala dengan sekolah tak terlampau jauh, hanyak memakan waktu kurang lebih lima belas menit. Berbanding terbalik dengan jarak rumah Fero dan sekolah memakan waktu kurang lebih setengah empat puluh lima menit jika dikendarai dengan kecepatan sedang dan tiga puluh menit jika dikendarai dengan kecepatan tinggi.

Waktu terus berjalan, tanpa sadar Fero memasukki wilayah dekat rumah Nirmala.

Fero memberhentikan motor ketika merasa sudah sampai tepat didepan gerbang rumah milik Nirmala. "Udah sampe."

Nirmala menoleh kesekitar, menatap gerbang berwarna biru yang notabene-nya adalah gerbang rumahnya. Gadis itu turun dari motor tersebut dengan perlahan, lalu berdiri disamping Fero seraya berkata. "Makasih ya?"

Fero menganggukkan kepalanya sebagai balasan ucapan terima kasih tersebut, lalu memutar balik motornya dan melanjutkan perjalanannya.

Dengan sopan ketika hendak pergi, pria itu sempat mengklakson pertanda melanjutkan perjalannya.

Fero yang mengendarai kendaraannya menuju rumah dan Nirmala yang membuka gerbang memasukki rumah. Fero merasa tak enak hati karena mengantarkan Nirmala pulang kerumah tanpa diberitahu oleh si pemilik rumah mengenai alamat lengkap.

Dan sepertinya Nirmala pun tidak menyadari hal itu. Mengetahui hal tersebut, Fero dapat bernapas lega  setidaknya ia tak akan dijuluki paparazi atau semacam penguntit. Dan memang nyatanya Fero bukanlah orang yang seperti itu.

***

#A/N

Siapa yang inget scene dimana Nirmala nyadar Fero tau rumahnya di cerita PEMILIK OTAK RUMIT?

Hahahahaha jadi ini ya guys penyebabnya😂

Monmaap untuk pembaca cerita PEMILIK OTAK RUMIT pasti bingung hahahahha, dah aku jelasin disini ya jadi jangan dendam🙏

Oh iya jangan lupa vote dan juga comment ya, aku tau kalian readers yang baik hati kok😘

Love,kim

Dear N ; My Queen Cat [EXTRA FERO POV]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang