Preview

3.2K 277 30
                                    

Tangannya gemetar saat suhu didalam ruangan itu mulai mendingin, menggerogoti bulu kuduknya yang semakin lama semakin pula terasa berdiri. Kapasitas udara diruangan itu entah kenapa sangatlah tipis sekali memasuki indra penciumannya, ataukah hanya perasaannya saja yang mulai sedikit ketakutan?.

Sungguh keberanian serta keyakinan yang telah ia persiapkan selama tiga jam yang lalu lamanya punah sudah, ketika ia dapati tak seperti apa yang menurut perasaannya asumsikan. Entah keberanian dari mana yang membuatnya berani menjejakkan kakinya diruangan bergesel ini.

Genap setahun lamanya, ia memendam rasa penasaran pada tempat misterius ini. Selama ia menjadi bagian di tempat tua ini, baru kali ini, sesuatu yang membuatnya harus menyalahgunakan kepercayaan demi menuruti rasa penasaran, yang selalu berontak ingin membuka sesuatu yang terlihat sangat terlarang didepan.

Pada jam dua belas malam tak ada yang hilir-mudik melintas di sekitar, berakhirlah ia didepan sebuah gerbang terlarang. Namun tak ada media yang mendukung untuk membuka gembok dengan rantai yang telah berkarat.

Dengar-dengar, tak ada yang pernah bisa mencoba membuka gembok perunggu ini bahkan dengan palu sekalipun. Oleh karena itu, tempat itu menjadi terlarang karena keanehannya.

Mix ingat bahwa gantungan pada kunci mobilnya cukup tajam, barangkali bisa digunakan untuk memenuhi rasa penasarannya.

Gantungan kunci berbentuk tombak, yang ia dapat dari keluarga secara turun-temurun. Ia raih dari kantong celana dan inisiatif mencoba membuka gembok dengan ujung tombak yang runcing.

Saat insiatif nya bekerja dengan baik, ia terkejut. Gembok berhasil terbuka dan rantainya berjatuhan, menghasilkan suara ribut yang hanya ia bisa dengar sendiri.

Pintu gerbang berderit saat ia menggeser dengan pelan.

Kamar ini...
Kamar mayat tua ini...

Disinilah ia sekarang, bahkan ia masih setia berdiri kaku mencoba mencerna tentang apa yang ia lihat sekarang, tidaklah sesuram apa yang orang lain bicarakan. Namun kata yang lebih tepat adalah kedamaian yang menegangkan.

Tak ada kehidupan disini.

Memang, tak ada yang hidup, tak ada yang bergerak disini, tak ada yang bernafas kecuali dirinya. Dan apa yang selama ini tulisan yang tertempel diatas pintu ruangan ini tertera. 'Kamar Mayat' dengan abjad yang sangat usang, tidak menunjukkan bahwa ruangan ini adalah apa yang dikatakan tulisan itu.

Tidak ada mayat. Tentu saja, karena ruangan ini telah tersegel bertahun-tahun lamanya. Ataukah, mungkin saja rumah sakit ini sengaja menyembunyikan sesuatu yang bahaya jika saja ada yang mengetahuinya?

Tapi ini aneh, sejak pertama kali kakinya menelusuri rumah sakit tua tempatnya berdiri tegang sekarang, Mix selalu diliputi kejanggalan demi kejanggalan yang mengusik benaknya. Setiap langkah kakinya menyusuri lorong demi lorong yang berakhir mengantarkannya pada tempat ini sekarang.

"Ini lebih terlihat seperti..." Mix menghentikan monolognya, setelah samar-samar mendengar suara yang entahlah ia sendiri mencoba menajamkan pendengarannya, sampai ia berjengit kaget karena pergerakan keras dibelakang.

Sosok berambut abu yang dingin, tampilan pucat pasi hampir membuatnya pingsan. Tiba-tiba terduduk diatas bangsal tua yang tertutup kain putih.

Laki-laki yang pada masanya adalah sosok yang dingin namun berbahaya, karena setiap perkataannya adalah kutukan! Ia bisa merubah manusia menjadi boneka kain yang mati, hanya dengan satu kalimat yang keluar dari mulutnya!.

"Kau adalah boneka kain yang layu!."

Maka siapapun yang dikehendakinya tiba-tiba berubah menjadi gulungan kain setinggi manusia dewasa.

Dia adalah Earth.

Seseorang telah menghidupkannya kembali dari paksaan kematian.

Mix berbalik ketakutan, napasnya setara kaki yang terasa dipenuhi jaring tak kasat mata, ia seret menuju pintu yang baginya kini terasa menjauh. Sosok lain yang lurus memandangnya menggerakkan tangan kanannya dengan sekali ayunan.

Pintunya tertutup sendiri.










Should I come back?
-Green2022💚-

ALOHOMORA || EarthMixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang