Bertemu Bintang.

5 0 0
                                    

Bintang menapakkan kakinya di halaman sekolah NeoSchool. Sekolah yang hanya bisa dimasuki oleh kalangan atas. 

"Bintang!"

Bintang menoleh pada temannya yang super aktif itu. Lucas.

"WOI! Bengong aja lo pagi-pagi. Kagum sama muka gue ye?"

"Jangan pede." Bintang berjalan, meninggalkan Lucas yang masih diam dan sedetik setelah itu ia berteriak "WOI TUNGGUIN GUE TANG!"

Bintang tidak menghiraukan Lucas. Ia melangkahkan kaki panjangnya itu menuju kelasnya. Kelas unggulan sekolah.

"Sialan, gue ditinggalin!"

Lucas mendapati temannya diam dan menatapnya. Bintang menatap salah satu anak perempuan.

Lucas tersenyum dan menepuk pundak temannya.

"Namanya Hailey, dia anak pindahan."

"Terus?" Jawab Bintang yang membuat Lucas bingung. Jelas tadi Bintang melihat anak itu kan?

"Lo liatin dia kan tadi?"

"Gak, kata siapa?"

"Lah tadi jelas lo-" Belum selesai ucapannya, Bintang segera menyentil jidat Lucas. 

"DIH! Kurang ajar" Protes Lucas.

"Gue liat mading belakang tu cewe, bukan liatin cewenya. Jangan asal berasumsi."

Lucas hanya cengar-cengir dan duduk di sebelah Bintang. 

"Bagi PR dong tang. Gue belom nih nomor tujuh." Ujar Lucas.

Bintang hanya diam dan memberikan tugasnya. Sudah biasa Lucas meminta PRnya. Setidaknya, ia tidak meminta semua.

"Pulang ini ke rumah Hendery yuk? Dia sakit gak masuk jadinya."

"Hm."

Lucas mengangguk dan melihat hasil kerja Bintang. 

Bintang, sahabat dari kecilnya ini memang pintar. Selain karena dipaksa, Bintang sendiri pun sudah pintar. Kadang Lucas merasa kasihan pada Bintang, karena hidupnya monoton. Selalu ditentukan.

"Gak bisa." Ujar Bintang tiba - tiba.

"Hah?"

"Gue gak bisa pulang ini."

"Kenapa?"

"Harus kekantor papa."

Lucas menghela napasnya dan kembali menyalin. Iya, seperti itu hidup temannya.

================================

Luna membuka matanya. Ia melihat jam diatas meja belajarnya. 

Hari Senin. Luna segera menuju kamar mandinya, satu jam lagi bel sekolah.

"Kak, makan yuk."

Dirinya mengernyit, suaranya terdengar samar namun masih dapat ia dengar. Apa ibunya memanggil kakaknya?

Tok tok tok.

"Kak, makan. Sebentar lagi kamu sekolah loh."

"I-iya bentar maa!!" Balasnya setengah berteriak.

Luna segera buru-buru. Setelah merasa siap ia langsung mengambil tas. 

"Bentar.." Ucapnya pelan. Ia melihat tas yang bukan miliknya. Sedetik kemudian ia memperhatikan kamarnya secara teliti.

Ini benar kamarnya, tapi kenapa banyak peralatan yang berubah?

"Apa gue kecolongan semalem? Ah tapi.. ini bukan punya gue semua." Luna bergumam bingung dan mengambil buku hijau dimeja belajar dekatnya. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 18, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bintang. || Lee HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang