0.1 𝐄𝐍𝐂𝐎𝐔𝐍𝐓𝐄𝐑

1.3K 95 6
                                    

Succubus datang kepada nya,

membawa kenikmatan sekaligus malapetaka.

Stigma buruk dan aib yang senantiasa menempel pada tubuh memberi kesan buruk, aura jahat yang di keluarkan tak mudah untuk dihilangkan.

Mendapatkan perlakuan yang berbeda, tanpa tahu kebenaran yang terbakar bersamaan dengan tubuh pemuda itu. Dikucilkan dalam keadaan tak bersalah tanpa mendapat rasa simpatik, dosa yang ia tanggung begitu besar. Bahkan para manusia suci tak dapat membersihkan dosa pada tubuhnya.

Abad pertengahan masih lekat dengan sugesti, kepercaya akan sebuah mitos yang diturunkan oleh para leluhur turun temurun memberi jaman kegelapan tersendiri.

Ketakutan akan ilmu hitam yang beredar hingga sebuah praktik magis yang tak ada seorangpun yang tahu sudah berapa banyak nyawa yang dikorbankan.

Figur hingga sikap yang nampak berbeda akan segera mendapat gunjiran, sedikit demi sedikit kecurigaan muncul, memberi tuduhan tak berdasar pada seseorang. Menghakimi dengan sepihak tanpa adanya kesepakatan, tubuh terpasung dengan panas nya bara api. Membakarnya dalam keadaan hidup hidup.

Dia, pemuda bersurai hitam gagak di dapati berhubungan dengan iblis.

Kematian hewan ternak yang terjadi secara misterius menjadi bukti utama, menjadikan makhluk tak berdosa itu sebagai tumbal.

Sang mentari telah menyembunyikan dirinya, memberi akses pada kerajaan malam untuk mengambil alih setengah bagian dunia. Menjalankan tugas sebagai raja malam, menghujani bumi dengan cahaya rembulan.

Pria tua bangka itu terbangun-tidak, ia sama sekali belum mengistirahatkan tubuh tak berdaging milik nya. Ranjang empuk serta anak dan sang istri di acuhkan, lebih memilih botol botol alkohol agar tetap terjaga.

Kaki bak skeleton berjalan itu sempoyongan menahan tubuh agar tak ambruk, seraya tangan kiri menggenggam botol alkohol yang hanya tersisa setengah.

Andai saja tua bangka itu tahu bahwa ada sesuatu yang memperhatikan nya dibalik gelap nya malam, maka enggan ia menampakan batang hidungnya.

Tua bangka itu berguman, kedua bibir nya berkali kali terbuka. Otak yang kini sudah tak dapat bekerja sama dengan anggota tubuh mulai kehilangan kendali, kendati mulut yang sedari tadi berucap menyanyikan lagu suci, berniat mengolok.

Tak kuasa tua bangka itu menahan berat tubuh nya dengan perlahan terduduk sembari tangan bertumpu pada tembok, mengistirahatkan punggung bak skeleton itu.

Ia tertawa.

Tawa yang keluar dari mulut nya dikarenakan sebuah canda yang berputar pada otak kecil miliknya, mulut nya kembali berguman, ia adalah penyanyi utama dalam konser pribadi miliknya.

Angin malam yang berhembus dengan kencang membawa awan kelabu yang menutupi sang raja malam, membuat pemukiman penduduk dimandikan cahaya sang raja.

iris tua bangka itu berputar, kepala menengadah, iri kembali berputar memperhatikan atap atap hingga salah satu jendela menarik perhatian. Sebuah bayangan yang dihasilkan berhasil membuat bulu kudu berdiri, pengar yang sedari tadi melemparkan anak panah seketika berhenti menggantinya dengan ratusan bilah pedang rasa rasa ingin segera memuntahkan isi perut nya.

Segera dengan terbata pria tua bangka itu singgah dari tempat nya, berlari sekencang mungkin, sesekali ia menolehkan pandang kebelakang, alih alih ada yang mengikuti diri bergetar begitu hebat, darah yang terpompa membuat napas tak beraturan.

Pakaian lusuh nya basah oleh keringat, meninggalkan bau tak sedap.

Tangan tua bangka itu terulur, menarik seutai tali tambang yang di gantung mengikat sebuah lonceng pada batang kayu. Berkali kali ia manariknya, menghasilkan bahana nyaring yang menusuk gendang telinga.

𝐊𝐋𝐄𝐈𝐍 𝐃Ä𝐌𝐎𝐍, 𝗙𝘂𝘀𝗵𝗶𝗴𝘂𝗿𝗼 𝗠𝗲𝗴𝘂𝗺𝗶Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang