2. Pesona Ratu Kucing

81 48 90
                                    

Setelah kepergian gadis bernama Nirmala Arsyinta yang entah sejak berapa waktu lalu memintanya untuk melakukan ritual misscall saat nomor antrean mendekat.

Sekitar setengah jam Fero tetap berada dibangku yang sama dengan handphone dan earphone yang sama pula. Matanya kearah kanan dan kiri melihat banyak sekali murid yang membawa orangtuanya untuk ikut mendaftar, sedangkan dirinya hanya sendirian.

Jam ditangannya hampir menunjukkan pukul sepuluh pagi, namun kedua orangtuanya belum juga menujukkan batang hidungnya disekolah ini.

Helaan panjang yang keluar begitu saja membuat beberapa orang sedikit meliriknya. Pria itu tetap memasang wajah sedatar mungkin agar tidak merasa malu.

Antrean kini berlanjut hingga nomor 18 tiba, karena tak sabar untuk bertemu gadis tadi akhirnya Fero menyikut murid disebelah yang nampaknya memiliki nomor antrean tak jauh dari dirinya. "Nomor antrean berapa?" tanya Fero sok akrab. Sumpah Fero benar-benar membenci perilaku sok krab seperti ini, tapi mau bagaimana lagi ia sangat kepepet.

"20, lo?" tanya balik pria itu.

Fero sedikit merasa lega pasalnya tak jauh beda dengan pria disampingnya. "Gue Fero nomor antrean 23."

Pria disampingnya itu mengerutkan dahi lantas tertawa. "Kaku banget kayak kanebo," ada jeda, "Gue Wawan." lanjutnya.

Fero menganggukkan kepala lantas menyerahkan ponselnya kearah Wawan, sama persis seperti yang Nirmala lakukan kepadanya.

Namun respon Wawan berbanding terbalik dengan respon Fero yang kebingungan. Seakan sudah mengenal lama, Wawan menyambutnya. "Nego bisa?"

Fero melotot sempurna karena terkejut. Apakah Wawan menganggap Fero menjual ponselnya? Astaga ini tidak bisa dibiarkan.

"Bukan."

"Lalu? Mau tukeran handphone?"

"Nomor handphone."

Wawan memincingkan matany melihat Fero dari ujung kepala hingga ujung kaki. "Lo homo?" tanyanya.

Fero refleks mengumpat tak tertahan. "Anjir, bukan."

"Terus apa? Ngapain minta nomor handphone gue?"

"Gue mau nyari kucing yang luka tadi lewat didaerah kantin," ada jeda, "sekiranya udah mau mendekati nomor 20, lo tolong telpon gue supaya gue gak telat masuk dan ngulang antrean." lanjutnya persis seperti apa yang dikatakan Nirmala kepadanya beberapa menit yang lalu.

Wawan mengangguk lalu mengetikkan nomor ponselnya dan kembali menyerahkan ponsel itu pad pemiliknya. "Lo ank PMR?" tanya Wawan penasaran.

Fero mengernyitkan dahinya bingung, mengapa respon Wawan sangat berbeda sekali dengan respon yang ditunjukkan dirinya pada Nirmala? Sepertinya hanya Fero yang memiliki pikiran negative kepada oranglain apalagi yang belum dikenal. "Bukan," jawabnya singkat.

"Lantas? Catlovers?"

Fero terdiam sebentar lalu mengangguk saja. Toh sebenarnya ia tak pernah membenci kucing sekalipun ia bukan catlovers sejati. "Kalo gitu gue duluan ya, jangan lupa misscall." ujar Fero seraya bangkit dari bangkunya dan berjalan menjauh kearah kantin.

Dipersimpangan bawah tepat disamping pohon pucuk merah, Fero melihat Nirmala dengan tangan yang memegang betadine dan kapas. Gadis itu nampak sedikit kesulitan karena takut juga jika dicakar oleh kucing yang sedari tadi gadis itu cari.

Fero melangkahkan kakinya mendekat dan berdeham membuat Nirmala terlonjak kaget. "Ekhem.."

Nirmala menoleh kesumber suara yang mendapati Fero dengan earphone masih ditelinganya. "Eh kok lo ikutan kesini?" tanya Nirmala karena sadar seharusnya Fero mengantri disana dan mengabari Nirmala jika nomor antrean sudah mendekati nomor 22.

Fero menggaruk lehernya yang tak gatal lalu menatap Nirmala dengan bingung. "Gue mau bantu lo."

"Hm?"

Fero melihat Nirmala dan kucing itu secara bergantian. Ah sepertinya mereka berdua memiliki kemiripan. "Lo susah banget mau ngobatin ya? Perlu gue bantu?" tawaran Fero yang mana pria itu sangat mengetahui perihal luka karena ketertrikannya dengan jurusan IPA.

"Lo anak PMR?"

Fero menggeleng seraya membantu mengobati luka yang terdapat pada salah satu kaki kucing tersebut. Dengan hati-hati pria itu mengobatinya dengan sangat telaten dan cepat sehingga Nirmala dibuat kagum.

"Bukan anak PMR tapi kayaknya lo tertarik banget sama beginian..."

"Hmm iya.."

"Ah lo masuk IPA nanti?" tanya Nirmala penasaran. Setidaknya yang ada dipikiran Nirmala adalah memiliki teman yang berbeda jurusan pasti sangat menyenangkan.

Fero terdiam sebentar lalu menggeleng. "Gue pilih IPS."

Nirmala hanya mengangguk-anggukkan kepala mengerti dan kembali memperhatikkan kucing didepannya. Tangan kanannya meraba pinggiran tas punggung dan mendapati beberapa potongan sosis masih baru disana.

"Lo makan sosis?" tanya Fero yang sedari tadi memperhatikkan gerakan Nirmala.

Gadis itu menggeleng perlahan dan mengupas seraya memberikkannya kepada kucing didepannya. Dengan sigap kucing tersebut memakannya sangat lahap membuat Nirmala tersenyum cerah. "Enggak, buat kucing."

"Eh?"

"Kucing kan suka sosis dan tentunya gak bisa beli sendiri jadi gue sediain, sementara kita manusia bisa beli sendiri." tutur Nirmala menjelaskan.

Fero menganggukkan kepala paham dengan jalan pikir gadis disampingnya tersebut. Rambut gadis itu berkibar kebelakang karena terkena angin pagi itu. Senyumnya mengembang membuat Fero ikut tersenyum juga tanpa sadar.

Hingga deringan diponselnya membuat Fero tersentak kaget dan refleks mengangkatnya. "Siapa?"

"Gue Wawan yang tadi, nomor 20 udah masuk gue. Lo cepetan kesini, bye."

Setelah mengatakkan itu panggilan berakhir membuat Fero bangkit dari jongkoknya. "Lo gak mau ikut?"

"Hm?"

"Bentar lagi giliran kita masuk."

Gadis tersebut lantas ikut berdiri dan memberikkan lambaikan tangan pada kucing yang baru saja ia obati.

"Hmm menarik." batin Fero.

Jantung Fero berdegub kencang, dirinya merasa senang sekali berada didekat gadis bernama lengkap Nirmala Arsyinta tersebut.

***

#A/N

Aku buat lapak ini agar kalian paham gimana kesan pertama mereka ketemu, gimana banyaknya kode yang Fero kasih sedangkan Nirmala gak peka.

Biar kalian paham kok bisa gini dan kok bisa gitu, guys baca lapak sebelah dulu ya judulnya PEMILIK OTAK RUMIT, biar kalian gak bingung xixi.

Jadi tolong untuk silent readers, yuk peka yuk lalu tekan bintang dipojok kiri bawah^^

Dear N ; My Queen Cat [EXTRA FERO POV]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang