keempat

129 26 25
                                    

VOTE NYA DIMOHON DENGAN ♥️SEGERA♥️

Part ini sedikit sensitif, jika ada yang mudah baper silahkan tinggalkan cerita:)

~Happy Reading~

Di dalam perjalanan pulang hanya ada keheningan. Keduanya enggan berbicara, terutama Sunghoon. Pria itu benar-benar sedang emosional dan Anantha tak ingin mengambil resiko. Jadi dia juga memilih diam

Dalam hati Sunghoon, ia ingin segera sampai di rumahnya. Amarah dalam dadanya menggebu-gebu. Ia masih sekuat tenaga menahan agar amarahnya tak terlihat oleh gadis yang ia sayangi.

Larut dalam pikiran, Anantha tidak sadar jika sudah di depan gerbang rumahnya. Dan mobilnya sudah terhenti. Ia menoleh pada Sunghoon yang tengah menatapnya dengan senyuman indahnya

"Mikirin apa hmm?"

Anantha menggeleng pelan, ia masih enggan turun dari mobil Sunghoon. Ia tahu jika Sunghoon tengah dikuasai amarah tapi mati-matian menahan didepannya. Ia hanya takut jika Sunghoon pulang dengan keadaan seperti itu. Sunghoon hanya menatap sendu Anantha yang kini memainkan jarinya sendiri

Tangannya terulur, mengusap lembut kepala sang gadis. Ia tahu betul apa yang dicemaskan gadisnya

"Mampir dulu yu, hari ini ada Bunda"

Fyi, orang tua keduanya sudah mengetahui hubungan mereka berdua. Pada awalnya kedua pihak memang tidak setuju bahkan sangat membantah. Tapi saat Sunghoon meyakinkan mereka untuk tidak pernah meninggalkan Tuhan nya masing-masing. Mereka hanya ingin menjalani takdir yang telah dibuat penciptanya.

Akhirnya sebagai orangtua mereka membiarkan apa yang ingin mereka jalani saat ini. Mereka yang menjalani tapi mereka juga yang harus menanggung sakit nantinya. Keduanya tak masalah

"Kamu jangan khawatir sama aku, gpp kok. Aku mau langsung pulang ya?"

Mau tak mau Anantha hanya pasrah saja. Manik matanya bertemu dengan mata hitam jernih Sunghoon. Sangat indah

"Kamu hati-hati. Kalau udah sampai kabarin aku ya, Assalamualaikum"

Lagi dan lagi Anantha merasakan sesak saat laki-laki itu tak akan pernah menjawab salamnya sampai kapanpun

Dengan menahan tangis, Anantha keluar dari mobil dan melambai dengan senyum bergetar

Sunghoon hanya tersenyum tipis lalu melesat pergi setelah menitip salam pada Bunda Anantha

Ia bohong! Sunghoon bohong jika ia tidak lagi marah. Beberapa kali ia memukul stir bahkan membenturkan kepalanya. Beruntung jalanan sedikit sepi

"Gua bikin dia nangis lagi! Sialan Lo Sunghoon!!"

Tanpa sadar ia membenturkan terlalu keras, pelipisnya mengeluarkan sedikit darah segar. Sunghoon tidak peduli, bahkan rasanya tidak sebanding dengan rasa sakit yang mereka berdua alami







Setelah sampai dipekarangan rumah nya. Ia dengan segera turun dengan cepat. Masuk ke dalam rumah dengan tergesa.

Jika kalian menyangka jika amarah Sunghoon sudah mereda itu salah besar. Bahkan saat membuka pintu utama ia membukanya dengan kasar.

Masih ingat Gyuri? Adik nya itu terlonjak saat mendengar pintu rumahnya dibanting. Saat akan berlari mencari tahu ia terkejut melihat sang kakak berjalan dengan mata memerah dan rahangnya yang mengeras.

Demi apapun, seumur hidup Gyuri tidak pernah melihat Sunghoon seperti itu. Benar-benar menyeramkan

"K-kak, kakak k-kenapa?"

DESTINATIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang