Roseanne Silvermist, berlari membelah kerumunan orang-orang yang berdiri di depan gedung olahraga, mereka juga pasti datang untuk mendukung tim basket dari kelas masing-masing,
"Rose,, " panggil temen sekelasnya Armina, dia udah duluan duduk di bangku penonton,
"Kenapa telat? "
"Huft,, habis bimbingan, malah pak Siswo ngajakin bahas beasiswa ke Jogja" Mina melihatnya dengan eksaited itu beasiswa incaran semua anak kelas IPA , tapi percuma juga Rose lagi nggak semangat buat bahas itu, dia udah fokus melontarkan kalimat kalimat pendukung buat calon masa depannya, yaitu Eunwoo
"GO! Eunwoo, go! , go! , go! , Mipa 1 " zel zel dari kelas mereka emang kalah heboh dari kelas sebelah, kelas IPS 1 dan itu kelas nya Lisa, kelas yang paling banyak murid cowoknya di banding murid cewek,
Meskipun Rose dan Lisa itu sahabat sejak tk, tapi tetap aja jiwa-jiwa rivalitas antara IPA dan IPS mendominasi mereka saat classmates tahunan berlangsung,
"Kok kurang semangat sih? Ayo dong gue nggak mau kalah heboh dari Lisoy! " kalimat Rose berhasil membakar semangat temen-temen sekelasnya, meskipun poin yang mereka dapat lumayan tertinggal,
Pertandingan selesai dengan kekalahan dari tim basket dari kelas Rose, ya nggak heran kalau kelas Lisa yang menang secara isinya adalah para jagoan basket semua,
Rose masuk kelas setelah nunggu nunggu kedatangan Eunwoo dari ruang ganti, niat dia mau hibur Eunwoo yang baru aja kalah tapi ternyata ekspektasinya yang ngira Eunwoo bakal terharu sama perbuatan dia, yang ada malah Rose kena semprot,
Eunwoo ngamuk ngamuk ke dia di depan kelas mereka, hal itu membuat seluruh bucin Eunwoo ngetawain dia puas banget,
"Eunwoo, aku kan cuma mau hibur kamu,,, kok malah marah sih? "
"Rose cantik, pinter, udah tau Eunwoo nya darting terus kalau di deketin situ, sekarang mood Eunwoo lagi nggak baik lo malah ganggu dia ya makin di semprot!! "
"Diem deh Jeka! Gue lagi ngomong sama Eunwoo! " katanya kemudian duduk di samping Jeka terus duduknya ngadep belakang biar bisa tatap tatapan sama Eunwoo,
Roseanne pantang menyerah, itu di akui seluruh kelas, di kelas ini nggak ada yang berani naksir Eunwoo atau kalau masih bersikeras bakal kena labrak Rosie, yang lebih parahnya lagi nggak akan ada bantuan kemanusiaan dari dia saat ujian mendadak nanti,
Bahkan Jeka yang terkenal cuek pun nggak berani, dia masih sayang nilai,
Mungkin disini cuma Eunwoo aja yang nggak pernah mencari bantuan contekan dari Rosie, secara otak dia udah pinter,"Ming.Gir! "
"Nggak ah, pengen lihat muka kamu dari deket! " Eunwoo bergidik, bukannya pergi Rose malah natap dia sambil senyum senyum nggak jelas, merinding satu badan gara-gara senyum Rose nyeremin banget,
Bughh,,,
"Awww, siapa yang berani lempar spidol ke gue? "
"Saya!! "
Rose auto balik badan, menghadap ke arah depan dimana Ibu Ciciel yang terhormat wali kelas sekaligus guru kimia killer natap dia tajam banget,
"Roseanne, duduk di tempat kamu! "
"Tapi bu, jodoh saya nggak mau di tinggal" nggak ada yang berani bantah guru killer ini kecuali Roseanne bucin Silvermist, maka nggak heran kalau dia adalah murid yang jadi langganan debat bu Ciel,
"Jodoh jodoh,,,Lama-lama kamu saya jodohin juga sama Minggu ya! Sekarang kamu pindah tempat duduk ke samping Minggu!"
"Iiihhh nggak mau, maunya Eunwoo! Aming dekil nggak pernah mandi"
"Sembarangan tuh mulut! Biar saya aja bu, yang nyeret Rose" Minggu bergerak secepat kilat menyeret Rose duduk di sebelahnya, yang letaknya sangat jauh dari bangku Eunwoo, setelah mendapat persetujuan dari guru nya.
💐💐💐💐💐
"Heh,, heh, heh balikin yang bener nggak tuh buku? Sebelum gua lempar ke lo pada! " Hari sabtu adalah jadwal Jisoo jaga perpustakaan, nyesel dia ikut serta dalam anggota buku,
Niat awal cuma karena dia adalah pecinta Novel garis keras makanya dia gabung ke angota pecinta buku, berakhir di babuin guru-guru buat jaga sekaligus ngurus perpustakaan Sekolah,
Nggak banget emang kalau gini, waktu istirahat seharusnya dia enak enak di kantin makan bareng temen-temenya, bukan malah makan siang dengan tumpukan buku yang nggak akan pernah bisa rapih meskipun udah di tata berulang-ulang,
"Pada nggak punya nurani emang, lo pikir nyusun buku segini banyak tuh nggak pegel apa? Kalau udah baca balikin lagi donk ke tempatnya,, "
"Eh Syamsul, itu buku non fiksi kenapa di taroh di sini?? Tai lo emang! " Syamsul berlari ketakutan mendengar amukan Jisoo,
"Ekhm,,,saya mau balikin buku ini, disuruh pak Basuki, tempatnya dimana?" Jisoo shok untung dia cekatan ambil pegangan ke rak buku di depannya, kalau nggak pasti badan dia udah limbung ke samping,
Sehan ngomong dengan suara deep voice yang super bikin merinding tepat di samping telinganya, hidung mancung, wajah ganteng luarbiasa, kalau nggak lagi kaya gini pasti dia bakal teriak sekencengnya,
"Haloo, ini harus saya taroh dimana?"
"eung,, taroh di meja sana aja Bin, nanti biar aku susun" Sehan melenggang cuek, apalagi setelah Jisoo keceplosan nyebut dia Bin,,, alias Bintang, waktu kecil Sehan memang sering di panggil Bintang sih,
Itu dulu sebelum badai salju mengubahnya menjadi manusia es,
Tapi bagi seorang Jisoora, Sehan itu meskipun dingin dia tetep manis, persis seperti eskrim vanila favorit dia, gombal emang,
"Giliran Sehan aja lu diem, kalem, eh giliran kita yang ga patuh lu ngamok ngamok kek macan bunting" teriak salah seorang pembaca perempuan dari meja nya,
"Diem! Di perpustakaan nggak boleh berisik, apalagi kaum kaum yang kesini cuma mau numpang Wi-Fi doang! " menang, Jisoo emang penguasa perpustakaan, nggak ada yang berani ngelawan dia disini toh apa yang di bilang Jisoo emang bener di perpustakaan nggak boleh berisik, nanti bisa-bisa pasword Wi-Fi di ganti lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
PLEASE, NOTICE ME!!!!
FanfictionEmpat orang sahabat kepompong yang memiliki nasib percintaan yang sama,,,