"Ta.. tapi.. gw udah pesan tiket ke Inggris buat sore nanti."
"Gak.. lu ikut gw ke New York aja. Kalau di Inggris gw gak bakal bisa mantau lu nantinya."
"Dan juga kalau seandainya Sean ngebuntuti lu gimana?"
"I-iya sih.. terus ini gimana?"
"Makanya lo nanti jangan datang bareng gw. Gw datang sejam lebih awal dan lo datang nanti pas pintu pesawat udah di buka. Lo langsung masuk dan gw masuk belakangan pas pintu pesawat udah mau ditutup. Pokoknya kita main cantik"
"Hmm.. oke deh.. gw balik dulu kalau gitu buat siap-siap."
"Gak. Lo tetap disini. Gw yang bakal urus masalah itu." Ucap Farrel dan langsung menyuruh seseorang untuk mengepak pakaiannya dan pakaian Olivia dengan segera.
'kruyuk kruyuk' (anggap bunyi perut)
Farrel langsung menoleh ke arah Olivia.
"Lo belum makan vi? Astaga anak lo kelaparan juga" panik Farrel
"Gimana gak lapar? Gw aja udah disini dari pagi sampai jam 10 nih. Dah mau siang." Ucap Olivia sambil menunjuk jam dinding di ruangan tersebut.
"Oh iya.. lo mau apa nih? Gw beliin"
"Dih tumben lo baik. Sering-sering kayak gini dong."
"Gw cuman baik ama dede bayinya. Kasian, dia laper. Kalo lo laper mah beli sendiri" ucap Farrel dengan nada mengejek.
"Shibal" umpat Olivia karena ia mengira Farrel perhatian ama dia. Eh nyatanya dia baik ke yang dalam perutnya.
"Eits.. mulut lo di jaga. Lo mau dia lahir gak ngowek malah bilang shibal?"
"Hahaha.. mana ada woi bayi baru lahir udah bicara." Ucap Olivia sambil tertawa terbahak-bahak.
"Ye.. di bilangin.. yaudah lo mau apa nih?"
"Gw mau nasi goreng, roti bakar, ayam bakar, udang tepung ama es krim vanilla. Oh jangan lupa susu"
"Gila.. lo belum makan berapa lama? Mau mukbang Lo?"
"Lo kan jarang tuh beliin gw makanan. Mumpung gratis, kenapa gak pesan banyak yekan"
"Lo yakin bisa ngabisin vi?"
"Oh.. bisa lah. Percaya sama gw."
"Oke bentar gw suruh Ben beli dulu. Lo gw antar ke antrian dokter kandungan yah? Gw udah nyuruh seseorang buat daftarin nama lo."
"Ulululu.. makasih banyak"
Farrel hanya menganggukkan kepalanya dan membawa Olivia ke antrian cek kandungan di ruangan dokter spesialis kandungan. Tidak memerlukan waktu lama untuk menunggu karena Farrel telah mendaftarkan nama Olivia saat ia meminta seseorang mengepak pakaian mereka dan sekalian daftarkan nama Olivia di antrian cek kandungan serta memesan kamar VIP.
"Olivia Pricilla Axton?"
Mendengar namanya dia panggil, Olivia segera berdiri dan masuk ke dalam ruangan bersama Farrel. Saat mereka masuk, mereka merasakan dingin dan melihat seorang dokter laki laki.
(Pasti dinginlah.. secara pake AC gitu loh🤣)
"Silahkan" ucap dokter kandungan tersebut dengan mengarahkan tangannya ke kursi.
Olivia duduk dan ditanya berbagai pertanyaan seputar masa kehamilannya. Dan setelah itu, Olivia lanjut di USG. Farrel hanya diam di tempat duduknya sembari memperhatikan Olivia dan dokter itu. Dan setelah itu, Olivia dan dokter itu kembali ke tempat duduk.
"Jadi begini, sebaiknya jangan biarkan istri anda stress atau tertekan. Ia juga tidak boleh melakukan pekerjaan berat.
Dan juga istri anda harus banyak istirahat karena janinnya lemah. Dilihat dari hasil pemeriksaan sebelumnya, sepertinya istri anda mendapatkan benturan keras di tubuh bagian belakangnya."
Olivia kaget karena dokter tiba-tiba mengatakan kalau Farrel adalah suaminya. sedangkan Farrel ternganga tidak tau harus menjawab apa. Karena ia tidak tau kalau Olivia mendapatkan benturan. Entah di dorong atau di pukul. Melihat raut wajah Farrel yang bingung, Olivia langsung mengatakan apa yang terjadi.
"Iya dok, saya gak sengaja ke dorong sampai membentur dinding."
"Anda sebagai suami harusnya menjaga istri anda! Bukan didorong kesana kemari."
Mendengar perkataan dokter tersebut, Farrel hanya diam mematung. Pasalnya ia tak pernah mendorong Olivia apalagi menjadi suaminya. Saat Farrel menoleh ke Olivia, ia melihat Olivia yang sedang menahan tawanya. Ia kesal karena di tuduh melakukan kdrt padahal ia sendiri belum berumah tangga.
Bersambung
Kasian si Farrel di tuduh kdrt🤣
Padahal yg ngelakuin Sean
Jangan lupa buat ninggalin jejak kalian ya.. komen atau vote 😊
