Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dua minggu lalu adalah hari yang paling membahagiakan untuk Jaemin dan Haechan. Setelah beberapa hari Jaemin tidak masuk kantor karena sering merasa tidak enak badan hingga membuatnya sering berlari ke kamar mandi setiap pagi, akhirnya keduanya pun memutuskan untuk pergi ke rumah sakit.
Dokter memang tidak menemukan hal aneh pada Jaemin. Lelaki tinggi itu tampak sehat dan tidak ada gejala penyakit apapun. Hingga pada akhirnya keduanya diminta untuk mengunjungi dokter kandungan. Keduanya bingung dan tidak mau berharap apapun. Namun siapa sangka, kabar baik itu datang. Haechan tengah mengandung dan usia kandungannya sudah empat minggu.
-Pregnant_
"Kau ini pintar sekali. Tidak mau membuat bundamu sakit, tetapi memberikannya kepada ayah, ya." Jaemin mengusap perut Haechan yang tengah berdiri tepat di sampingnya itu. Ia baru saja lari menuju kamar mandi, karena morning sickness yang dirasakannya.
"Siapa tahu aku yang kebagian ngidam." Haechan tersenyum. Membayangkan cerita Renjun kemarin ketika ngidam, membuatnya tidak sabar. Itu adalah momen yang paling menyenangkan ketika para suami dibuat pusing.
Sementara Jaemin tampak lesu membayangkan itu. Mengingat cerita Jeno beberapa minggu lalu mengenai fase ngidam Renjun, membuatnya tidak bersemangat. Ayolah, dia tidak mau seperti Jeno yang harus memakai kostum anjing di pagi hari untuk menemani Renjun jalan pagi. Terdengar biasa saja, namun hal yang paling membuatnya tidak percaya adalah Jeno terkesan seperti hewan peliharaan dengan tali yang berada di lehernya.
Jaemin menggeleng. Semoga ngidamnya tidak macam-macam. Tidak lucu kalau aku pakai kostum hewan, terus dikasih rantai sama Haechan.
"Kau kenapa menggeleng seperti itu?" tanya Haechan yang memandang Jaemin bingung.
"Tidak," balas Jaemin yang segera berdiri. "Chan. Kalau perihara tikus kayaknya lucu ya?"
Haechan berkedip. "Tadi kau bilang apa, Jaem?" tanya Haechan memastikan. Tidak mungkin kan suaminya itu mau memelihara tikus? Ya, Haechan pasti salah dengar.
"Tikus. Ayo pelihara tikus. Pasti lucu." Jaemin menjawab dengan mata berbinarnya. "Bukan tikus yang ada di got itu, tapi kayak keponakannya si Jerry yang cerewet itu loh."
"Tunggu." Haechan mengangkat tangan kanannya tepat di wajah Jaemin. "Biar aku ulang. Kau ingin memelihara tikus?" Haechan kembali menanyakan itu dan dijawab anggukan oleh Jaemin. "Hamster maksudmu?"
"Tidak. Tikus loh tikus. Bukan hamster, sayang." Jaemin mengulang sambil menekankan kata tikus.
Kepala Haechan seketika pusing. Tikus dan dirinya adalah musuh abadi. Dan Haechan tidak suka, karena dulu entah dari mana seekor tikus bisa masuk ke dalam rumah mereka dan membuat Haechan menjerit saking takutnya. Hitam dan besar. Haechan benar-benar benci.
"Tidak. Hamster, ok. Tikus tidak," putus Haechan yang membuat Jaemin merengut.
"Ayolah sayang. Cuma tikus kok. Bukan tikus yang hitam besar itu, tikus yang ada di toko hewan," pinta Jaemin yang masih merajuk.
Haechan semakin tambah pusing. Iya pusing, masalahnya DIMANA ADA TOKO HEWAN YANG MENJUAL TIKUS BUAT PELIHARAAN? Adanya hamster bukan tikus. Haechan rasanya mau menghantam kepala suami gantengnya yang sangat-sangat dicintainya itu dengan sebuah martil milik Thor. Sekalian kesamber petir biar sad—tunggu.
"KENAPA JADI KAU YANG NGIDAM?!" teriak Haechan.
Jaemin berkedip. Menunjuk dirinya sendiri. "Eh aku? Ngidam? Dari mananya? Aku kan cuman minta pelihara tikus doang."
Haechan memasang wajah datarnya. Sifat lola alias loading lama Jaemin kumat. Ia menarik napas dan membuangnya yang kemudian berlalu meninggalkan Jaemin yang masih meminta untuk memelihara tikus.
Tangannya meraih ponsel yang ada di nakas dan menghubungi Renjun.
"RENJUN! KENAPA JADI SUAMIKU YANG NGIDAM SIH?! MASA DIA MINTA PELIHARA TIKUS!"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
