Labirinth : False

16 2 0
                                    

Tandai jika ada kesalahan : Typo , tanda baca , penyebutan nama , dsb dengan (!)

Happy Reading. . .

Diantara binar-binar manik jati yang menatap penuh asmara kala menghabiskan waktu bersama , aku yang mencintaimu sungguh angkuh ingin memiliki mu . Namun kau berulang kali menjadi alasan untuk ku tak melangkah mendekat dan memelukmu.

****

Berhari-hari berlalu dengan tenang , hubungan antara Ghia dan Aksa masih melekat bak sepasang sepatu . Semua yang bersekolah bahkan tau mereka berpacaran dan sudah menjalin hubungan yang lama namun masih romantis hingga saat ini .

Satu sisi aku tahu mungkin sebaiknya memang perasaan ini harusnya tak tumbuh dengan kurang ajarnya. Aku bahkan memimpi kan sebuah kencan mesra dengan sahabatku , hingga pagi menghancurkan hayalan itu. Namun aku sangat tahu , menjadi second lead dalam drama percintaan takkan bisa merasa bahagia walau bisa dekat dengan nya .

Melewati berhari-hari hanya untuk melepas dan melupakan , hati yang sangat spesial disuguhkan hanya untuk perempuan yang di puja nya kini habis tak bersisa. Namun semakin bertekad , semakin kuat untuk menjadi egois hanya untuk memuaskan hati , dengan merusak segala hubungan persahabatan dan memulai hidup kosong tanpa Ghia.

. . .

"Gue sebenernya gatau Gii , yang Lo pikirkan sekarang!! Apa emang Lo bisa se-egois itu untuk merusak kebahagiaan Ghia dengan Aksa."

Ditengah taman yang lumayan ramai , Gian berbincang dengan teman nya yaitu Bintang. Entah mengapa, setelah Bintang mengatakan hal itu membuat ku kembali mengurungkan niat untuk mengungkapkan segala nya. Tentang Aksa yang pergi kencan dengan wanita lain , tentang perasaan nya yang kian membuncah kian tak terkendali. Semua itu sungguh tak bisa Gian hindari sekaligus.

"Lo memang benar Bin!! Setidaknya gue emang gausah banyak berharap bahwa perasaan ini bakal berbalas. Tujuan utama Gue mencintai kan untuk membuat Ghia bahagia dan menjaga nya."

Gian berujar dengan sangat tenang , di dalam manik jati nya terlihat seolah hatinya sedang teriris oleh ketajaman cinta yang tak berbalas.

"Segitu dewasanya ya Lo Gi!!"

"Untuk bisa menghadapi semua ini , Gue emang harus bener-bener siap Bin! Ga bisa Gue lemah dan saat Gue ngambil keputusan untuk mulai mencintai Ghia , Gue harus bisa tau akibat dari perasaan Gue itu!!"

Gian kemudian tersenyum dengan terpaksa , Bintang tau jelas banyak luka yang Gian punya dari dulu hingga saat ini.

"Gue beneran salut sama elo Gi! Untuk sekarang !! Soalnya Gue dari tahun kemarin nasehatin elo tp kaga pernah di denger." Bintang memang sudah berteman dengan Gian sudah lumayan lama .

"Enak aja!!" Gian menoyor kepala Bintang. "Elo nasehatin aja pas Gue emg lagi down bgt ,, gapernah tuh sering bgt" Sewot Gian

"Ya iyaa lah ,, Kalau gue ya !! Nasehatin elo tiap hari , berbusa nih mulut. Lagian elo nya aja ngeyel , udah tahu nihh Ghia itu gabisa dimilikin masih aja setia tersakiti."
Bintang geram , suara yg terlontar cukup keras.

"Hehh!! Anjir ,, jangan keras banget lah . Ini taman kambing , bukan hutan." Gian menyapa dengan sekitar "maaf ya ! Dia emg gitu" senyum canggung "maaf ya"

Di tengah taman yang luas , kursi yang ditempati Gian dengan Bintang bersebrangan dengan kursi Aksa dan Ghia yang sedang Kencan , mereka saling membelakangi . Namun Ghia tahu dengan jelas apa yang tadi Bintang teriakan , hanya Ghia. Tidak untuk Aksa yang sangat fokus pada benda persegi yang membuat Ghia muak bersama Aksa sekarang.

Labirinth : Friendzone √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang