Part 05. #Sesuatu

1K 156 34
                                    

Deheman kecil menandakan bahwa Mix tak tahan oleh kesunyian yang sedari tadi merambat. Sejak pintunya diketuk menampakkan wajah baru dengan senyuman ramah, Mix berhasil bersikap biasa saja seperti tuan rumah yang kedapatan tamu pada pagi yang dingin.

Seorang laki-laki muda bernama Khaotung. Setelah ditanyai beberapa kali oleh Mix, Khao mengaku bahwa ia putra tunggal Khama, yang baru saja pulang dari menempuh pendidikan di bangkok.

Ayahnya meyuruhnya untuk memberi oleh-oleh pada Mix, sekalian memperkenalkan diri karena mereka belum pernah bertemu. Khao sedikit pemalu dan lembut, wajahnya cerah dan tak memiliki gurat kasar seperti Earth di seberang tempat duduknya.

Mereka duduk bertiga dengan cangkir teh panas sebagai pengisi meja. Khao terlihat seperti anak yang patuh, meski ia baru pulang dari kota namun pakaiannya sederhana. Bahkan Mix bisa melihat sebuah kalung yang melilit di lehernya, terlihat seperti terbuat dari serat tumbuhan.

Sadar bahwa dirinya ditatap berlebihan, segera mungkin memberi penjelasan.

“Ini turun temurun dari keluargaku phi.”

Khao lebih muda dari Mix. Tentang pembawaan diri, tentu saja Khao lebih sopan dan tenang. Dibanding Mix yang sedikit banyak bicara dan tak punya sopan santun, pada Earth. Begitu menurut pandangan paman berambut abu-abu yang sedari tadi diam saja.

“Bahkan gelang yang ku pakai juga.”

Mix menyalurkan kekaguman dengan menyentuh benda yang melilit pergelangan tangan kanan Khao, terasa kasar dan keras. Bahan gelang itu seperti terbuat dari serat-serat yang di rendam lama.

“Maaf aku hanya penasaran.”

“Tak apa phi, aku juga memiliki beberapa benda-benda unik seperti ini di kamarku. Nanti malam ayah menyuruh phi dan—” melirik Earth sekilas, tak yakin dengan kalimat yang akan ia keluarkan.

“— phi Earth untuk makan malam bersama. Aku akan menunjukkan beberapa koleksi yang kumiliki jika phi tertarik.”

Saat memanggil sebutan phi Earth, Mix menarik gelak tawanya agar tak meletus begitu saja. Mengunci kedua bibirnya sampai Khao menyadari mungkin ada sesuatu yang salah pada kalimat yang baru saja ia katakan.

“Maaf phi, kenapa kalian tidak mirip sama sekali?.” saat mengatakannya, Khao sangat berhati-hati dan menunduk. Mengintip Earth, kemudian meminta pertolongan pada Mix karena merasa bersalah atas pertanyaannya.

“Tentu saja, aku banyak bicara dan dia tidak.”

Khao mengangguk, mendapat penjelasan bahwa mereka bukanlah saudara kandung yang tinggal seatap. Earth adalah anak dari saudara ayahnya yang telah menjadi mendiang. Datang berkunjung dan mungkin akan tinggal lebih lama.

Meski penjelasannya terlalu panjang dan sedikit berbelit, tapi Mix berhasil meyakinkan Khao dengan gaya bicara yang lugas. Earth diam saja dan tak menyangkal apapun.

Meski begitu Mix dan Khao sangat nyambung dalam percakapan sederhana maupun candaan ringan. Bahkan mereka bercanda kalau Earth mewarnai rambutnya terlalu mentereng. Mix mudah bergaul memang, siapapun pasti menyukainya.

Saatnya Khao mengundurkan diri dan berpamitan. Meski ketika kepalanya mengangguk pada Earth, yang di beri salam sopan hanya diam saja bak batu apung yang tenggelam.

Malamnya, Mix memberi pakaian yang lebih manusiawi pada Earth. Istirahatnya sudah cukup untuk mengembalikan energi setelah shift malam sebelumnya.

Khama telah memenuhi tempat duduk bambu didepan rumah dengan segala makanan yang terhidang.

Masih banyak penduduk yang memiliki pelataran di depan rumah. Tempat lapang itu dimanfaatkan dengan memberi tempat duduk dari bambu lebar dan luas. Disana, sanak keluarga ataupun tamu biasanya dipersilahkan dan di jamu dengan baik.

ALOHOMORA || EarthMixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang